*** Flashback
Kecelakaan yang Jaemin alami saat ia masih berumur tujuh tahun, kecelakaan parah yang mengakibatkan Jaemin harus kehilangan ingatannya.
Kini Nana memulai kehidupannya yang baru sebagai Jaemin. Na Jaemin.
Untuk menghilangkan kenangan buruk yang pernah terjadi pada putranya, Tuan dan Nyonya Na memutuskan untuk tidak pernah lagi memanggil Jaemin dengan panggilan 'Nana'. Mereka ingin Jaemin memulai kehidupan yang baru dengan lebih baik lagi dan bisa melupakan peristiwa kecelakaan yang harus merampas ingatan penuh dalam hidup anaknya. Bahkan mereka berusaha menutup-nutupi apa yang terjadi pada Jaemin tujuh tahun lalu itu.
"Eomma, hari ini sehabis pulang sekolah, aku harus latihan basket dulu." Jaemin menjeda ucapannya sejenak untuk mengikat tali sepatunya.
"Apa akan ada perlombaan?" Tanya Nyonya Na.
"Ya, minggu depan akan ada perlombaan. Kami akan beradu tim dengan sekolah lain untuk memenangkan perlombaan itu." Jelas Jaemin.
"Kau sudah 15 tahun, Jaemin. Eomma yakin kau pasti bisa menjaga dirimu dengan baik." Nyonya Na tersenyum pada Jaemin lalu mengusap puncak kepala anaknya itu.
Akhir-akhir ini Jaemin senang berjalan kaki, contohnya sekarang ; meski ia punya seorang supir pribadi sendiri yang siap 24 jam mengantarkannya kemanapun, namun Jaemin enggan di antar kemanapun oleh supir pribadinya itu dan memilih berjalan kaki menuju halte bus dan menaiki kendaraan umum tersebut untuk berangkat ke sekolah.
Selain senang dengan udara pagi yang baginya sejuk, Jaemin juga suka jika harus berjalan kaki pagi hari. Karena bagi Jaemin itu menyehatkan sekaligus melatih kekuatan kakinya.
Setelah lamanya Jaemin menempuh jarak menuju halte bus beberapa menit, akhirnya ia sampai. Namun sayangnya Jaemin harus menunggu lagi bus berikutnya karena bus yang hendak ia tumpangi tadi sudah penuh, Jaemin beruntung karena ia masih memiliki waktu sekitar lima belas menit untuknya sampai ke sekolah.
"Permisi."
Sebuah koper kecil berwarna merah tiba-tiba saja menimpah ujung kaki Jaemin, membuatnya meringis.
"Akh!"
Memang koper itu berukuran kecil, namun saat benda berat itu menimpah ujung kaki Jaemin yang bahkan dilapisi oleh sepatu sekolahnya, nyatanya itu tetap terasa sakit.
"Maaf, maaf. Aku tidak sengaja."
"Ya, tidak apa-apa." Balas Jaemin, lewat sudut matanya Jaemin mengikuti kearah mana gadis yang membawa tas ransel di bahunya serta menyeret koper kecil itu hendak berpindah posisi.
Rupanya ia menempatkan posisinya dengan lebih nyaman, mungkin karena ranselnya yang keberatan atau memang gadis itu sudah lelah mengejar bus terakhir yang sebentar lagi akan datang. Gadis itu duduk sembari menghela nafasnya panjang, tampak lelah.
Tidak lama kemudian bus terakhir datang, orang-orang yang berada di halte bus langsung memenuhi bus tersebut termasuk Jaemin, semua bangku didalam bus telah terisi penuh oleh penumpang. Lagi-lagi mata Jaemin tertuju pada gadis itu, gadis bersurai panjang berwarna coklat gelap, berpipi chubby, dan berhidung mancung. Ia tampak sangat menyayangkan bahwa tidak ada lagi bangku yang tersisa untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bring it Back : Heejin Jaemin ✓
FanfictionMeski hanya sebatas status dan tidak ada apapun yang diharapkan saat Heejin dan pria itu menikah, seharusnya Heejin mencari tahu pasti lebih dulu seluk-beluk keluarga pria tersebut, karena saat Heejin menerima jaminan itu perlahan-lahan berbagai mas...