16 - Ketika Itu Kamu Cantik

4.2K 673 363
                                    

{Silahkan dengar DAY6-Yepposeo di setengah awal chapter ini, tapi jangan yang versi koplo ehe...]

.

HAPPY READING!

.

Masih pagi. Ten terburu memasukkan segala berkas dan laptop ke dalam tas. Di antara pundak dan kepalanya, terselip ponsel yang menjadi sumber kejengkelannya.

"Eomma, aku baik-baik saja!"

[Bukan begitu! Eomma cuma khawatir kamu menghabiskan makanan di tempat orang!]

"Eomma nafsu makanku tidak sebesar itu!"

[Tetap saja! Eomma dan appa akan ke sana nanti.]

"Nanti kapan? Jangan main-main, eomma!"

"Ten-ssi, kamu tidak apa-apa?"

Ten mengambil ponselnya kemudian memutus panggilan dari sang ibu. Ia menatap ke arah pintu kamarnya. Johnny ada di sana, menatapnya heran.

"Kamu berteriak-teriak. Eommonie khawatir." Lanjut sang alpha.

"Maaf, saya baru menerima telepon dari ibuku. Dia... dia mengacau." Ten sudah selesai mengemas barangnya. Namun dia tidak bisa segera keluar karena Johnny menghalangi jalannya di depan pintu.

"Mengacau?" Tanya Johnny seakan ingin kejelasan.

"Bukan apa-apa. Ayo segera turun. Harus segera berangkat."

Merasa menunggu sang pemilik rumah enyah dari hadapannya sepertinya akan menghabiskan waktu pagi mereka. Jadi, Ten menyusup di antara celah pintu dan tubuh besar Johnny. Ia turun ke lantai bawah meninggalkan Johnny.

.o0o.

Itu bukan tugas Ten untuk menemani Johnny ke manapun di luar kantor. Tugasnya sesungguhnya adalah memastikan semua karyawan bekerja dengan benar dan memilih orang seperti apa yang bisa diterima di perusahaan mereka.

Akhir-akhir ini, karena kabar bahwa perusahaan mereka berhasil membuat kerja sama dengan pemerintah, beberapa warga desa jadi melamar pekerjaan kembali ke pabrik. Padahal sudah dua bulan Ten menyebarkan kabar bahwa pabrik butuh tambahan karyawan ke orang-orang sekitar. Namun, baru sekarang mereka berdatangan. Seharusnya, dia sedang berkutat dalam proses seleksi.

Seharusnya.

Tapi dia ada di sini sekarang. Baru keluar dari ruang rapat setelah tiga jam menemani Johnny dalam pertemuan dengan petinggi proyek desa wisata. Tubuhnya pegal semua. Selama rapat, dia selalu ditatap oleh Tuan Hwang dan Tuan Lim. Membuatnya harus duduk sopan dan tegak setiap saat.

"Johnny-ssi mau makan di mana? Kata Doyoung makan siang di pabrik sudah habis."

Ten berjalan di belakang Johnny ketika mereka menuju ke mobil yang terparkir di halaman kantor pemerintahan. Karena matanya fokus menatap layar, dia jadi tidak sadar Johnny sudah berhenti di samping mobilnya dan tanpa sengaja menabrak punggung laki-laki itu.

"Aduh!"

"Mau ke restoran Jjampong?"

Johnny berbalik untuk melihat Ten. 

"Iya boleh..." Jawab Ten sekenanya sambil mengusap hidungnya yang tadi bertabrakan dengan tulang punggung Johnny.

"Johnny-ssi! Ten-ssi!"

Mereka berdua hampir masuk ke dalam mobil ketika seseorang memanggil.

Dua orang laki-laki paruh baya berjalan mendekati mereka. Tuan Lim dan Tuan Hwang.

Unrealistic Love | JohntenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang