7. Question

81 23 15
                                    

Raihan dengan tenang menikmati makanannya. Tanpa memperdulikan dua temannya yang mendelik tajam. Ekspresi Kayla dan Rias terlihat kesal.

Raihan memutar bola mata kearah dua temannya. Ia baru menyadari jika Rias dan Kayla belum menyentuh sedikitpun makanan mareka. Malah ia bingung dengan ekspresi yang terlukis di wajah teman- temannya.

"Kenapa ngga makan? Ngga suka makananya, yah? Tapi makanan di sini enak lho," kata Raihan dengan senyuman manis terpatri di bibirnya. Tapi, tidak ada jawaban berarti. Raihan mengidikkan bahu lalu menyuap kembali salad pesanannya.

Apa ekspetasi seseorang jika temannya mengajak makan? Apa lagi jika teman yang mengajak  itu orang berduit. Di Resto? Cafe mahal? Diajak makan di warung kaki lima saja adalah suatu kenikmatan selama itu ditraktir.

"Enak dari Hongkong ...? " Kayla akhirnya bersuara "Masa makan di sini sih? Ngga ada tempat lain apa?"

"Coba aja dulu ... enak kok nih aku lahap makannya." Raihan menyuap sesendok salad  lalu menggerakkan mulut memutar dengan gerak lambat, di tambah juga menutup kedua matanya. Menikmati setiap kunyahan di dalam mulut.

Raihan membuka mata."Enak, kan, Yas?" tanya Raihan pada Rias. Kayla yang masih mengarahkan pandangan kepada Raihan menautkan kedua alisnya, samar melihat siluet Rias di pupil Raihan. Rias kok? Bola mata Kayla melebar cepat dia memutar kepala, betapa terkejutnya dia mendapati Rias telah memakan makanannya sangat lahap.

"Rias kamu di pihak aku atau Ray, sih?!"

"Sumpah ini enak banget, Kay. Aku ngga nyangka makanan di kantin rumah sakit seenak ini. Aku ngga nyangka jamur bisa di jadiin sate!" Rias berhenti sebentar dari kunyahannya, mengangkat satu tusuk sate ke depan Kayla, pancaran mata sang pemuda tidak menampik keseriusannya lalu menarik sate itu masuk ke dalam mulut.

Kayla tidak habis pikir dengan tingkah Rias itu, sekilas dia mengangkat satu alis dan menurunkan satu sudut bibirnya. Lantas ekor matanya bergulir. Seporsi sup jagung yang menganggur menunggu untuk di makan, kepul asap masih mengambang ke udara penampakkannya saja seakan berkata 'Ayo Kayla makan aku!' Kayla meneguk liur. Sebenarnya perut Kayla sudah melilit minta di isi, apalagi ketika melihat dua temannya makan dengan lahap.

Tanpa diduga, sebuah suara terdengar dari dari bawah. Otomatis dia langsung memegangi perut dan melirik ke kedua temannya. Takut dua pemuda itu mendengar. Ah, Sial Raihan menatapnya sambil tersenyum kemenangan. Pemuda itu lantas menggerakkan dagunya, seakan berkata 'coba dulu, enak, kok!'.

Akhirnya dengan menekan rasa gengsi, Perlahan Kayla menyendok sup jagung di hadapannya memasukkan ke dalam mulut.

Enak!

Mata Kayla langsung berbinar. Lalu dengan rakus, dia kembali menyuapkan sup jagung ke mulutnya.

"Enak, kan?"

Kayla tidak memperdulikan Raihan lagi, sekarang gadis loli ini sibuk dengan makanan yang sedang disantap. Raihan menggeleng pelan seraya tersenyum simpul melihat kelakuan teman satunya itu.

Tiga sekawan itu sedang menikmati  santap senggang mareka di kantin rumah sakit dimana semua menu di sini adalah menu vegan. Makanan yang belum pernah Kayla dan Rias makan.

Raihan yang pertama menandaskan makanannya. Sambil menunggu dua temannya selesai makan. Pemuda itu mengambil sebuah buku dan polpen dari dalam tas ransel. Membuat daftar pertanyaan.

1. Darimana Van itu datang?
2.Kenapa banyak abu tissue di dalam Van?
3.Apa maksud Robin menyelipkan sebuah jurnal ke dalam tissue dan membuangnya?
4. Kenapa kecelakaan itu terjadi di jalan yang tidak ramai di lalui. Sedangkan restoran Del Luna berada di tempat trategis?

Raihan: The Lost Artifact( Completed, Re-Publis)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang