[36] Mixed Into Disaster

2.6K 535 242
                                    


"Jadi, kapan ingin melangsungkan pernikahan? Sudah lama berhubungan, apa tidak punya rencana membina rumah tangga?" Segelas teh hangat disambut manis oleh senyuman menawan milik wanita cantik bergigi kelinci itu. Sudah beberapa hari tidak berkunjung kemari, rasanya rindu sekali.

"Secepatnya, Bu. Dia juga sudah berjanji akan menikahiku, kok." Ryu menjawab pertanyaan sang ibu dengan sopan.

Nyonya Jang ibu dari Ryu ikut tersenyum. Hanya memiliki satu putri, terlebih diusia yang sudah mantap untuk menikah. Tentu keinginan memiliki cucu lebih besar. Terlebih teman-teman yang lainnya juga sudah mulai menggendong cucu masing-masing.

Jang Ryu Ra, telah sepakat akan menikah dengan Hoseok kekasihnya setelah semua pekerjaan Hoseok bersama klan Kim selesai. Mungkin memang Park Seo Joon akan menjadi target akhir klan Kim dalam misi membunuh.

Kejahatan Seo Joon sudah tak terkendali. Banyak tersangkut kasus, tetapi juga bebas dari jerat hukum negara. Sumpah, Ryu kesal sekali dengan lelaki itu.

"Ibu ingin yang terbaik untuk putri ibu. Jangan membuat ibumu yang sudah paruh baya ini kecewa, ya." Mengusap pipi Ryu. Menatap paras cantik milik putrinya. Nyonya Jang agak sedih, ia hanya merasa sesuatu yang buruk mengganggu pikirannya akhir-akhir ini. Oleh sebab itu, menyuruh Ryu untuk datang ke rumah sekaligus melepas rindu.

"Ibu tenang saja. Aku berjanji tidak akan pernah mengecewakan ibu."

Selesai pertemuan dengan sang ibu. Ryu kembali ke mansion pagi ini. Sesuai rencana, dimana misi untuk penembakkan Seo Joon akan Eunha lakukan. Wanita Lee itu juga tengah bersiap. Seluruh monitor milik Yoongi menjadi pusatnya saat ini.

Akan ada acara penting dalam aula CIEL hotel. Yoongi memberi info terbaru. Park Seo Joon tengah dalam persiapan mencalon untuk walikota baru di Seoul. Semua petinggi dalam partai berkumpul untuk membahas tentang ini lebih lanjut.

Hal itu membuat Jimin mencibir. Manusia seperti Seo Joon ingin mencalon jadi walikota? Jimin bahkan tidak yakin Seo Joon bisa kencing dengan benar. Laki-laki pengecut yang hanya bisa mengandalkan uang sekalipun berbuat kriminal.

"Akan ada banyak polisi berjaga. Ini sedikit sulit untuk melumpuhkannya." Hoseok mengamati titik merah pada tablet. Ditemani Ryu disamping juga.

"Polisi hanya patung sampah yang tidak ada gunanya. Untuk apa ditakuti!" Eunha terlalu membenci pekerjaan itu. Kematian sang ayah yang tragis ditangan seorang polisi tidak akan pernah Eunha lupakan begitu saja.

"Bagaimana dengan Jungkook? Aku takut dia malah menghabisimu juga nanti-" Seokjin jadi teringat Namjoon. Ketua terbaik klan ini yang harus gugur ditangan Jungkook.

Jika kejadian yang sama terulang kembali. Mungkin klan Kim benar-benar akan hancur untuk selamanya.

"Jungkook menjadi urusanku. Lee Eunha, kau fokus dengan Park Seo Joon saja." Taehyung muncul dibalik pintu setelah berhasil membuka sandinya.

Laki-laki itu sudah siap dengan penampilan cukup rapi. Jas hitam dengan hiasan dasi penuh wibawa. Sosok Kim satu itu kini malah menjadi pusat perhatian seluruh orang di mansion terlebih Eunha.

"Hm, kenapa memandangiku begitu? Aku tahu aku tampan. Jangan berlebihan menatapku."

"Percaya diri sekali. Tapi itu memang fakta." Ryu menyahut. Tertawa kecil lantas dibalas oleh kekehan Taehyung.

Kembali pada rencana. Sudah mendapatkan titik terang dimana Eunha akan menjalankan aksi. Wanita itu bisa melihat bagaimana aula hotel kini dijaga ketat sekali. Eunha tertawa miris. Bahkan tim kepolisian dari pemerintahpun bisa dibodohi oleh sosok seperti Seo Joon.

Tentu saja Eunha tidak rela Seo Joon bisa hidup damai setelah apa yang laki-laki itu perbuat.

Jika bukan berawal dari Seo Joon, tidak akan ada misi di Malta, tidak akan kehilangan Namjoon juga. Semua niat Jungkook untuk balas dendam tersalurkan karena bantuan dari Seo Joon juga. Tak bisa dimaafkan oleh Eunha.

[M] C I E L Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang