Tak ada yang Berubah atau Semua Telah Berubah

660 88 27
                                    

"Aku berjanji bahwa tak akan ada yang berubah, kan? Tapi maaf. Pada akhirnya aku tak bisa menepati janji itu.

Aku telah berbohong padamu.

Semua telah berubah. Aku, kau, semuanya. Tak ada lagi yang benar-benar seratus persen sama."

"Apa yang terjadi denganmu?"

"Ini semua gara-gara aku kehilanganmu. Ini semua terjadi sejak kau pergi dari sisiku."

Sehun..."

Unrequited

Flashback 5 tahun lalu....

PLAKK!

Tubuh Sehun menegang saat telapak tangan besar sang Ayah mendarat kencang di pipinya. Menyisakkan rasa sakit dan bekas merah samar di kulit pucat Sehun yang baru berumur empat belas tahun. Meski rasa sakit menyesap dari pipi dan menjalar ke seluruh tubuh. Wajah Sehun datar. Matanya menatap kosong. Ia hanya diam.

Berikutnya tamparan lain terdengar, kali ini mendarat di pipi Chanyeol. Berbeda dengan Sehun yang hanya berdiri terpaku, Chanyeol tidak diam. Matanya mendelik marah menantang sang Ayah. Tidak terima dengan tamparan kencang itu.

Di ruangan itu, kamar Chanyeol. Tidak hanya mereka bertiga. Umma berdiri di belakang Ayah sambil menutup mulut dengan kedua tangannya, menatap putra kembarnya syok. Dan di ambang pintu ada dua buttler keluarga Park, Byun dan Jongin. Lalu dibelakang mereka berdiri dua anak yang seumuran dengan Sehun dan Chanyeol. Byun Baekhyun dan Kim Jongin, tatapan mereka semua sama-sama terkejut atas apa yang mereka lihat.

Saat Park Siwon membuka kasar pintu kamar Chanyeol. Mereka melihat Chanyeol dan Sehun tengah berciuman. Orang tua mana yang tidak murka saat melihat putra-putranya melakukan hal serendah itu. Dan Appa yakin bahwa itu bukan pertama kalinya mereka berciuman. Park Siwon memang sudah melihat ada yang aneh diantara kedua putra kembarnya.

Nafasnya tersenggal-senggal. Wajahnya merah karena marah. "Kalian berdua..." Suaranya berdesis.

Tak ada yang berani bicara. Kamar itu dicekam keheningan yang menakutkan. Hanya isakan pelan yang terdengar dari Park Yesung yang tidak tahu harus bertindak bagaimana sekarang.

"Berani sekali... Ini benar-benar aib. Kalian berdua menjalin hubungan cinta?! Sesama lelaki?!" teriakan itu menggelegar di kamar seakan petir tengah menyambar. Membuat tubuh Sehun agak menciut dan ia menunduk disisi Chanyeol.

Chanyeol sendiri masih memandangi ayahnya tanpa gentar. Kilat di kedua matanya tertuju lurus. Berpandangan dengan kedua iris merah sang ayah. Ayah dan anak yang saling melempar tatapan mengintimidasi untuk menunjukkan siapa yang lebih hebat disini.

"Apa kalian sadar dengan apa yang kalian lakukan?"

"Aku sadar." Chanyeol menjawab dingin.

"Lalu?!"

"Apa salah jika aku mencintai Sehun?" Chanyeol balik bertanya. Kini ia meraih tangan Sehun dan menggenggamnya erat. Genggaman yang membuat Sehun semakin membatu di tempatnya berdiri.

Isakan Eomma semakin pilu. "Chan.., kumohon jangan begini. Lepaskan tangan, Sehun. Kau tak bisa mengatakan kau mencintai adik kembarmu sendiri. Kalian berdua sama-sama laki-laki!"

"Tidak." Chanyeol membantah dingin.

Emosi sang Ayah benar-benar tak mampu tertahankan lagi. Selama empat belas tahun ia membesarkan kedua putranya dengan segala cara. Mendidik mereka dengan pendidikan terbaik yang pernah ada. Dan ini balasan yang ia dapat dari mereka? Pemberontakan? Aib keluarga? Padahal mereka masih empat belas tahun!

Appa mendelik marah ke arah Sehun. "Katakan sesuatu, Sehun!" Perintah.

Tubuh Sehun semakin menciut rasanya. Ia menunduk karena tak berani menatap sang Appa. Namun diam-diam ia kini menggenggam balik tangan Chanyeol, membuat sang kakak paham perasaannya. Chanyeol pun menggenggam tangan semakin erat. Jelas ia tak akan melepaskan Sehun sekarang. Tidak dalam kondisi seperti ini.

UnrequitedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang