KITAB TERCEL ANYA MARAH, DENDAM DAN DENGKI.
Yaitu: Kitab Kelima dari Rubu' Yang Membinasakan dari "KITAB IHYA'- 'ULUMI'DDIN"
Segala pujian bagi Allah yang tidak berpegang kepada kema'afan dan ke- rahmatanNYA, selain orang-orang yang mengharap. Dan tidak takut kepada bunik kemarahan dan keperkasaanNYA, selain orang-orang yang takut. Ia yang mengangsur (kearah kebinasaan) hamba-hambaNYA, dimana mereka tiada mengetahuinya. DIA mengerasi nafsu-syahwat dan menyuruh mereka meninggalkan apa yang menjadi nafsu-syahwat mereka. DIA men- coba mereka dengan kemarahan dan memberatkan mereka menahan kemarahan itu, mengenai apa yang dimarahi mereka. Kemudian Dia keliiing- kan mereka dengan hal-hal yang tidak disukai (al-makaarih) dan berbagai macam kesenangan. Dan Ia menangguhkan kepada mereka, untuk la meli- hat, bagaimana mereka itu berbuat. Dan DIA mencoba dengan yang demikian, akan kecintaan mereka, untuk diketahuiNYA kebenaran mereka,mengenai apa yang didakwakan mereka. DIA memperkenalkan kepada mereka, bahwa tiada tersembunyi suatupun kepadaNYA, daripada yang dira- hasiakan mereka dan yang dilahirkan mereka.
Dia memperingati mereka, bahwa Ia mengambil mereka dalam sekejap ma- ta (secara tiba-tiba) dan mereka itu tiada mengetahuinya. Ia berfirman:-
(Maa yandhuruuna illaa shaihatan waahidatan, ta'khudzu hum wa hum yakhish-shimuuna, fa laa yastathii-'uuna taushiyatan wa laa ilaa ahlihim jar- ji'uun). y
Artinya: "Tak ada lafgi yang mereka tunggu, melainkan suatu suara keras, yang akan menyiksa mereka, ketika mereka dalam berbantahan sesamanya. Mereka tiada berkesempatan menyampaikan pesan dan tiada pula dapat kembali kepada keluarganya". S.Ya Sin, ayat 49-50.
Rahmat dan sejahtera kepada Muhammad RasulNYA, yang berjalan para nabi-nabi dibawah benderanya.
Dan kepada keluarga dan shahabat-shahabatnya imam-imam yang menun- jukkan jalan dan penghulu-penghulu yang memperoleh kerelaan, rahmat yang seimbang bilangannya dengan bilangan yang ada dari makhluk Allah
144.
dan apa yang akan ada. Dan memperoleh bahagian dengan barakahnya, orang-orang dahulu dan orang-orang kemudian. Curahilah kesejahteraan dengan sebanyak-banyaknya!
Adapun kemudian, maka sesungguhnya marah itu nyala api, yang diambil dari api neraka Allah, yang dinyalakan, yang naik ke hati. Dan api itu me- netap dalam lipatan hati, sebagaimana menetapnya bara api dibawah abu. Dan akari dikeluarkannya oleh kesombongan yang tertanam dalam hati ti- ap-tiap orang perkasa, yang keras kepala, seperti dikeluarkan oleh batu, a- kan api dari besi. Dan telah tersingkap bagi orang-orang yang memandang dengan nur keyakinan (nurul-yaqin), bahwa manusia itu ditarik oleh urat darahnya kepada setan yang terkutuk. Maka barangsiapa dikejutkan oleh api kemarahan, maka sesungguhnya kuatlah padanya kedekatan setan, dimana setan itu berkata: "ENGKAU jadikan aku dari api dan Engkau jadikan dia (Adam) dari tanah".(l).
Maka sesungguhnya keadaan tanah itu tetap dan tenteram, sedang keadaan api itu menyala-nyala, hilang-timbul, bergerak dan bergejolak. Diantara natijah (hasil) dari marah itu, ialah dendam dan dengki. Dengan dendam dan dengki, binasalah orang yang binasa dan rusaklah orang yang rusak. Dan tempat tinggal dendam dan dengki itu, ialah sekumpul daging (mudl-ghah). Apabila daging yang sekumpal itu baik, niscaya baiklah tubuh yang lain bersamanya.
Apabila dendam, dengki dan marah itu termasuk diantara yang menghalau hamba Allah ke tempat kebinasaan, maka alangkah di perlukannya, mengetahui segala kebinasaan dan keburukan-keburukannya. Supaya ia menjaga yang demikian dan memeliharakannya. Dan menghilangkannya dari hati, jikalau ada dan meniadakannya. Dan mengobatinya, kalau sudah melekat pada hati dan menyembuhkannya. Sesungguhnya orang yang tiada mengenai kejahatan, niscaya akan jatuh ke dalamnya. Dan orang yang mengenai kejahatan, maka mengenai saja tidak cukup, sebelum ia mengenai jalan, yang dengan jalan itu, ia menolak kejahatan dan menjauhkannya. Kami akan menyebutkan tercelanya marah dan bahaya-bahaya dendam dan dengki pada Kitab ini. Dan bahaya itu akan dikumpulkan oleh penjelasan tercelanya marah. Kemudian penjelasan hakikat marah: Kemudian, penjelasan, bahwa marah itu, adakah mungkin dihilangkan asalnya dengan latihan (riadlah) atau tidak ? Kemudian, penjelasan sebab-sebab yang mengobarkan kemarahan. Kemudian penjelasan pengobatan marah sesudah bergejolaknya. Kemudian, penjelasan keutamaan menahan kemarahan. Kemudian, penjelasan keutamaan tidak lekas marah (hilmun). Kemudian, penjelasan kadar perkataan yang boleh untuk menolong diri dan terobat dari kemarahan. Kemudian, pembicaraan tentang arti dendam (al-haqd) dan natijah (hasil)nya, keutamaan ma'af dan kasih sayang. Kemudian, pembicara-
(1) Kata setan itu diceritakan dalam Al-Qur-an, surah Al-A'raf, ayat 12.
145.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ihya Ulumuddin 3-4
Non-Fictionsumber playstore semoga jadi amal jariyah bagi oarng yang bikin aplikasi ini amiin.