2 - Hak untuk Bahagia

5.7K 863 666
                                    

Ini hanyalah fiksi belakang, karakter dalam cerita adalah buatan penulis semata. Penulis hanya meminjam nama dari artis kesayangan kita semua, NCT dan WAYV~

.

HAPPY READING

.

Ten berjalan masuk ke dalam lift. Hari ini dia terlambat istirahat. Deadline membuatnya bertahan lebih lama di dalam kantor. Tapi untungnya, sisa hari ini bisa dia lewati dengan sedikit santai. Karena itu dia berniat pergi ke kedai sandwich dan membeli kopi dingin sebagai hadiah untuk dirinya sendiri yang sudah bekerja keras. 

"Tunggu!" Teriakan yang asalnya entah dari mana membuat Ten menahan pintu lift yang akan tertutup. Beberapa saat kemudian, muncul Johnny yang berlari masuk ke dalam lift. Bibir Ten terangkat membentuk senyum tanpa diminta ketika melihat kedatangan alpha itu. "Johnny-ssi..."

"Oh, Ten-ssi! Terima kasih sudah menahan liftnya." Ucap Johnny sambil menstabilkan napas.

"Baru mau istirahat juga?" tanya Ten.

"Tidak, saya mau disuruh mengambil paket oleh bos di meja security."

"Ya ampun, kasihan sekali junior ini. Diperbudak senior."

"Hush! Nanti ada yang dengar."

"Cuma kita berdua di lift ini."

Mereka tertawa kecil lalu keheningan menghampiri.

Sebulan sudah sejak terakhir kali mereka benar-benar bicara. Iya, di hari pernikahan Taeyong dan Taeil. Setelah itu, mereka saling diam karena tidak ada hal yang benar-benar harus dibicarakan.

"Mau saya traktir kopi?" Tanya Johnny tiba-tiba. Dia sepertinya tidak tahan dengan keheningan itu. Dia juga merutuk semua orang yang bekerja di gedung ini. Kenapa tidak ada satu orang pun masuk ke dalam lift mereka?

"Hah? Kamu kan sedang melaksanakan tugas negara."

"Oh iya. Benar juga...." Johnny menggaruk tengkungnya karena menyadari kebodohan yang dia lakukan.

Keduanya keluar dari lift.

"Kamu kalau ke kantor naik apa?" Tanya Johnny.

"Subway. Kamu?" Jawab Ten.

"Mobil. Rumah saya jauh, kamu ingat?"

"Belum pindah dari rumah orang tuamu? Sama!" Ten nampak terkejut, tapi dia tersenyum cerah.

"Wah, sama-sama anak mama ya?"

"Itu bukan sebutan buruk."

Mereka sampai di pos security. Ten berniat untuk mengucapkan salam perpisahan dan langsung pergi, tapi Johnny menghentikannya dengan satu kalimat.

"Lain kali kalau ada waktu, saya traktir kopi."

"Hmm... Terima kasih tawarannya. Lain kali... Lain kali. Sampai jumpa, John-ssi!"

Lalu Ten pergi keluar dari gedung sementara Johnny mengambil barang-barang yang dimaksud bosnya.

.

Tentu saja sebenarnya Ten punya hak untuk memblokir akun mantan kekasihnya semata-mata karena ingin membuat hidupnya bahagia. Ya bagaimana tidak mau mengganggu? Taeyong rajin sekali mengupload bukti kebahagiaannya dengan Taeil di sosial media, lengkap dengan caption bak motivator plus pujangganya. Dulu, dia adalah orang dibalik semua kebahagiaan Taeyong. Sekarang? Halah...

Ten tersenyum miris mengingat masa-masa ketika dia terbuai rayu dan janji manis sang beta.

Kembali pada masalah blokir memblokir, Ten berkali-kali hampir menekan tombol blokir di akun Taeyong maupun Taeil. Namun masalahnya mereka masih berteman dan terhubung lewat grup chat yang sebenarnya mulai berdebu itu. Kalau dia tiba-tiba memblokir si pasangan pengantin baru, bisa rusak semua pertemanan mereka. Ten tidak suka bikin ribut, hidupnya sudah sulit. Orang-orang akan mempertanyakan sikapnya jika dia memblokir dua orang tak bersalah itu. Karena memang tidak ada yang salah dengan postingan Taeyong. Tidak ada yang salah dengan,

Unrealistic Love | JohntenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang