Aku sangat terkejut mendengar dia pindah sekolah. Padahal banyak yang ingin kutanyakan kepadanya tentang Islam.
"Akhirnya perempuan aneh itu pergi" ya, begitulah ucapan teman-temanku.
Padahal tidak ada yang aneh darinya, kecuali busananya. Seperti orang-orang biasa umumnya, gadis itu sama sekali tidak aneh menurutku. Aku malah makin penasaran dengannya.
Setelah beberapa bulan ia pergi meninggalkan sekolah, aku mulai mencari tahu di Google tentang Islam. Ah aku baru sadar, ternyata agama Islam melarang memakan daging babi dan anjing.
Pantasan saja, aku tidak pernah melihatnya ke kantin. Kantin kami selalu menyediakan makanan yang berbahan daging babi. Makanya waktu itu aku mengajaknya kekantin dia menolaknya. Keningku mengkerut saat melihat layar komputer.
"Andai saja waktu itu aku mengerti kalau dia tidak bisa memakan daging babi" pikirku sambil memegang keningku.
Dia bukan orang yang cuek atau tidak ramah dengan temannya. Hanya saja dia menaati peraturan yang ada di agamanya.
Sudah sebulan lebih aku mencari tahu tentang agama islam. Menurutku ini adalah agama yang unik. Kenapa unik? karena seluruh umat muslim beribadah dalam satu hari itu lima kali. Makanya aku sebut unik. Dan juga agama islam ini memiliki batasan atau waktu yang sudah di tentukan untuk beribadah.
"Oh shit!" ucapku. Aku semakin tergoda dengan agama ini. Semakin lama aku mencari tahu, semakin aku ingin mendalami lebih dalam agama ini.
Aku semakin tertarik ketika aku membaca sebuah ayat yang berartikan Allah tidak beranak, dan Allah tidak diperanakkan pula. kalimat inilah yang membuatku semakin ingin mendekati agama islam.
"Siapa itu Allah?" itulah pertanyaanku dari benak hatiku.
Aku mencoba searching di internet Siapa itu Allah? dan apa jawabannya? Allah adalah yang menciptakan seluruh alam semesta beserta isinya hanya itu yang kudapatkan jawabannya. Tidak ada penjelasan bagaimana bentuk, wajah, bahkan jenis kelamin.
xxx
Sudah 3 tahun berlalu.
Tahun ini adalah tahun terakhirku kuliah di korea. Aku berencana setelah lulus pindah ke Indonesia. Aku akhirnya melupakan gadis itu, dan mulai belajar tentang islam.
Tujuanku ke Indonesia bukan belajar tentang islam saja, melainkan aku harus melanjutkan perusahaan yang didirikan ayahku di Indonesia.
"Hyun Gi!" teriak hyungku dari bawah (Hyung adalah sebutan kakak bagi adik laki-laki)
"Iya!" sahutku sambil merapikan kerah bajuku.
Aku bergegas turun dari kamarku dan menyapa ayah dan ibuku.
"Pagi ayah, ibu" sapaku sambil duduk di di kursi meja makan.
"Pagi hyung" sapaku lagi.
"pagi juga" sapanya kembali sambil memakan sepotong kue.
"ini" tawar ibu sambil menyodorkan roti berlapis selai strobery kesukaanku.
"Kau, cobalah belajar untuk mengendalikan perusahaan dengan hyungmu" ucap ayah mulai membuka obrolan.
"Iya ayah" aku selalu meng-iyakan perkataan ayahku. Aku hanya takut ayahku marah, itu saja.
Ibu dan hyung sesekali melihatku, seakan-akan mereka menyuruhku untuk menolak tawaran ayah. Ya, walaupun aku sangat brengsek diluar tetapi sebenarnya aku sangat takut terhadap ayah.
Ayahku adalah sosok yang tegas, dan menurutku dia juga lumayan serakah dan egois. Sifat ibu malah bertentangan dengan sifat ayahku. Ibuku adalah sosok yang penyayang dan perhatian terhadap hyung dan aku. Untunglah sifat kami berdua tidak mengikuti sifat ayah.
Hyungku malah lebih memperhatikan kondisi pegawai di kantornya, dibanding kondisi dirinya. Hyung disukai banyak orang karena ia ramah dan bertalenta dalam berfikir. Aku terkadang kagum melihatnya. Ayah lebih menyayangi hyung di banding aku. Tapi tidak apa-apa, selama ada ibu yang menyayangiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
MUALAF
Romance"Kenapa aku sangat penasaran dengan Islam?" ya, dulu begitulah pikiranku sebelum menjadi seorang Mualaf. Ternyata menjadi seorang muslim tidak semudah yang aku bayangkan. Banyak rintangan yang harus aku hadapi ketika aku ingin masuk ke agama Islam...