11. Tears

15.6K 2.6K 947
                                    

Alhamdulillah bisa double update

Ayo bersyukur dulu ✨
Hehe

Selamat membaca ❤

Jangan lupa ramaikan yaaaah

🔥











"I can't leave you alone."
-Hasan-

~HASEIN~
Adelia Nurahma

"Berantem gak bikin lo keliatan lebih kuat. Malah semakin nunjukkin kalo lo gak bisa pakai otak."

Kalau sudah begini, keahlian kalimat pedas Hasan dalam sekejap berpindah ke Husein. Husein bisa menjadi sangat galak kalau sudah mendapati Hasan kelewatan. Benar, Husein memang sedang memarahi Hasan saat ini. Sambil ia mengobati lukanya.

"Jangan bilang abi," pinta Hasan.

"Abi pasti udah tau. Ini bukan masalah kecil. Lagipula gimana cara nyembunyiinnya kalo muka lo memar gini? Dan lagi, abi nanti pasti dipanggil ke sekolah. Lagian lo kok bisa berantem sih?"

"Dia bikin gue kesel. Padahal gue udah sabar banget. Pas gue udah bener-bener ngerasa dipuncaknya, gue dorong dia ngejauh. Ngusir dia sebelum gue bener-bener lost control. Gue liat dia pergi. Oke lah, gue nenangin diri, langsung balik badan buat masuk ke perpus, tapi tiba-tiba dia ngebalikin gue terus mukul. Gak terima, gue bales. Yaudah, kelanjutan."

Husein menghela napasnya. "Pasti awalnya mulut lo nih yang memulai percikan-percikan emosi."

"Ck, Harusnya lo belain gue."

"Gue gak belain siapa-siapa. Lo salah, dia salah. Kekerasan gak bisa dibenarkan."

Hasan cemberut. Setelah selesai diobati oleh Husein, ia merebahkan tubuhnya di atas brankar UKS itu.

Hari ini sangat menyebalkan.

Beberapa menit yang lalu. Di depan pintu perpustakaan.

"Gak usah cari keributan dan permaluin diri sendiri. Gue yakin lo dari keluarga terhormat."

"Minggir gue bilang. Gue gak ada urusan sama lo."

Hasan menepis tangan yang menuding wajahnya. Kemudian ia bertanya.

"Urusan lo sama siapa?"

"Hasan."

"Gue Hasan. Apa perlu gue tunjukkin KTP gue?"

Martin malah terlihat semakin kesal. "Jadi yang sama Syila sekarang Husein? Ada apa sama kalian? Kalian ngegilir Syila?"

"Lo pikir dia piala bergilir?! Apa salahnya Syila temenan sama kita? Lo gak usah over posesif. Lo bukan siapa-siapanya."

"Gue gak peduli sama bacotan lo. Minggir gue bilang! Gue mau ketemu Syila."

"And then, lo mau apa kalo ketemu dia? Mau mohon-mohon ke dia buat balikan lagi? Atau mau ngehujat adek gue? Dua-duanya bakal permaluin diri lo sendiri."

"Damn, sekali lagi gue bilang, gue gak butuh ceramah lo!"

Hasan menghela napas panjang. Mereka sudah jadi tontonan orang-orang sekitar karena Martin begitu berisik.

"Gue aja yang masuk. Biar gue panggil Husein sama Arsyila ke luar," tawarnya. Namun Martin menolak dengan keras.

"Gue gak butuh. Minggir! Apa susahnya sih biarin gue masuk?"

Hasein [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang