[32] Target Incaran

2.4K 527 346
                                    


Shin Yuna tampil seksi dengan balutan bikini biru muda yang menjadi pemandangan indah pagi hari Jungkook.

Menikmati waktu berenang di rumah megah kediaman keluarga Shin. Hari ini sesuai janji, Jungkook datang karena kemarin sempat pamit pulang cepat.

Melihat kekasihnya basah di dalam kolam. Jungkook tersenyum sebentar, kemudian membuka kaos oblongnya. Memperlihatkan perut kotak-kotak yang menggoda. Berniat untuk bergabung dengan sang gadis.

Setelah itu, mulai melepaskan celana kain yang dikenakan. Hanya tersisa boxer berwarna hitam menutupi area pangkal pahanya dibawah sana.

Yuna tertawa renyah begitu Jungkook ikut terjun. Berenang bersama tidak buruk mengingat cuaca tidak terlalu dingin pagi ini.

Memeluk sejenak. Mengusap tubuh molek itu dengan sensual, Jungkook memberi satu ciuman singkat dibibir. Kedua tangannya sibuk bekerja, meremas benda kenyal, buah dada sintal milik Yuna.

"Bercinta di kolam, sepertinya menyenangkan. Tapi kau harus ingat, Jeon, kita belum resmi menikah. Tidak boleh-eungg-" Yuna melenguh ketika bokongnya diremas, lalu diusap kasar oleh Jungkook dibawah sana.

Deru nafas yang tak teratur. Jungkook sebenarnya sudah tidak tahan mengingat pangkal pahanya mulai mengeras. Namun sesuai aturan, Shin Yuna dilarang berhubungan intim sebelum menikah.

"Kau sangat menggoda pagi ini, heum! Sengaja atau memang ingin sedikit disentuh olehku?"

"Ekhm-" deheman yang mengganggu. Jungkook serta Yuna mendongak ke atas, melihat sosok yang sudah tak asing rupanya hadir membuat aktivitas romansa yang sebelumnya tercipta harus terhenti.

Park Seo Joon menyuruh agar Jungkook menepi. Ingin membicarakan sesuatu. Sangat penting. Sudah sejak kemarin juga merasa tidak tenang. Ada bayangan ketakutan yang terus berlari mengejar. Seperti, tanda malaikat pencabut nyawa hadir disekitarnya.

Menurut saja. Jungkook tidak hanya menepi, tapi juga naik ke permukaan. Membiarkan otot absnya menjadi pemandangan yang menggoda. Yuna saja sampai menelan ludah melihat bagaimana sosok sang kekasih teramat seksi. Rambut basah, bibir merah sedikit membengkak, lalu tatapan tajam yang membuat semua terasa sempurna.

"Ada apa?" Tanyanya menatap penuh intens.

Seo Joon mulai mengutarakan semuanya. Tentang bagaimana setelah ini kehidupannya. Ia juga ingin Jungkook melaksanakan perintahnya. Sebagai bayaran, Seo Joon akan memberikan satu pulau untuk lelaki Jeon itu sebagai hadiah juga.

"Kau pasti paham. Setelah kejadian di Malta kemarin, mereka para bajingan mafia itu tidak akan tinggal diam. Terlebih, kita menghabisi ketuanya."

"Lalu?" Jungkook menaikkan sebelah alisnya. Sambil berkacak pinggang. Sumpah, itu menawan. Tampan dan brengsek secara bersamaan.

"Aku ingin kau tetap melindungiku. Berjaga didekatku jika sewaktu mereka akan menyerangku. Bila perlu, tembak mati lagi. Si perempuan bermata bulat itu juga datang terus dalam mimpiku membawa senjata api yang sangat besar. Kau harus menghabisinya."

"Aku hanya membunuh Kim Namjoon. Selebihnya bukan urusanku-"

"Jika kau tidak mau, aku bisa menghancurkan keluarga kekasihmu. Yuna juga akan jadi milikku lalu ku siksa sampai hancur jika kau menolak-"

"Sialan!" Jungkook memaki keras. Ingin rasanya memberi bogeman. Namun melihat bagaimana Yuna tampak ketakutan. Jungkook tidak tega jika menolaknya.

Dari ekspresi, Seo Joon mulai tersenyum. Bisa melihat jika Jungkook lemah dengan ancamannya.

Seo Joon tidak peduli lagi, ia hanya ingin bisa selamat dari dendam anggota mafia kemarin. Takut sekali jika dirinya akan dihabisi secara masal. Seo Joon memiliki firasat yang tidak enak sejak kemarin.

[M] C I E L Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang