Chapter 09

987 189 9
                                    

"Heejin? Sedang apa kau disini? Apa kau masih bekerja?"

"Astaga!!!"

Heejin hampir saja terjungkal ke belakang saat mendapati kehadiran Jaemin tepat di hadapannya.

"Jaemin?! Kau mengejutkan aku!"

Laju mobil Jaemin terhenti tepat didepan sebuah cafe karena matanya melihat seorang wanita yang tak lain adalah Heejin, awalnya Jaemin hanya menghentikan mobilnya dan memperhatikan gerak-gerik Heejin dari dalam mobil.

Karena merasa penasaran saat melihat Heejin membawa sebuah nampan berisi minuman dan mengantarkannya ke salah satu meja, Jaemin pun memutuskan untuk masuk ke dalam cafe tersebut.

"Eum, aku... Jaemin, itu--"

"Benar kau masih bekerja disini?" Tanya Jaemin kedua kalinya.

Heejin mengangguk mengiyakan.

Para pelanggan cafe mulai berbisik-bisik akan kehadiran Jaemin, Jungwoo yang berada tak jauh dari Heejin pun menghampirinya untuk bertanya apa yang terjadi karena para pelanggan menatap ke arah Heejin juga Jaemin dan mulai berbisik-bisik.

"Na Jaemin?"

"Hei dia kan putra Tuan Na Seungyeon? Untuk apa dia kemari dan berbincang dengan wanita itu?"

"Apa kalian tidak sadar? Wanita itu adalah istri Na Jaemin."

"Yang benar saja?! Untuk apa dia bekerja disini sementara keluarga Na saja punya banyak sekali harta."

"Memalukan, kenapa wanita itu harus menikah dengan Na Jaemin sih?"

"Apa yang kau lakukan disini? Kehadiranmu mengganggu para pelangganku." Jaemin menoleh pada Jungwoo dengan tatapan tak suka.

"Kau siapa?" Tanya Jaemin memperhatikan penampilan Jungwoo.

"Aku Jungwoo, pemilik cafe ini, kau ada perlu apa dengan Heejin? Kita bisa bicarakan ini dibelakang dengan baik-baik." Ujar Jungwoo pada Jaemin dan Heejin.

"Tidak ada yang perlu dibicarakan." Jaemin menarik Heejin.

"Mulai sekarang Heejin berhenti bekerja denganmu."

Jaemin membawa Heejin keluar dari dalam cafe Jungwoo, ketika hendak masuk ke dalam mobil Heejin menepis cengkeraman tangan Jaemin pada pergelangan tangannya dengan kesal.

"Bisa tidak, kau tidak mencampuri urusanku?" Tanya Heejin.

"Untuk apa kau bekerja disana, kau sudah menikah denganku dan kau juga sudah punya cukup banyak uang sekarang. Bekerja dengan pria itu hanya membuang waktumu." Jawab Jaemin memegang kedua sisi bahu Heejin.

"Apa kau pernah berpikir bagaimana rasanya jadi aku, Jaemin? Aku memang butuh uang itu untuk kehidupanku, tapi jika aku hanya diam di rumahmu bak istana itu dan selalu menerima segala caci maki yang kedua orangtuamu berikan padaku, aku lelah Jaemin." Heejin seakan merasa lega setelah mengatakan semuanya pada Jaemin.

Kebencian Tuan Na sangat jelas dirasakan oleh Heejin, terlebih sikap Nyonya Na yang justru jauh lebih melukai perasaan Heejin. Nyonya Na memang merespon setiap ucapan Heejin namun bukan respon baik yang beliau berikan melainkan sindiran halus untuk Heejin.

Nyonya Na menganggap kalau Heejin adalah wanita licik yang memaksa masuk ke dalam keluarga Na karena harta dan hanya ingin memanfaatkan kekayaan keluarga Na lewat Jaemin.

"Maaf soal mereka."

Heejin menyingkirkan tangan Jaemin pada bahunya. "Aku sangat ingin punya keluarga, tapi kenapa saat aku punya keluarga justru keluarga seperti ini yang aku dapatkan."

"Aku menyesal telah menerima tawaran itu, Jaemin. Semua ini semakin menambah lukaku saja."

Jaemin sukses dibuat bungkam oleh perkataan Heejin, tatapannya kini tertuju pada sepatu usang milik Heejin yang telah basah oleh air mata wanita itu dan tak lama Jaemin pun mendengar suara isakan.

"Kalau bisa memilih, aku tidak ingin menjadi bagian dari keluarga Na. Kau tidak tahu bahwa aku juga sangat tertekan dengan keluarga itu." Ucap Jaemin.

"Jadi, ayo jangan membuatnya semakin rumit."

Heejin mendongakkan kepalanya lalu menghapus air mata yang membasahi pipinya, menatap wajah Jaemin.

"Bagaimana caranya?"

"Kau dan aku. Kita hadapi masalah ini bersama-sama dan saling menguatkan."

***

Seminggu setelah insiden yang bermula terjadi di cafe Jungwoo, hari ini Heejin telah kembali bekerja di cafe milik Jungwoo itu. Heejin memutuskan untuk tetap bekerja karena keinginannya sendiri, dan Jaemin pun pada akhirnya tidak melarang Heejin untuk tetap bekerja karena ia tidak ingin mengganggu kesenangan Heejin hingga membuatnya sedih.

Tepat setelah insiden itu terjadi Jaemin memutuskan untuk tidak tinggal di rumah keluarga Na. Pria itu kini tinggal bersama Heejin di apartemennya dan berhenti mengurus perusahaan milik keluarga Na, tentu saja hal itu membuat Na Seungyeon murka hingga ia memblokir semua kartu debit serta kartu kredit milik Jaemin.

Jaemin menjadi seorang pengangguran untuk beberapa hari ini, dan mulai sekarang hari-harinya dihabiskan untuk berkunjung ke panti asuhan tempat dimana dulu Heejin pernah tinggal dan dibesarkan. Kegiatan Jaemin cukup sederhana yaitu menghibur anak-anak di panti asuhan, membagikan makanan ringan, maupun membagikan mainan untuk mereka menggunakan uang miliknya yang tersisa.

"Nyanyikan lagi satu lagu dengan gitarmu itu, Oppa." Pinta gadis berusia lima tahun, berpipi gempal, berambut hitam yang diikat menjadi dua. Gadis cilik itu duduk di hadapan Jaemin.

"Baiklah, tapi setelah ini kau mau makan lalu meminum obatmu itu ya. Jika kau berbohong aku akan sangat sedih dan aku berjanji tidak akan berkunjung lagi ke sini untuk menemuimu." Balas Jaemin dan dengan cepat gadis cilik itu menganggukkan kepalanya antusias.

Gadis cilik itu mengangkat tangannya keatas, melambai-lambaikan perlahan kedua tangannya lalu bertepuk tangan penuh gembira saat Jaemin mulai bernyanyi dengan suara merdunya sembari memainkan gitar.

Sudah lama sejak Jaemin memasuki dunia kerja ia jarang sekali bernyanyi dan memainkan alat musik gitar. Dan kini ia merasa sangat bahagia karena bisa kembali memainkan gitar dan bernyanyi untuk menghibur gadis cilik yang menderita leukemia itu.

Tepat setelah Jaemin selesai bernyanyi, sosok wanita paruh baya datang untuk menjemput gadis cilik itu. "Minyoung, ayo makan dan minum obatmu." Ajak wanita itu dengan lembut.

"Tepat sekali, Nyonya Seo. Ayo Minyoung, makanlah dan jangan lupa minum obatmu itu ya." Jaemin mencubit gemas pipi Minyoung.

"Baik, Oppa." Sahut Minyoung dengan nada tegas namun terdengar sangat lucu, memberikan hormat pada Jaemin lalu tertawa.

Nyonya Seo dan Jaemin ikut tertawa melihat tingkah Minyoung yang begitu menggemaskan.

Jaemin ikut melambaikan tangannya dari jauh saat melihat Minyoung melambaikan tangan untuknya.

Drrrt... drrrt... drrt...

Jaemin mendapat sebuah pesan singkat pada ponselnya. Pesan itu dari Heejin.

Heejin

|Bagaimana? Apa sangat menyenangkan bisa bermain dengan anak-anak disana?|

Sudut bibir Jaemin terangkat keatas membentuk sebuah senyuman tipis.

Heejin

|Ya, sangat menyenangkan. Bagaimana dengan perkerjaan kau? Apakah sudah selesai? Jika iya maka aku akan menjemputmu.|

|Baiklah, jemput aku saja sekarang. Ini sudah hampir malam.|

|Baiklah, tunggu aku ya.|



















Bring it Back : Heejin Jaemin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang