Someday We Will Meet Again and I Will Never Let You Go Anymore

486 79 32
                                    

Unrequited

Akhirnya besok adalah hari pernikahan. Hari penyatuan keluarga Chanyeol dengan keluarga Rose. Namun tak seperti hari pernikahan di tempat lain yang suasananya penuh kebahagiaan dan sukacita, suasana di keluarga Park jelas muram dan tak bahagia. Ah, bagaimana caranya mereka bersukacita kalau masalah kian meruntukki keluarga itu?

Bahkan Park Siwon pun tampak lebih banyak merenung hari itu.

Beberapa design interior dan para wedding organizer yang dipekerjakan sudah sibuk dari pagi-pagi sekali. Berbagai macam karangan bunga datang silih berganti. Beberapa ruangan utama di rumah mewah itu telah disulap sedemikian cantik demi memenuhi acara besok. Hall utama rumah Park bahkan kini menjadi hall luas dimana rencananya akan diadakan pesta dansa malamnya. Halaman belakang yang akan dijadikan tempat pesta sudah benar-benar sempurna dengan berbagai hiasan pita merah hati dan putih, meja dan kursi sebagai tempat perjamuan, juga pilar-pilar putih dengan untaian kain sutra tipis yang menggantung di setiap sudutnya, membentuk untaian dari satu pilar ke pilar lain. Membingkai sebuah lantai putih berbentuk lingkaran dimana sang pengantin bisa berdansa disana itupun kalau mereka mau berdansa. Sedang acara pemberkatan akan dilakukan di sebuah Gereja besar di wilayah Seoul, setelahnya baru mereka akan mengadakan pesta di rumah Park. Pelayan dan koki keluarga Park juga sibuk memasak berbagai macam jamuan. Bahkan telepon utama keluarga itu tak kunjung berhenti berbunyi, membuat baekhyun yang bertugas sebagai buttler utama kerepotan sendiri.

Jam satu siang merupakan waktu istirahat yang begitu baekhyun nantikan. Selain telepon yang tak lagi terus berdering, paling tidak ia bisa sedikit memanjangkan kaki sambil menikmati sekaleng cola dingin. Meski sesekali ia harus diganggu dengan beberapa maid yang meminta instruksi melakukan ini itu. Selebihnya, baekhyun bersantai dengan wajah kelelahan dan sesekali memijat punggungnya.

Kalau sudah dalam kondisi seperti ini, mau tak mau pikiran baekhyun akan melantur ke segala hal yang akan terjadi besok. Pernikahan itu cukup membuatnya stress, ditambah dengan kepergian sehun ke Amerika. Sungguh membuatnya tak tahu harus bagaimana. Sejak hari itu ia belum pernah benar-benar bicara ataupun minta maaf kepada sehun. Rasanya waktu sekitar dua bulan berlalu begitu cepat. Bahkan baekhyun masih belum bisa menerima bahwa besok mereka akan berpisah dengan sehun lagi. Dua bulan ini seperti mimpi saja.

Sekaleng cola dingin diletakkan di atas kepala baekhyun. Ia menengadah dan melihat jongin berdiri disisinya.

"Jongginiie?"

"Kenapa melamun? Apa tugasmu sudah sepenuhnya selesai, Baek?"

Pemuda berambut orange itu merengut pelan sambil menghela nafas. Ditekuk kedua kaki jenjangnya ketika ia melihat jongin menarik sebuah kursi, memposisikannya di samping baekhyun dan duduk disana. "Izikan aku istirahat sebentar. Jongiinnie sendiri kenapa disini? Bukannya tadi bilang mau mengurus sesuatu di kantor chanyeol?"

"Batal. Begitu kulihat chanyeol seperti mayat hidup akhirnya kuminta ia istirahat. Dan yang menakutkan, chanyeol menurut tanpa berkomentar." jongin meneguk minuman itu sambil menerawang lurus ke depan.

Tatapan baekhyun ikut lurus. Ia tersenyum kecil, "Apa yang akan terjadi kalau sehunnie benar-benar pergi? Apakah chanyeol akan kembali seperti dulu?" gumamnya lirih sambil menarik nafas dan membuangnya perlahan. Kemudian menatap ke tempat jongin yang hanya duduk diam.

"Lebih buruk."

"Tak bisakah kita bicara dengan sehunnie bernegosiasi dengannya?"

Jongin langsung melirik baekhyun sejurus. Dipandanginya sepasang iris madu itu penuh tanda tanya. Tapi kemudian ia tersenyum kecil sambil menepuk-nepuk kepala baekhyun.

Bicara dengan sehun? Sungguh jongin sama sekali tak berpikir kesana. Salah kan semua masalah yang mendadak menumpulkan otaknya sampai hal termudah pun tak terpikirkan. Atau ia terlalu terfokus kepada chanyeol sehingga ia lupa ia pun harus memperhatikan sehun.

UnrequitedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang