Benda tipis itu terus bergetar di atas nakas memperlihatkan sebuah nama yang terus memanggil, mengganggu tidur sosok kucing yang dibaluti selimut tebal.
Tak sanggup lagi dengan kebisingan, akhirnya memutuskan memencet tombol hijau.
"Mphhh.." dia menyahut dengan mata yang masih tertutup.
"Lin, lo dimana?? Lo ga lupa kan kalo pagi ini ada kelas dadakan??"
Lin sedikit membuka matanya,
"Huaaa.." dia menguap menandakan masih mengantuk. Dia sudah tau siapa yang sudah mengganggu tidurnya ini.
"Jangan bilang lo lupa lagi, atau lo emang ga baca grup? Atau lo.. lo masih tidur yah??"
Panggilan disana terus saja mengoceh membuat kuping lin sedikit terganggu.
"Nggak, gue ini udah bangun gara-gara panggilan lo." Lin menjawab dengan datar.
"Aduh plis deh lin, jangan nyantai gitu, come on week up, lo harus dateng sekarang juga atau lo bisa dapet alpa."
"Iya iya, ini mau." Lin bangun dengan malas.
"Iyah, pokok nya cepetan, cepetaaaannnnn…"
Akhirnya panggilan itu diakhiri oleh Lin.
***
"Dimana katanya? Dia masih tidur?" Afra bertanya pada sahabatnya yang di putuskan sepihak dalam telepon.
"Iyah.. dia baru bangun coba, gilee tu anak susah bener disiplinnya." Kaya kesal dengan sifat sahabatnya yang satu ini.
"Hmm.. udah ga aneh." Afra lanjut memakan makanan di depannya yang sudah ia ambil tadi.
Memang benar apa kata Afra, Lin itu sudah kebiasaan tak disiplin dalam waktu. Kita memang saling bertemu mulai di SMU tapi tidak ada yang tidak tau soal sifat masing-masing.
Lin memang tidak disipilin waktu dari kecil, jika kalian bertanya 'emang ga di hukum?' ha jangan tanya lagi, dia pernah merasakan hukuman apapun dari hukuman kecil seperti hormat di depan tihang bendera sampai membersihkan toilet. Dia sampai sering membuat perjanjian bahwa takkan telat lagi. But all that is just bullshit.. bilang nya apa? Itu hanya jadi kebiasaan.
Tidak disiplin menjadi kebiasaan, mati aja sana.
***
"Untuk belajar kali ini kita akhiri sampai disini, see you goodbye." Mr. Gumelar
mengakhiri pelajaran nya.
"See you.." murid-murid menjawab serentak.
Merakpun ikut keluar satu-persatu.
"Hey.. ke kantin yuukk gue laper." ajak Lin yang berada di seberang bangku Afra dan Kaya. Ya, mereka masih di kelas menunggu semua orang keluar agar tak berdempetan.
"Gue udah makan tadi pagi." Afra memasukkan barang-barangnya kedalam tas.
"Ya nganter kek, masa kalian tega gue ke kantin sendiri." Lin bicara sambil manyun-manyun.
"Lagian lo itu terus aja kayak gitu, ga takut apa hah nanti tugas lo ga di terima sama Mr. Gum terus ga bisa lanjut semester!!" Kaya sudah kesal pada Lin, padahal dia hanya ingin mereka bisa lulus bersama dan sukses bersama. Tapi jika sifat buruk Lin itu masih ada, itu bisa jadi penghambat.
"Iya, gue minta maaf. Gue emang salah, salaahhh banget. Gue tau kalian khawatir, jadi maafin gue." Lin menempelkan kedua telapak tangannya di depan dada.
"Jangan di ulang lagi Lin." Afra tak terlalu mempermasalahkan itu, karena menurutnya hal itu sudah biasa.
Sekarang Lin dan Afra melihat ke arah Kaya yang masih tidak bergeming.
"Maafin gue dong, gue emang ga bisa janji. Tapi gue usahain." rajuk Lin pada Kaya sambil merangkul lehernya dari samping.
"Tuh kan, kalo gitu sih lo bisa ngulang lagi." Kaya semakin cemberut "Oke oke, gue janji. Jadi maafin gue yah yahh.." Lin membuat tanda V pada jari telunjuk dan jari tengahnya, Kaya balas mengangguk pelan dan membalas pelukan Lin dan disusul Afra dari samping kanan.
"I love you all." Kaya.
"Me too." Afra.
"Me more." Lin.
Pelukan mereka semakin erat.
Tiba-tiba..
"Gue laper hey." Lin mebuka suara membuat mereka bertiga tertawa.
***
"Gue pengen cerita sama kalian." Kaya membuka percakapan.
Saat ini mereka sudah berada di kantin, mereka sudah duduk diantara barisan bangku kantin setelah mengambil makanan.
"Cerita apa?" Lin dan Afra menoleh pada Kaya sambil mengunyah daging yang sudah dimasukkan pada mulutnya.
"Gerald ngedm gue." Kaya memulai cerita "kapan?" Tanya Lin yang merasa kaget "ngedm apa?" Afra ikut bertanya.
"Kemaren malem.. Dia tuh nanyain kabar gue, nanya kesibukan gue, nanya rumah gue masih di situ apa enggak?, yah gitu deh basa basi. Sampe tadi pagi aja dia ngucapin morning ke gue." Kaya melahap makanan nya setelah bercerita.
"Terus lo jawab apa?" Afra bertanya "ya.. jawab morning lagi lah." Afra mengunyah makanannya.
"Kayaknya dia belum bisa move on deh dari lo, buktinya dia masih ngechat." Lin berkomentar "iyah bener. Jadi kasian sama dia, lo nya gak peka-peka sii." Afra ikut berkomentar "padahal dia tuh udah ganteng, perhatian, seorang ketua SC pula." Lin berbicara setelah mengunyah..
"Yah gue tau dia ganteng, perhatian, ketua SC, banyak di sukai cewek-cewek pula.." mereka bercerita sambil sekali-kali memakan makanannya.
"Gue tau, dan itu yang jadi masalah gue kenapa gak peka-peka sama dia. Dia tuh perhatian sama siapapun. Terkadang gue juga mikir dia tuh kayak suka sama gue, tapi pikiran itu kadang buat gue ragu kalo dia suka sama gue.." Lin dan Afra tetap mendengarkan cerita Kaya, lebih tepatnya isi hatinya.
"Gue emang agak sedikit nyesel waktu itu, karna gue malah pacaran sama jake!" Memang benar apa kata Kaya, Gerald pun sampai sekarang tidak berani menyatakan cintanya pada Kaya. Dia benar-benar terlalu pemalu jika berhadapan dengan seorang Kaya.
"Emang bener juga sih, Gerald emang gak ngomong apapun kan sampai perpisahan kita waktu itu?!" Afra dan Kaya mengangguk.
"Terus lo ngarep Gerald kembali lagi buat deketin lo?" Afra bertanya "yaahh.. sedikit." Kaya menjawab.
"Kalo kalian nanti bener-bener jadian, gue bakal selalu ngedukung lo sama dia." Lin tersenyum, menyetujui hubungan mereka berdua jika suatu saat bersatu. Afra dan Kaya ikut tersenyum.
Mereka melanjutkan makan sampai habis.
###
•SC = Student Council
Jadi nama itu semacam kayak OSIS kalo di Indonesia. Nah, Di luar negeri itu namanya Student Council.
W sengaja bikin cerita ini kebarat-baratan, walaupun emang gak barat sepenuhnya.
Dan mengenai campus Lin and cs. Kampus itu memang mewah banget, ibarat kayak Harvard University lah, eaa, wkwk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Catalina Ashley
Teen FictionMenurut Lin perasaan di hatinya ini hanya ada dua, antara cinta dan benci. Ketika dia tak mencintainya maka dia.. membencinya. Ini hanya sebuah cerita Catalina Ashley, mulai dari persahabatannya, cintanya, hingga permasalahan hidupnya. Jadwal post...