14 - Tawaran Menakutkan

4K 636 389
                                    

Ini hanyalah fiksi belakang, karakter dalam cerita adalah buatan penulis semata. Penulis hanya meminjam nama dari artis kesayangan kita semua, NCT dan WAYV~

WARNING! ALUR LAMBAT, TYPO(S)

.

HAPPY READING

.

Ten terbangun ketika hari masih setengah gelap. Langit timur sana baru saja berwarna kekuningan. Biasanya Ten akan melanjutkan tidur ketika menyadari matahari bahkan belum siap bekerja. Namun ketika dia melihat langit-langit kamarnya yang putih polos berubah menjadi langit-langit yang terlihat kuno, mau tidak mau dia terperajat hingga terduduk.

Ten menatap sekeliling. Semuanya begitu asing buatnya sampai sang omega mengingat apa yang terjadi semalam.

Dia nyaris celaka. Entah orang yang hendak menculiknya itu ingin membunuhnya atau memperkosanya. Yang pasti dua hal itu bukan hal bagus. Untungnya keluarga Johnny datang tepat waktu dan menolongnya. Mereka membawa Ten masuk ke dalam rumah dan memberinya teh bunga hangat setelah dia siuman. Tak sampai situ saja, mereka tidak mengizinkan Ten pulang dan menyuruhnya menempati sebuah ruangan di sebelah kamar Johnny.

Itulah kenapa dia ada di sini sekarang.

Ten tidak mungkin kembali tidur. Lagi pula dia tidak bisa. Jadi, omega itu memutuskan untuk keluar dari kamar untuk melihat apakah ada orang yang sudah bangun pagi buta seperti ini.

Ia turun ke lantai bawah yang masih sangat sepi. Taman tengah rumah terlihat dari pintu kaca di ruang keluarga. Dulu di sana, Ten sering menghabiskan waktu dengan ibu Johnny.

Ah... Masa-masa yang indah. Pikir Ten.

Ia kemudian berjalan menuju dapur kotor. Sudah dia duga, Ibu Johnny pasti sudah berkutat dengan tungku masaknya. Punggung perempuan renta itu terlihat kokoh di depan tungku sembari dia meniupi sang bara agar menyala.

Ten berjalan pelan-pelan menuju toilet yang letaknya memang di dekat dapur. Tiba-tiba saja dia butuh kamar kecil.

"Pagi ahjumma..." sapa Ten dengan suara pelan.

Ibu Johnny menoleh. Ia tersenyum kecil. "Pagi, Ten." jawabnya singkat, kemudian kembali berkutat membesarkan api.

Ten buru-buru masuk ke toilet untuk menuntaskan panggilan alamnya. Di dalam sana, dia mengutuk diri sendiri. Apa yang akan dia lakukan nanti ketika keluar dari toilet? Haruskah dia kembali ke kamar? Haruskah dia mengajak ibu Johnny bicara? Dua hal itu terdengar sama-sama buruk buat Ten. Tidak mungkin dia bersikap sebagai tamu kurang ajar dengan mengabaikan sang tuan rumah yang mungkin sedang berusaha menjamunya. Namun, tidak mungkin juga dia harus pura-pura mengobrol dengan orang yang dua tahun lalu bahkan membuat hidupnya berantakan.

Sang omega keluar dari toilet dengan pikiran yang masih kalut. Ibu Johnny terlihat sudah meninggalkan tungku dan sibuk memotong daging di atas meja.

"Ten,"

Panggilan wanita itu membuat Ten terkejut. Dia membatu di tempatnya. 

"I-Iya, ahjumma?"

"Bisa tolong cucikan sayur di-" kalimat perempuan itu menggantung tiba-tiba. Dia berhenti memotongi daging dan menatap Ten yang masih terdiam di depan toilet. Tampaknya wanita itu baru saja disiram oleh kenyataan yang membuatnya berhenti bicara. "Eh tidak-tidak. Maaf. Aduh, ahjumma lupa. Astaga..."

Ibu Johnny tertawa kecut. Ia pun juga terlihat malu dengan apa yang baru saja diucapkannya.

"Padahal sudah lama kamu tidak menginap di sini, tapi rasanya ahjumma masih terbiasa dibantu kamu memasak. Sana, istirahat lagi. Nanti ahjumma panggil kalau sarapannya siap."

Unrealistic Love | JohntenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang