Jungkook menerima lemparan botol air mineral pemberian Jimin. Walau lengan terluka, tenaga Jungkook tidak habis disitu. Tetap kuat bahkan sangat-sangat kuat. Masih bisa tersenyum dan itu menawan. Tampan seperti biasanya.Duduk dimobil berdua menunggu Namjoon dan Hoseok menyusul. Seingat dari informasi, kedua lelaki itu kini tengah sibuk dengan urusan. Namjoon menyelesaikan kasus penangkapan Kim Jong Suk. Sementara Hoseok menunggu Ryu tiba.
"Aku akan bertanya. Dan kau harus menjawabnya dengan jujur Park Jimin!" Menyorot dengan penuh intimidasi. Jimin hanya memperlihatkan ekspresi cukup tenang. Menikmati minuman dingin yang menyegarkan tenggorokkan. Sedang Jungkook telah mulai pada pertanyaan yang mungkin akan mendapat sebuah kepastian.
Hanya berharap Jimin paham tentang topik kali ini. Lelaki Park itu dikenal bodoh dan tidak mudah tanggap. Jungkook jadi ragu jika ingin banyak tahu sesuatu dari Jimin.
"Cepat katakan ingin tanya apa? Kau membuatku penasaran, Jeon-" kemarin musuh yang begitu dibenci dan ingin sekali memberi bogeman. Namun sekarang cukup menjadi teman biasa. Tidak dekat, tidak pula acuh.
"Apa benar Eunha punya hubungan spesial dengan Taehyung?" Pada akhirnya Jungkook bertanya. Lelah juga memikirkan itu sendirian. Setidaknya sudah lebih lega.
Jimin refleks tertawa kuat. Tampak begitu gembira seolah senang dengan hal yang menurutnya lucu dan pantas diberi canda.
Terlalu shock hingga rasanya ingin tertawa tanpa henti. Terlebih melihat wajah serius Jungkook. Semua seolah memang benar-benar lucu.
Tidak mengerti oleh respon yang Jimin berikan. Kali ini Jungkook menatap dengan ekspresi seram seperti sebelumnya. Membuat Jimin mulai bisa fokus dan lekas memberi jawabannya langsung.
"Lalu kau akan percaya jika Eunha dan Taehyung benar-benar berhubungan spesial? Begitu?"
"Hei monyet! Aku bertanya. Dan kau malah balik bertanya padaku?" Jungkook hanya geram karena Jimin ternyata memang bodoh sungguhan.
"Baiklah. Dengarkan. Aku hanya bicara satu kali tanpa ada ulangan. Simak baik-baik, bung!"
Keduanya tidak terlalu dekat seperti bagaimana Jimin dengan anggota klan Kim yang lain. Namun hanya lewat pembahasan ringan seperti ini, Jungkook bisa mengadaptasikan diri. Tahu sedikit demi sedikit dalam lingkungan klan Kim.
"Jika Eunha punya kekasih. Itu adalah sebuah moment emas bagi kami semua klan Kim. Nyatanya, Eunha tetaplah Lee Eunha yang kolot akan hal picisan seperti itu. Sejak dulu, Eunha benci yang namanya jatuh cinta. Ia terkadang tertarik dengan para target berwajah tampan. Mungkin itu sebuah hobi dimana ia suka mengoleksi barisan lelaki tampan. Tapi untuk cinta atau bahkan menikah, Eunha tidak semudah itu melakukannya."
"Jadi maksudmu, Eunha berbohong bilang jika Taehyung kekasihnya?"
Jimin tertawa renyah. Sangat kencang seolah bentuk kelucuan ada saat ini dalam percakapan serius keduanya. Melihat itu Jungkook jadi ikut kesal. Jimin seolah meremehkan dirinya.
"Apa kalau aku bilang Eunha adalah kekasihku dan kau akan percaya begitu saja?" Sarkas Jimin menjawab lagi. "Jeon Jungkook, aku kira kau memang pintar dalam segala bidang. Tapi dalam hal asmara kau masih terbilang lemah juga."
"Jaga ucapanmu."
"Aku jadi penasaran, kenapa bisa kalian berdua tidur bersama sebelum kejadian salah target. Jika kau memang mabuk. Ku pikir hidupmu tidak setenang yang aku bayangkan."
Jungkook lelah bicara dengan Jimin. Memilih keluar dari dalam mobil milik Namjoon. Bukan kepentingan Jimin juga harus tahu mengapa ia mabuk pada malam itu. Yang jelas, Jungkook samar-samar masih mengingat, ia kehilangan kendali setelah memperingati hari kematian ayah dan ibu kandungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[M] C I E L
Fiksi PenggemarLee Eunha, mafia cantik yang gagal menyelesaikan misi terbesar dalam sejarah permafiaan. Berniat membalaskan dendam atas kematian sang ayah. Ia justru terjebak dalam kisah romansa yang sangat dibencinya dalam seumur hidup. Bagi Eunha, cinta itu bull...