PROLOG

45K 4.7K 1.7K
                                    

GAK MAU TAU, HARUS DIRAMEIN!!!
😂

Minimal absen kota dulu sini.
Dari mana aja nih yang udah hadir di prolog cerita Hasein???

Ada info tentang grup chat di bawah, jangan sampe gak dibaca, nanti ketinggalan infonya looohh

Oke, selamat membaca yaaahh

***

Kasih sayang tidak melulu harus ditunjukkan dengan cara yang wah. Kadang, hal sederhana yang jarang dilakukan oleh orang lain malah lebih terasa berkesan.

***

Hari pertama sekolah diantar oleh ayah. Apakah itu aneh? Ya harusnya sih tidak. Jadi hal wajar kalau kamu diantar saat pertama kali masuk TK atau SD. Tapi beda cerita kalau hal itu terjadi di masa SMA.

Hasan dan Husein mengalaminya. Ayahnya, namanya Alan, orang yang gak bisa dibilang enggak, kalau dia mau, ya harus. Seperti pagi ini, ketiga orang itu sudah turun dari mobil. Tidak aneh kalau mereka jadi sorotan semua orang. Yang dua kembar, yang satu tipikal om-om berwajah oriental yang sungguh tampan, mata wanita mana yang tidak akan tertarik untuk memandangi mereka?!

Ayo sapa Om Alan dulu; Halo Om.

Dua tangan Alan merentang, merangkul pundak kedua putranya. Tinggi mereka berdua sama, seleher Alan, namun kemungkinan masih bisa lebih tinggi. Tidak heran, gen-nya tidak ada yang pendek. Dari kakek buyutnya sudah tinggi semua. Ashwa yang mana ibunya pun masuk kategori tinggi kalau diukur dari standar tinggi tubuh wanita Indonesia. Jadi tidak heran kalau semua anaknya jangkung-jangkung.

"Mau nganter sampe kelas beneran, Bi?" tanya sang anak bungsu, Husein.

"Iya, dong."

Hasan menyela, "Alah, kemarin aja waktu MPLS gak mau anter kita ke sekolah."

"Iya lah. Kalian pake name tag segede karton, bikin malu, hih."

Astaghfirullahaladzim. Ayah macam apa itu? Ya ayah macam Alan. Kedua putranya sudah sangat biasa dengan gurauannya yang menguras kesabaran. Dan seperti keinginannya, Alan mengantar kedua putranya untuk sampai di kelas. Berlebihan kah? Ya kalau tidak berlebihan bukan Alan namanya. Lagipula si kembar tidak keberatan. Mereka senang dengan hal sederhana yang sangat jarang orang tua lain lakukan untuk anak-anaknya. Abinya memang memiliki caranya sendiri untuk menunjukkan kasih sayangnya.

Kasih sayang tidak melulu harus ditunjukkan dengan cara yang wah. Kadang, hal sederhana yang jarang dilakukan oleh orang lain malah lebih terasa berkesan.

Di sepanjang jalan menuju kelas, yang mana harus melewati koridor panjang dan berbelok-belok, tidak jarang beberapa pasang mata memperhatikan ketiganya. Mereka semua berhasil tercuri perhatiannya. Namun ketiganya malah sibuk mengobrol di sepanjang jalan, tak mempedulikan semua tatap itu karena sudah terbiasa.

"Tau gak, ini sekolah punya temennya Abi, loh."

"Oh pantesan, kita pas daftar masuknya dapet harga diskon," celetukan Hasan membuat Alan mendelik. Tapi emang bener sih.

"Orang kaya tetep gak boleh menolak diskon," jawab Alan.

"Gak boleh menolak rezeki ya kan, Bi," kata putra yang satunya. Alan pun mengacungkan dua ibu jarinya. Anaknya emang pinter-pinter.

"Dimana sih kelasnya? Jauh banget."

"Udah cape, Bi? Aku maklumin, sih, pasti faktor usia."

Alan membenturkan kepalanya pada kepala Hasan. Anaknya yang satu ini kalau bercanda emang suka bener, makannya Alan gak suka.

Hasein [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang