Butik ternama tentu memiliki pakaian branded yang berkelas dan digandrungi banyak wanita kaya raya. Salah satunya adalah Lee Eunha. Berbelanja hasil dari meretas uang di rekening Jungkook. Kenikmatan yang tak bisa tertandingi oleh apapun.Yiren dan Jimin kali ini menemani. Membantu membawakan belanjaan Eunha yang sudah seperti gunung, menumpuk banyak sekali.
Malam nanti wanita Lee itu berencana akan pergi kencan dengan Taehyung. Berkeliling Eropa sebenarnya menyenangkan. Namun Eunha tidak bisa bepergian keluar negeri mengingat klannya akhir bulan nanti akan melakukan misi menghancurkan tuan Kim sebelum semua diakhiri.
Bayangan ketika Namjoon masih berada bersama klan Kim. Suka duka, dihadapi bersama. Namjoon kerap mengingatkan agar anggota lain tidak mabuk berlebihan dan lebih mementingkan kesehatan masing-masing. Namjoon ketua terbaik yang pernah ada. Disanalah, Eunha mengetahui, tidak ada yang bisa menggantikan sosok Namjoon sekalipun Taehyung sang adik terlihat baik. Karena Namjoon jauh lebih baik lagi.
Selesai belanja tadinya berniat untuk menikmati waktu minum di cafe. Mobil mereka terparkir dalam sebuah basement. Hendak menuju kesana, langkah mereka terhalang ketika Jungkook muncul, menarik Yiren secara paksa lalu mengancam Jimin dengan mengumpankan pistol di kepala wanita Wang tersebut.
Melihat keadaan tercekik. Eunha memaki dalam hati bisa-bisanya ia lupa membawa senjata sendiri. Wanita itu menatap tajam sosok lelaki Jeon yang tiba-tiba datang membuat masalah lagi.
"Park Jimin, aku tahu kau menyukai Yiren. Jadi, biarkan Lee Eunha pergi bersamaku. Atau Yiren ku habisi dengan pistolku? Pilih yang mana?" Sekali licik, selamanya Jungkook tetap licik. Walau dikuras habis uangnya, namun akal cerdik Jungkook tak kalah cerdas dari orang genius lainnya.
Pilihan itu sulit. Jimin tidak mau Yiren harus terbunuh hanya karena hal konyol permintaan dari Jungkook barusan. Sementara Eunha sudah geram. Dirinya jengkel karena Jungkook memanfaatkan kesempatan seperti ini untuk menemuinya. Pengecut sekali.
"Sialan! Lepaskan aku brengsek!" Yiren berusaha melepaskan diri dari dekapan lengan Jungkook dibelakang tubuhnya. Namun tenaga pria tetap lebih kuat. Yiren malah semakin berdebar jika ia akan mati terbunuh sekarang juga.
"Eunha-ya, kau mau diajak pergi dengannya?" Jimin bertanya dulu. Meminta pendapat. Ia tidak tahu harus melakukan apa. Jimin jadi kebingungan karena sudah menyangkut tentang keselamatan Yiren.
"Jelas aku tidak mau."
"Tapi aku ingin Yiren selamat. Kau ikut saja dengannya, ya? Kalau denganmu, dia mana bisa menghabisimu-"
"Park Jimin!-" Eunha sudah melotot ketika lengannya ditarik paksa oleh Jimin. Diberikan ke Jungkook sedang lelaki Park itu menarik balik tubuh Yiren yang akhirnya lepas dari ancaman.
Pertukaran itu berjalan baik. Jungkook memperlihatkan smirk sebelum akhirnya membopong tubuh Eunha ikut pergi masuk ke dalam mobilnya.
Jungkook tak mengindahkan suara teriakan memberontak dari wanita itu. Sekalipun kepalanya sudah dipukul berkali-kali oleh kepalan tangan milik Eunha.
"Kau yakin membiarkan Eunha dibawa oleh pria brengsek itu, Jim?" Yiren agak panik. Ia belum bisa percaya jika Jungkook itu orang baik.
Jimin sebenarnya ragu. Tetapi hati kecilnya berteriak jika Eunha pasti akan baik-baik saja. Eunha tidak mungkin disakiti mengingat semalam saat kehamilan wanita itu terbongkar, Jungkook berniat untuk bertanggung jawab.
"Aku percaya Eunha bisa selamat sekalipun dibawa oleh Jungkook."
"Kau gila! Aku akan menyusul mereka-"
"Sudah biarkan saja. Nanti juga pasti Eunha pulang." Jimin mencegah pergelangan tangan Yiren. Mereka bertatapan sebentar. Lalu kemudian Yiren membuang muka ketika tatapan Jimin sangat tulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
[M] C I E L
FanfictionLee Eunha, mafia cantik yang gagal menyelesaikan misi terbesar dalam sejarah permafiaan. Berniat membalaskan dendam atas kematian sang ayah. Ia justru terjebak dalam kisah romansa yang sangat dibencinya dalam seumur hidup. Bagi Eunha, cinta itu bull...