Selesai makan bersama, aku bergegas mengambil tas untuk pergi kuliah. Seperti biasa, aku selalu di antar oleh hyung ke universitas.
"Kau ini" Hyung tiba-tiba menjitak kepalaku di dalam mobil.
"Aduh, hyung kenapa!?" Bentakku terhadap hyung yang tiba-tiba menjitak kepalaku.
"Kau ini payah sekali. Selalu saja menuruti perkataan ayah" Ucap hyung.
"Jadi? aku harus bagaimana?" Tanyaku.
"Coba sesekali kau menolak keinginan ayah, jika menurutmu ayah terlalu mengekang terhadapmu, tidak apa kau menolaknya. Cobalah sesekali kau membantah jika menurutmu itu tindakan yang salah" Ucap hyung sambil menghidupkan mobil.
"Jika aku membantah, ayah akan marah. Aku berbeda dari hyung yang selalu berani melawan ayah." Ucapku sambil melihat ke arah luar mobil.
"Hyun Bukan begi--"
"Hyung tau? perlakuan ayah terhadap kita berdua sangatlah berbeda" Ucapku memotong perkataan hyung.
Hyung hanya diam menatapku. Seketika suasana hening. Hyung segera menjalankan mobil. Sepanjang jalan hyung hanya diam.
"Jangan terlalu memikirkan perkataanku" Ucapku mulai meringankan suasana.
"Maafkan aku" Ucap hyung sambil tersenyum tipis.
"Hyung?" tanyaku
"Ya?"
"Jika aku pergi ke Indonesia, tolong jaga ibu" Ucapku
"Tentu saja, bukankah itu sebuah kewajiban seorang anak? Haha kau ini imut sekali" Ucap hyung sambil menyubit pipiku.
"Aduh, lagi-lagi. Menyetirlah dengan benar!" Ucapku menepis tangan hyung dari pipiku.
"Duh duh imutnya hahaha" Ucap hyung kembali menyubit pipiku
"Menyetirlah dengan benar dasar bodoh!" Ucapku sambil melepas tangan hyung.
"Hahaha, kau ini kenapa imut sekali sih" sekali lagi hyung ingin menyubit pipiku
PLAK ! Aku menepis tangan hyung dengan sekencang-kencangnya. "Hentikan hyung!" Ucapku.
"Baiklah, maafkan aku haha" jawab hyung dan tangannya kembali memegang setir mobil.
***
Kami sudah sampai di depan gerbang kampusku. Aku segera turun dari mobil dan mengucapkan selamat tinggal kepada hyung.
"Hei Hyun Gi!" Panggil hyung.
Akupun membalikkan badanku melihat hyung.
"Aku tau kau selalu menderita karena ayah, janganlah jadi seorang pengecut. Lawan ayah jika yang dilakukan ayah terlalu menyakitimu" Ucap hyung menatapku sembari memberikan senyuman khasnya.
Aku membalas senyumannya. Aku segera membalikkan tubuhku dan berjalan masuk ke dalam kampus.
Ya, tahun ini adalah tahun dimana aku lulus dari universitas ini. Dimana aku akan segera diberangkatkan oleh ayahku ke Indonesia.
Jujur, sebenarnya aku tidak sabar untuk pergi ke Indonesia. Mempunyai teman baru, menikmati suasana baru dan lain-lain. Dari pada bahasa korea, aku lebih senang memakai bahasa indonesia. Aneh kan?
Selagi kelas belum mulai, aku menyempatkan diri untuk membaca buku novelku. akhirnya aku mendapatkan tempat duduk yang pas. Aku duduk di bawah pohon sambil membaca buku novel favoritku.
"Hyun Giiii!!!!" ucap seseorang sambil memelukku dari belakang.
"Hey kau si!... Eh?!" Aku menghentikan kalimatku.
Gadis itu segera melepaskan pelukannya. Lalu ia membungkukkan tubuhnya dari samping dan menatapku sembari tersenyum lebar.
Ya. Aku sangat mengenal gadis itu. Dia adalah teman SMA-ku. Gadis yang sangat periang, cantik, dan pintar. Dia adalah gadis terfavorit di kampusku. Namanya Ha-Neul.
"Halo apa kabar Hyun-Gi? hehe" Ucapnya sambil tersenyum.
"Ha-Halo, aku baik-baik saja" Ucapku gugup. "Lalu kabarmu?" aku kembali bertanya.
"Yah, seperti biasa aku baik-baik saja" Ucap Ha-Neul. Lalu ia pun duduk disampingku.
"Kau bukannya mengikuti lomba kemarin?" Ucapku kembali bertanya
"Hmm? Oh, aku tidak jadi ikut lomba itu" Ucapnya sama mendengus kesal.
"Kenapa? bukannya hadiahnya lumayan besar?" Ucapku.
"Kenapa ya? Ntah lah, aku merasa malas mengikuti lomba itu" ucapnya sambil mengayun-ayunkan kakinya.
Aku kembali fokus membaca novelku. Gadis itu hanya menatapku, mungkin ia merasa kesal karena aku menyuekinnya.
"Kau tidak berubah ya" Ucapnya.
"Kenapa?" tanyaku, aku menutup bukuku dan mengarahkan pandanganku ke Ha-neul.
"Yah, masih saja seperti dulu. Naif, cuek." Ucapnya.
"Beginilah diriku, seharusnya kau sudah terbiasa dengan sikapku" Ucapku.
Aku berdiri melihat jam tanganku. Teryata sudah pukul 9. Aku mengambil tasku dan meninggalkan gadis tersebut tanpa ada ucapan selamat tinggal. Gadis itu hanya melihatku pergi meninggalkannya.
"Hei Hyun-Gi!" Teriaknya dari kejauhan.
Aku membalikkan badanku melihat ke arah Ha-Neul.
"Jika kau sedang ada masalah, ceritalah kepadaku lain waktu!" teriaknya. Aku hanya diam menatapnya. Gadis itu tersenyum membalikkan badannya, berjalan sambil melambai kearahku.
Sebenarnya Ha-Neul sudah lama suka kepadaku. Tetapi aku selalu menolaknya dengan berbagai alasan untuk menghindarinya. Hanya saja, saat ini aku sedang tidak ingin menjalin hubungan dengan seorang gadis. Begitulah pikiranku saat ini. Makanya aku selalu cuek terhadap Ha-Neul.
KAMU SEDANG MEMBACA
MUALAF
Romance"Kenapa aku sangat penasaran dengan Islam?" ya, dulu begitulah pikiranku sebelum menjadi seorang Mualaf. Ternyata menjadi seorang muslim tidak semudah yang aku bayangkan. Banyak rintangan yang harus aku hadapi ketika aku ingin masuk ke agama Islam...