12. Maaf

12.6K 2.7K 698
                                    

Alhamdulillah, bisa update hehe

Seneng gaaakk???

Semoga seneng ya pagi pagi dapet notif Hasein hehe lumayan aku dapet pahala membahagiakan orang lain. Kalian juga bisa dapet pahala kalau membahagiakan aku dengan cara kasih komentar dan vote nya. Itung itung ngasih penghargaan untuk penulis receh ini wkwk

Maaf ya, aku baru selesai ngetik naskah TSS yang mau naik cetak, jadi jarang ngurus wattpad. Yang follow ig ku pasti udah tau infonya :)

Dan karena sebentar lagi Open PO, aku bakal makin jarang ngurus wattpad, soalnya gak bisa ngebagi pikiran antara nulis dan ngurus PO.

Oh ya, untuk yang gak follow ig ku, aku infoin di sini aja kalau extra part TSS nanti bakal di update lagi. Info update nya nanti bisa lihat di insta story gaes

Oke, selamat membaca ✨
Jangan lupa vote dan komentar yah 🔥🔥

✨✨✨✨








Malu minta maaf adalah hal yang memalukan.

~HASEIN~
Adelia Nurahma

Toxic.

Syila memiliki hubungan yang seperti itu dengan Martin. Dulu... Hingga saat ini. Martin tidak mau melepasnya. Martin menginginkannya. Martin terobsesi padanya. Semua orang menjauhinya karena fitnah yang Martin sebarkan. Ayahnya tidak berpihak padanya. Hanya Erwin yang mengerti. Hanya Erwin yang terus berada di sisinya tanpa peduli apa yang Martin ocehkan. Syila tersiksa. Ia sangat menyesal. Ia sangat membenci Martin. Tapi meski begitu, malam ini, ia tetap tidak bisa menghindari lelaki itu.

"Gue abis jalan sama Martin."

Syila mulai bercerita saat dirinya sudah tenang. Mereka masih duduk di kursi halte, saling duduk di ujung yang berlawanan. Sambil melihat kendaraan yang berlalu lalang, Syila melanjutkan.

"Dipaksa papa. Martin bilang ke papa, dia berantem untuk gue. Jam tujuh dia dateng ajak gue pergi. Gue nolak, tapi papa nyudutin gue terus. Gue makan malem sambil dengerin dia ngoceh. Dia emang baik banget sama gue, sabar banget meski gue maki-maki. Tapi di belakang gue, dia ngelakuin segala cara untuk buat orang-orang jauh dari gue. Gue gak punya temen karena omongan dia ke orang-orang."

"Di jalan pulang, dia ceritain sebab dia berantem sama lo. Rasanya gue malu banget. Gue marah sama dia dan minta turun di jalan. Kayaknya dia gak bakal berhentiin mobilnya kalo gue gak ngancem mau lompat."

Syila menoleh, menatap Hasan yang setia mendengarkan. "Dia bilang apa ke lo?" tanyanya.

"Katanya dia udah ceritain?"

"Gue takut dia bohong."

"He said, you are good kisser."

Bibir merah muda itu terbuka, reaksi terkejut darinya. Sampai akhirnya mengatup rapat dan keluar tawa dari sana. Ternyata Martin jujur.

"Gila. Gue bahkan gak pernah ciuman."

Hasan mengepalkan tangannya. Entahlah, tanpa sadar ia melakukan itu. Sungguh fitnah yang keji. Pikirnya. Dan bodohnya dia percaya. Mungkin karena... Ia pernah mendengar sendiri kalau gadis ini sering pergi ke tempat yang sangat tabu baginya.

"Lo pasti percaya. Gak papa. Manusia emang kaya gitu. Mudah menerima hal-hal buruk yang masuk ke telinga."

Hasan tertunduk, merutuki kebodohannya sendiri karena ia adalah manusia itu.

Hasein [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang