CIEL hotel. Sebenarnya Eunha muak sekali dengan tempat ini. Setiap mengingat nama hotel itu, selalu terbayang sosok orang gila super menyebalkan yang datang tanpa izin mengacaukan hati dan pikirannya.Namun demi Taehyung. Dirinya rela datang lagi. Membawa seulas senyum mewarnai tawa sumringah ketika saling menyapa di lantai satu tempat restoran mewah berada.
Oh! Bukan kamar hotel yang Taehyung sewa. Melainkan restoran yang sudah menghidangkan banyak menu lezat mungkin---makanan kesukaan Eunha semua.
Pintar sekali mengetahui kesukaannya. Eunha girang bukan main dalam hati sendiri.
"Apa menungguku terlalu lama?" Taehyung hanya menggeleng menjawab pertanyaan itu. Mempersilahkan sang ratu duduk. Ya, ratu tercantik dari segala perempuan yang pernah ditemui. Lee Eunha memang berbeda. Berkelas dan penuh pesona.
Suasana disekitar agak sepi. Karena waktu sudah larut dengan gelapnya langit malam. Tetapi alunan melodi indah yang terputar membuat tempat ini jauh lebih romantis. Lilin dalam gelas kecil dibiarkan menyala. Salah satu tanda cinta ketika dua insan pergi berkencan dan makan malam di sebuah restoran.
Eunha tampil dengan gaya barunya. Bukan gaun yang tadi dipakai saat pergi ke pesta. Wanita itu kini tampil cantik dengan balutan mini dress berbahan beludru, memiliki perpotongan bagian pada dada yang menurun, sehingga garis tengah payudara sintalnya terekspos jelas. Indah sekali bagai pahatan mahakarya seniman terkemuka.
Heels setinggi 15 cm menghiasi kedua kaki. Ditemani aksesoris bernilai fantastic, semakin mempercantik tampilan Lee Eunha saat ini.
"Jadi, apa maksudmu, aku harus telanjang di tempat ini juga, Tae?" Suara Eunha berseru. Taehyung terkekeh sejenak sambil meminum minuman anggur dalam gelas kaca yang digenggam. Terus memperhatikan ke arah Eunha. Menikmati pemandangan wajah cantik itu sejak tadi.
Entah Eunha terlalu polos, atau memang sedang berpura-pura menjadi lugu. Tetapi wanita Lee itu sungguh menggemaskan. Taehyung tertarik seratus persen.
Berbeda dari perempuan biasanya yang kerap menjadi teman diatas ranjang sepanjang malam.
"Apa aku akan membiarkan tubuh indah milikmu dipertontonkan ditempat umum? Tentu jawabannya tidak."
"Selain tampan, kau penuh perhatian. Terima kasih sudah peduli dengan tubuhku."
"Jika aku tertarik dengan seseorang. Maka dia tidak ku pandang sebagai jalang sungguhan. Aku yakin kau perempuan terhormat dan tidak sembarangan." Sebenarnya ucapan ini agak membuat Eunha sedih sekaligus dibuat heran.
Eunha sedih lantaran dirinya sudah tidak sesuci dan seterhormat yang Taehyung pikirkan.
Dan dirinya juga heran, lelaki sebaik Taehyung bisa menjadi target klan Kim untuk dihabisi.
Eunha bertanya-tanya dalam benak sendiri. Apa ucapan Jungkook benar? Beberapa informasi yang klan Kim dapat tidak sepenuhnya jelas dan rinci?
Sampai detik inipun Eunha selalu penasaran dengan sosok bos besar klan Kim. Siapa sebenarnya?
"Sudah punya kekasih?" Pertanyaan Taehyung membuyarkan isi dalam kepala Eunha.
Hendak menyantap daging yang sudah dipotong. Namun urung lantaran tertawa mendengar ucapan Taehyung barusan.
"Jika aku punya kekasih, apa aku akan mengajakmu berkencan seperti sekarang?"
"Bagus kalau begitu. Nanti aku yang jadi kekasihmu, ya." Taehyung sekali lagi tersenyum dengan tatajam tajam mengintimidasi.
Eunha hampir saja pingsan ditempat lantaran kehabisan nafas. Ini buka candaan. Kim Taehyung benar-benar sosok dewa yang tak terbantahkan ketampanan dan visual memukaunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[M] C I E L
FanfictionLee Eunha, mafia cantik yang gagal menyelesaikan misi terbesar dalam sejarah permafiaan. Berniat membalaskan dendam atas kematian sang ayah. Ia justru terjebak dalam kisah romansa yang sangat dibencinya dalam seumur hidup. Bagi Eunha, cinta itu bull...