[27] Cat vs Rabbit

2.8K 572 172
                                    

Maaf yah, kemarin di part 26 cuman secuil isinya. Karena iseng juga, di part 25 notif ga masuk. Makanya part 26 uji coba eh ternyata berhasil. Notif part 26 masuk.

Sebagai gantinya, aku fast up buat part 27.

Enjoyed...

* * *

"Kenapa membanting ponsel milik Jungkook?" Yoongi bertanya karena tidak mengerti. Lagi pula ada yang aneh. Tatapan Eunha seolah mengisyarat bahwa wanita itu jelas tidak suka.

Menggigit buah apel secara rakus. Eunha memberi smirk sebentar. Kemudian mencoba menjawab pertanyaan dari Yoongi.

"Karena ponsel itu menggangguk penglihatanku."

"Jelas kau membaca sesuatu tadi sebelum membanting."

"Ya. Aku benci karena membacanya. Tahu begitu langsung aku buang saja jauh-jauh."

Yoongi hanya menggelengkan kepala. Kelakuan Lee Eunha memang selalu diluar dugaan. Sekarang hanya berpikir apa reaksi Jungkook ketika tahu ponselnya hancur karena ulah Eunha?

Jika mungkin akan ada perang di villa ini. Yoongi telah bersiap tidur dalam kamarnya.

Titik hijau pada monitor bergerak. Ada bunyi yang bisa Yoongi ketahui kondisi apa saja yang terjadi. Tempat penyerangan misi kali ini lebih mendebarkan. Yoongi yang hanya memantau saja ikut gelisah.

"Yoon, bagaimana menurutmu jika seorang sahabat perempuan, memanggil sahabat laki-lakinya dengan sebutan sayang?" Eunha masih saja dengan perasaan tidak tenang.

Ia ingin tidak peduli. Namun ada rasa kesal. Eunha jengkel mengingat bagaimana Jungkook berjuang untuk dekat dengannya. Namun disisi lain, ada perempuan yang lebih dekat darinya. Itu tidak adil.

Awalnya ingin fokus dengan misi, tetapi adanya Lee Eunha membuat fokus Yoongi terpecah dua. Lelaki berkulit putih itu mendesah kasar. Mengeluarkan nafas frustasi lantaran pekerjaannya terganggu kali ini.

"Itu wajar saja. Mungkin sudah dekat sejak lama." Jawab Yoongi. Ia yang tidak tahu menahu soal seputar pertanyaan yang Eunha berikan. Hanya memberi jawaban seadanya.

Setidaknya ia jawab dari pada harus diamuk Eunha.

"Dekat sejak lama?" Eunha berdecak. Menaikkan sebelah kaki ke atas kursi. Membiarkan yang satunya tetap menggantung dibawah. "Pakai emot hati, pakai emot cium. Itu yang namanya persahabatan? Berlebihan sekali! Cuih-" sambungnya mulai geli.

"Terus kenapa sekarang kau yang marah-marah?" Yoongi dengan tampang idiotnya sekali lagi mencoba memahai maksud dari curhatan Eunha. Ia hanya bisa memahami jika Eunha dalam kondisi hati yang tidak baik-baik saja.

Ingin dibilang cemburu, sayangnya Eunha bukan sosok perempuan yang mudah begitu. Yoongi jadi bingung sendiri.

"Yoon! Kau tidak tahu apa yang sudah Jungkook lakukan padaku!!!" Eunha menjerit karena membentak. Wanita itu memang sedang dalam perasaan sensitif. Apa saja bisa diamuk jika membuatnya kesal. Lagi-lagi berdecak frustasi. Mengacak rambutnya sendiri terlalu pusing hanya karena pesan dari gadis bernama Shin Yuna.

"Kau saja tidak bilang. Bagaimana aku bisa tahu?" Lagi-lagi kalimat Yoongi bagai kilat yang menyambarnya. Seperti petir hadir ditengah hujan deras. Eunha yang lelah memilih untuk pergi dari ruang televisi. Mungkin sebotol kaleng soda bisa menyegarkan tubuh sekaligus otaknya.

Ucapan Yoongi benar. Dirinya tidak cerita apapun tentang masalah yang dihadapi. Bagaimana orang-orang bisa mengerti?

Eunha juga tidak tahu dengan isi hatinya. Rasa cinta belum sepenuhnya hadir. Hanya saja, sosok Jungkook tetap seperti Kim Taehyung yang bisa membuatnya tidak waras karena perlakuan yang kadang membuat meleleh.

[M] C I E L Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang