[18] Menyesal

3K 575 129
                                    


"Biar aku saja yang melakukannya-" Jungkook bersiap dengan alat tatto ditangannya. Melihat hal itu, kedua mata Eunha membelalak.

"Yha! Kalau kau yang melakukannya, aku bisa mati!" Protes itu bentuk rasa tidak sukanya. Sudah sejak awal memang wanita itu benci Jungkook.

Pokoknya benci. Titik.

Pluk!!!  Jitakkan ringan mendarat di kening Eunha. Menatap seolah meyakinkan. Bagaimanapun Jungkook juga hebat dalam hal ini.

Seharusnya Eunha bisa menurut. Kenapa hanya dengan Taehyung saja bersikap baiknya? Itu pertanyaan yang tiap saat bersarang dibenak Jungkook.

"Miss Lee, tidak ada orang mati karena di tatto. Kalau sakit iya. Tapi tidak sesakit saat pertama kali ku masuki."

"Dasar monyet!" Eunha menatap ke arah dimana Kim Taehyung hanya diam saja menyaksikan. Sebal sekali dengan Taehyung sekarang. Karena membiarkan Jungkook seenak jidatnya sendiri.

"Kalau aku monyet, kau apa? Monyet betinanya?"

Lama-lama Taehyung malas dengan perdebatan itu. Sikapnya yang memang dingin dan tenang hanya bisa menggeleng. Ia baru sadar, Jungkook ketika berhadapan dengan Eunha, sisi konyolnya lebih dari saat bersamanya.

Sekarang Taehyung malah ragu, apakah dua orang didepannya ini memang sosok mengerikan yang kerap berurusan dengan para penjahat kelas kakap.

"Sudah tidak perlu berbohong denganku. Taehyung ini temanku. Dia bukan kekasihmu, kan? Kenapa harus pura-pura denganku?"

Eunha sebenarnya malu. Niat buruknya yang telah berbohong diketahui Jungkook. Lupa juga jika lelaki Jeon itu kenal dengan Taehyung. Sekarang Eunha yang juga malu pada Taehyung. Mengintip wajah tampan lelaki Kim itu. Terlihat jelas Taehyung hanya tersenyum. Manis sekali. Eunha malah terpesona lagi.

"Baiklah, Jeon. Aku kalah. Dan kau menang. Sekarang, bisakah menyingkir? Aku ingin Taehyung yang membuatkan tatto untukku. Bukan dirimu, tampan."

Karena Eunha meminta secara baik-baik. Tidak salah Jungkook mengalah. Ia kembali memberikan alat tattonya kepada Taehyung. Hanya menykasikan bagaimana Taehyung berusaha membuat ukiran cantik dikulit tubuh Eunha.

Wanita itu memilih desain simpel. Lengan bagian kiri dan pergelangan kakinya. Dua bagian itu yang sedang Taehyung garap sekarang. Dan Eunha mengurungkan niat untuk menatto dibagian bawah dadanya.

Lain kali, Eunha harus lebih diam-diam melakukan itu hanya berdua saja dengan Taehyung.

Tidak boleh ada Jeon Jungkook pokoknya!

"Jadi, kalian teman dekat?" Eunha baru sadar dan jadi penasaran. Bagaimana cerita lengkap Taehyung bisa berteman dengan Jungkook.

Saat misi awal untuk menghabisi Taehyung di CIEL. Sebenarnya Eunha juga ragu. Untuk pertama kali ada keraguan dalam melakukannya. Eunha hanya bertanya-tanya, apakah Taehyung memang hanya ketua bandar narkoba? Atau ada status lain yang lebih membahayakan sehingga masuk dalam daftar target klan Kim?

"Teman dekat?" Eunha membuang pandangan ketika tak sengaja menatap Jungkook yang terlihat bahagia, ada senyum menawan namun tetap Eunha tidak terpesona. "Ck! Dia bahkan masuk daftar orang yang ingin sekali aku musnahkan agar tidak muncul-muncul lagi-"

"Nanti kau rindu. Baru tahu rasa." Jungkook menyahut enteng. Dalam hati mengucap mantra. Berharap kalimatnya terjadi sungguhan.

Menyenangkan pastinya ketika Lee Eunha sudah benar-benar jatuh hati padanya. Sulit lepas dan terus ingin selalu bersamanya.

"Tae, apa kau benar-benar percaya denganku? Serius, aku benci sekali dengan dia." Eunha menggenggam jemari Taehyung secara lembut. Bicara lirih. Mengusap telapak tangan Taehyung lalu memperlihatkan wajah memelas.

Melihat itu Jungkook tidak suka. Menyingkirkan genggaman tangan Eunha dari jemari Taehyung. Karena wanita itu tetap hanya akan jadi miliknya.

"Lee Eunha, aku percaya denganmu."

"Hei Kim Taehyung!" Gertak Jungkook kesal.

Ekspresi wajah Taehyung masih tetap tenang. Lelaki itu tersenyum manis melihat Eunha girang. Kebahagiaan seorang Lee Eunha penting baginya. Karena Lee Eunha itu spesial.

"Sudah, mengalah saja. Jika kau terus memaksa, bagaimana bisa dia luluh? Aku tahu, ini cinta sepihak. Tapi karena kau temanku, akan aku bantu agar dia takluk."

Jungkook tidak tahu harus menjawab apa. Ada rasa ragu. Tetapi menyerahkan semua pada Taehyung tidak ada salahnya juga. Jungkook hanya harus terfokus oleh keberangkatan klan Kim ke Malta nanti. Tugas dari misi terbaru berhadapan dengan orang asing. Walau ia anggota baru di klan mafia ini. Kemampuan Jungkook setara dengan kehebatan Namjoon juga. Punya banyak ide cerdas memukau.

Lelaki itu juga akan melindungi dua perempuan yang akan ikut. Terlebih Lee Eunha yang harus terus pada pengawasannya.

Mulai kali ini, Jungkook tidak akan membiarkan wanita itu menyelesaikan misinya sendiri lagi. Semua tidak tahu apa yang bisa saja terjadi. Terlebih Eunha seorang perempuan. Sehebat apapun, tetap saja bisa kecolongan.

Jungkook punya ide jahil saat melihat Taehyung tengah fokus menatto bagian lengan Eunha. Tubuh kekar itu maju sedikit. Jungkook memberi bisikan sangat pelan ke telinga Taehyung. Menyuruh dan memberi perintah mutlak untuk temannya itu.

"Buat inisial namaku juga disamping kupu-kupu itu, pakai saja---JK."

• • •

Mansion kembali lengkap setelah dihadiri Eunha dan Jungkook selesai dari apartemen Taehyung. Sebelum keberangkatan ke malta. Rapat bersama adalah rutinitas. Namjoon selaku ketua memberi banyak arahan. Komisi kali ini jauh lebih besar. Tentu berhadapan dengan penjahat kelas kakap ada fase sulit. Jika tidak berhasil, klan mereka akan terancam.

Seokjin bertanya-tanya melihat wajah Eunha murung bukan main. Tidak ada senyum. Tatapannya juga tajam. Sikap dingin itu melebihi es. Siapapun bisa saja mati membeku oleh Eunha.

Kali ini apalagi yang membuat adik perempuan kesayangan klan Kim terlihat cemberut tidak bersemangat?

"Eunha-ya, kau membuat tatto?" Hoseok menimpali pertanyaan ditengah rapat. Baru sadar dengan lengan Eunha.

"Heum." Jawabnya dingin. Eunha sedang dipuncak amarah. Kesal dan kesal sekali tattonya hari ini harus dibumbuhi dua huruf sial.

Karena ini juga Eunha kecewa sekali dengan Taehyung. Tidak begitu mempercayai lelaki Kim itu lagi. Terlebih, Taehyung lebih berpihak pada Jungkook.

"JK? Apa ini? Siapa JK???" Jimin histeris. Ada inisial nama disamping tatto kupu-kupu milik Eunha. Tadinya ingin memuji itu keren. Tapi fokus Jimin buyar karena dua kata itu.

Jungkook tersenyum sumringah. Tidak tahu saja jika Lee Eunha sudah ingin sekali menjambak kuat-kuat rambut lelaki itu bila perlu sampai rontok.

Tatto miliknya seumur hidup. Itu artinya, inisial nama laki-laki yang paling ia benci akan berada disana jika tidak ia hilangkan.

Astaga, Eunha gila sungguhan harus bertemu dan dihadapkan oleh laki-laki seperti Jungkook.

"Justin Kieber. Pembuat tattonya typo, harusnya huruf B tapi jadi K."

"Sejak kapan kau suka Justin Bieber?" Namjoon ikut pusing. Benar-benar tidak mengerti jalan pikiran adiknya sendiri. Eunha terlalu random memang.

"Itu sebabnya kau kesal?" Yoongi yang paling pendiam, pada akhirnya ikut bicara. Lelaki itu menatap serius arti ekspresi Eunha. Dari situ, kemudian ada satu air mata jatuh. Eunha menangis?

"Maaf. Aku harus ke kamar sekarang." Wanita itu beranjak dari tempatnya duduk. Berlari menuju tangga. Naik ke lantai dua dimana kamar Eunha berada.

Semua orang dibuat kebingungan. Eunha sedih sungguhan. Namun tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan wanita Lee itu.

Sedang Jungkook, ada rasa bersalah timbul dalam hati. Ia pikir ide jahilnya tidak sampai membuat Eunha terluka. Tapi melihat bagaimana wanita itu menangis diam-diam, sekarang Jungkook menyesal.

Tidak seharusnya ia berbuat sejauh ini. Tatto adalah hal yang penting bagi siapapun orang. Wajar jika Eunha marah. Wanita itu tidak menginginkannya. Jungkook sudah menyakiti wanita itu lagi dan lagi.[]

* * *

[M] C I E L Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang