all because of love

6 1 0
                                    

Lin terus menggenggam kartu nama yang Alex berikan.

 Lin sekarang berada di kantin, ia melirik kesana kemari mencari keberadaan kedua sahabatnya. Kaya dan Afra melambaikan tangan pada Lin. Lin pun menghampiri meja Kaya dan Afra setelah melihat lambaian mereka.

"Lo gak ngambil makan Lin?" Lin duduk di antara mereka.

"Enggak ah males, minta aja sama kalian" tanpa menunggu persetujuan, Lin sudah mencomot makanan di piring Afra.

"Ih najis lo, tangan lo itu kotor!" Kaya menyenggol tangan Lin yang akan mencomot makanannya juga.

"Yaudah, suapin" Lin membuka mulutnya. Untung Kaya dan Afra itu baik. Mereka sudah terbiasa dengan sikap Lin seperti ini, mereka juga tidak merasa keberatan.

 Mereka mengobrol santai sambil makan, sekali-kali mereka menyuapi Lin.

"Udah yuk, ke kelas!" Ajak Kaya pada Lin dan Afra yang masih nyantai. Makanan mereka sudah habis 10 menit yang lalu. Tapi yang membuat lama adalah mereka terus mengobrol kesana kemari.

 Afra dan Lin mengangguk, mereka bertiga beranjak dari tempat itu.

"Eh Lin, lo ketinggalan sesuatu" Afra mengambil kertas kecil yang berada diatas meja Lin yang tadi ia duduki.

 Lin tidak ingat dengan kartu nama itu, ia mengambilnya dari tangan Afra.

"Kertas apa itu? Kayak kartu nama" Kaya meneliti kertas yang sekarang berada di tangan Lin. Afra pun jadi ikut ingin tau. Kepo mereka memang tingkat alam semesta.

"Iyah emang" Lin akan memasukannya ke dalam tas. Tapi Afra sudah merebutnya kembali.

"Alex Ausin Habert.. Direktur utama J.Habert.." Afra kaget membaca nama dan jabatan yang berada di kartu nama itu. Kaya juga ikut kaget.

 Sekarang keduanya melihat ke arah Lin, mereka saling tatap. Lin hanya bisa menggeleng tak tau. Bahkan dia gak tau kalo Alex itu Direktur Utama J.Habert. 

"Darimana lo dapet kartu nama ini?" Kaya mulai mengeluarkan pertanyaannya seperti reporter.

"Ya dari orangnya lah" Lin merebut kembali kartu nama itu dan memastikan bahwa yang dibaca Afra itu benar.

'Dia benar-benar Direktur Utama J.Habert'

Lin menelan salivanya. 

"Lo bohong yah?!" Kaya tidak percaya "Gak mungkin dia ngasih kartu namanya sembarangan" Afra ikut tidak percaya.

 Lin tidak tau harus menjawab seperti apa.

"Lo gak bakal cerita sama kita?!" Kaya dan Afra terus memaksa Lin untuk bersuara.

"Aduuu gue ga tau harus cerita darimana?!!" Lin memegang kepalanya sendiri yang terasa penat. Akhirnya Lin memutuskan untuk pergi keluar kantin.

Lin..

Lin..

Catalina..

Kaya dan Afra terus mengikuti langkah Lin hingga sampai ke dalam kelas.

 Lin tetap tak berbicara sampai Mr. Gumelar masuk. Pikiran Kaya dan Afra terus dibuahi pertanyaan bertubi-tubi. Masalahnya itu, cowok yang tercantum di kartu nama Lin punya, bukanlah cowok sembarangan. Tapi ia adalah seorang Direktur Utama perusahaan terbesar di Amerika Serikat. Dan mempunyai gelar Habert pula.

 Akhirnya jam belajar telah selesai.

"Untuk pembelajaran kali ini kita akhiri sampai disini, see you goodbye" Mrs. Gumelar mengakhiri pembelajaran nya.

Catalina AshleyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang