luminous, 𝘩𝘢𝘦𝘤𝘩𝘢𝘯 [✔]

7. hana

masih di hari yang sama―motor haechan masuk ke cluster aku tinggal. aku akhirnya buka percakapan sama haechan setelah kita diem-dieman dari lampu merah depan komplek.

"chan," haechan buka kaca helm full facenya. terus dia ngedehem dan miringin kepalanya biar dia bisa denger suara aku.

"turun di sini aja deh."

"ga usah. gua anter sampe depan rumah." haechan nutup kaca helmnya lagi. tapi aku belum selesai ngomong.

"ga enak sama lo kalo ketemu adek gua. kan abis diomelin."

aku kira haechan ga denger (karena helmnya). tapi dia ketawa. terus dia ngomong sesuatu yang malah aku yang ga denger.

ck, kacanya dibuka dulu dong!

"ngomong apa sih?"

haechannya malah makin ketawa. dia buka kaca helmnya. terus teriak biar aku kedengeran.

"gapapa, zar, gapapa!"

aku ngangguk-ngangguk. terserah haechan.

ga kerasa, motor haechan nyampe di depan rumah aku. aku turun dari motornya. terus buka helm dan kasih ke haechan.

"mau masuk dulu?"

sebenernya aku ga enak nawar gini. dia kan abis diomelin sama jisung. tapi buat formalitas aja deh.

"ga usah, kapan-kapan aja."

aku ngangguk-ngangguk. emang itu yang aku mau.

"titip salam ke adek lu ya."

haechan siap-siap di motornya. dia udah mau pergi. tapi dia nengok ke aku lagi. buat nanya―

"mau langsung tidur?"

"masih jam 6 kali. masa langsung tidur." aku muter bola mata aku. ada-ada aja pertanyaanmya.

"hehe," haechan cengengesan.

"balik ya zar. makasih hari ini!"

itu yang haechan ucapin sesaat sebelum dia tarik gas motornya dan pergi ninggalin rumah aku.

aku geleng-geleng kepala. harus aku inget baik-baik kejadian tadi. haechan kan 1000 tahun sekali ngucapin makasih.

―

"zar? pulang sama siapa?"

ada ka luna yang lagi di ruang tv. tumbenan banget dia keluar kamarnya.

"sama temen." jawab aku, dan nyamperin ka luna.

"cowo?"

aku berdecak karena pertanyaan ka luna. kan, ngeselinnya mulai keluar deh.

"iya, cowo."

ka luna nyenggol badan aku. sambil senyum-senyum jail.

"ah udah deh, males!" aku langsung berdiri lagi. jalan ke arah tangga buat langsung ke kamar aku.

"IH ZARA UDAH GEDEE!!"

aku pura-pura budeg sama teriakan ka luna. baru sampai di lantai atas, pintu di sebelah aku kebuka. pintu kamar jisung.

"teh? naik gojek?"

aku ngegeleng. "sama haechan, yang tadi angkat telpon." jawab aku. terus jisung ngangguk-ngangguk.

"oh iya, dapet salam tuh dari haechan."

"hah?" jisung ngangkat dua alisnya, ketawa sebentar, terus kasih aku jempol.

"mantep lah." katanya.

aku kerutin kening. "apanya yang mantep?"

"hehe, teteh ga tau kan?" jisung malah cengengesan. aku makin masang muka bingung ke jisung.