[16] Heart's Desire

3.2K 588 137
                                    


"Gadismu cantik juga. Apa dia bagian dari klan Kim?" Jungkook menatap Ryu dengan pandangan cerah. Kecantikan kekasih Hoseok memang memancarkan kagum. Terlebih sosok Ryu yang penyayang dan lemah lembut, point utama para lelaki jatuh hati.

Tidak. Jungkook tidak tertarik pada Ryu. Hanya penasaran, mungkin agak kaget melihat Hoseok memiliki Ryu yang menawan sebagai kekasih lelaku Jung itu.

Sarapan pagi kali ini sengaja dihadiri Jungkook. Bukan tanpa sebab. Namjoon yang menyuruh. Sesuai janji dimana hari kemarin pertempuran di bandara membawa jawaban yang mengejutkan.

Lee Eunha belum bangun dari alam mimpi. Wanita itu telat untuk sarapan. Sudah biasa Eunha akan makan sendirian tanpa yang lain karena terlambat bangun tidur.

Jikalaupun bangun sekarang. Mungkin Eunha tidak berselera makan melihat sosok Jeon Jungkook duduk manis di meja makan.

"Aku akui, kau memang luar biasa untuk kasus salah paham kemarin. Kim Jong Suk akan memulai sidangnya di pengadilan dan menerima hukuman lebih dari 20 tahun penjara. Nasib anak panti akan lebih aman tanpa ada provokator lagi." Namjoon memainkan sumpit makan. Pagi ini Ryu, Hoseok dan Seokjin yang memasak. Beberapa menu tidak berat tersaji. Salah satunya telur mata sapi. Ini kesukaan Eunha juga. Sayang sekali wanita itu belum bangun tidur.

Jungkook ikut senang mendengar info tentang Jong Suk yang sudah akan memulai hukuman di jeruji penjara. Sekarang waktunya lelaki itu untuk menagih janji. Klan Kim akan jadi miliknya. Itu persyaratan yang kemarin disepakati bersama.

"Tapi tidak untuk opsi klan ini akan jadi milikmu, Jeon. Kau juga sudah merampas seluruh harta milik keluarga Wang. Kau tahu? Kekasih dari mantan istrimu, lelaki yang menghamili Wang Yiren, dia adalah Kim Jong Suk."

Jungkook tidak tahu info tentang ini. Tentu keterkejutan hadir. Tidak menyangka bagaimana dunia memang begitu sempit.

"Serius? Jadi sekarang bagaimana nasib gadis itu?" Jimin ingin tahu, terlebih saat melihat foto Wang Yiren yang sangat cantik. Malang sekali nasib gadis Wang itu.

Namjoon mengangguk paham. Semua data yang Yoongi rekap semalam sudah tersusun rapi. Kini hanya akan ada penjelasan lebih rinci, termasuk untuk target berikutnya yang perlu pengecekan agar tidak lagi membunuh orang yang salah.

"Dia mungkin akan jadi gelandangan di jalan? Atau jika Jungkook masih bersedia, rujukpun tidak apa-"

"Aku sudah tidak ada urusannya lagi dengan itu." Jawab Jungkook cepat.

Namjoon tahu jika lelaki Jeon itu kini tertarik dengan adiknya. Bagaimana cara Jungkook menatap Eunha. Semua terjawab bahwa rasa cinta hadir. Hanya saja, Lee Eunha yang kolot akan cinta sangat sulit disuguhkan oleh hal seperti itu. Namjoon tidak tahu akan bagaimana kedepannya kisah dua insan tersebut.

Bukan ingin melarang. Namjoon juga tidak bisa mengekang atau mengatur hidup Eunha. Walau mendiang ayah wanita itu berpesan padanya agar melindungi. Dan Namjoon tetap akan melakukan pesan itu sebagaimana hal baik yang dirinya berikan.

"Hei, setidaknya kau punya rasa iba. Kembalikan seperempat harta dari yang kau ambil. Itu juga bukan milikmu kan?" Seokjin sebenarnya berniat menasehati. Kalimat itu justru terdengar seperti menyerang Jungkook.

Menatap penuh keseriusan. Jungkook kesal sekali karena dituduh yang bukan-bukan.

Lelaki itu benci hal seperti ini. Tidak enak saja disudutkan apalagi dicap yang bukan dirinya sekali.

"Kau pikir aku menikmati uang itu? Semua sudah aku serahkan pada pemerintah China. Uang asuransi yang seharusnya dikeluarkan untuk banyak korban kecelakaan dan meninggal. Sudah dicairkan dan semua kembali mendapat keadilan. Jika tanpa korupsi itu, keluarga Wang bukanlah apa-apa." Jungkook menjawab tanpa ragu. "Setidaknya jangan asal bicara jika tidak tahu apa-apa." Sambungnya marah. Jungkook hanya masih menahan lantaran tujuannya memilik klan Kim belum terpenuhi.

[M] C I E L Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang