Batu itu telah bergulir menuruni lembah. Jika sudah begini, tak ada alasan untuk berhenti.
Kecuali sampai batu itu jatuh ke dasarnya.
Dan mungkin saat itu batu itu telah hancur berkeping-keping.
"Chanyeol hyung...apa yang akan kau lakukan?"
"Jika ia berniat menghancurkan aku, menghancurkan kita.
Maka akan kupastika ia hancur berkeping-keping lebih dulu daripada kita.
Kita tak akan kalah lagi kali ini."
Unrequited
Nafas Baekhyun terengah-engah ketika pemuda itu berlari menyusuri lorong rumah keluarga Park. Ia terburu-buru untuk mencapai kamar Jongin yang terletak cukup jauh di ujung lorong. Sampai akhirnya pintu bercat coklat itu tampak di depan matanya.Baekhyun membuka pintu itu paksa. Memperlihatkan jongin yang tengah mengenakan kemeja di dalam sana. Jongin mengernyitkan kening saat melihat baekhyun dengan panik menghampirinya.
"Baek? Ada apa?"
"Jonginniiee..," Nafasnya tersenggal-senggal, "ini gawat."
"Apa?"
"Pe-pernikahan…"
"Ha?" Kening jongin semakin mengkerut karena ucapan baekhyun yang terputus-putus. "Apa maksudmu? Bicaralah yang jelas," keluhnya sambil menatap si rambut orange lebih seksama.
Kedua iris manik madu baekhyun tampak resah dan kacau. Ia mencengkram kedua pundak jongin erat. "chanyeol dan rose akan menikah!"
Apa…katanya barusan?
Kedua mata jongin mengerjap tak percaya. Gerakannya yang tadi tengah mengancingi kemeja langsung terdiam saat baekhyun mengatakan semua itu. Tatapan sepasang iris sapphire gelap itu tertuju ke arah meja di samping tempat tidur. Dimana ada sebuah map coklat diletakkan disana.
Ini buruk juga. Tak ia sangka semua akan menjadi secepat ini.
Baekhyun berjalan ke tempat tidur jongin, duduk di tepinya sambil menumpukan kepala di kedua tangan yang ia topang di lututnya. Menunduk dengan perasaan kalut. "Sial. Aku tak tahu bagaimana lagi. Apa yang akan terjadi dengan mereka. Kurasa Tuan Siwon sudah tahu kalau chanyeol dan sehunnie kembali bersama."
Langkah jongin tertuju ke arah map coklat. Diraihnya map itu dan ditatapnya tajam. Baekhyun yang melihatnya hanya melirik jongin bingung.
"Apa itu, jonginnie?"
"Senjata terakhir milik Chanyeol."
"Eh?"
Jongin menatap baekhyun sejurus. "Jika dokumen ini sampai jatuh ke tangan Chanyeol dan ia menggunakannya, maka tuan siwon dan seluruh Park Group akan hancur. Tapi kini aku sepertinya harus memberikannya kepada Chanyeol."
Tubuh baekhyun menegang mendengar penjelasan itu. "Apa…isinya?"
Tatapan jongin berubah resah. Ia mengacak rambutnya pelan sambil menghela nafas frustasi. "Aku benar-benar berharap situasi tak memburuk sampai-sampai chanyeol akan menggunakannya. Jika ia menggunakan kartu ini, sehun pun akan terlibat. Selain Park Group, keluarga ini akan ikut hancur juga. Tapi yang kau bilang membuatku yakin kalau chanyeol akan meminta benda ini dariku."
baekhyun masih tak mengerti maksudnya.
"Ooi, Baek."
"Ya?"
"Sekalipun, jangan pernah tinggalkan sehun jika ia keluar rumah sendirian. Satu minggu lagi chanyeol akan pergi melakukan perjalanan bisnis. Firasatku mengatakan hal buruk akan terjadi kelak. Ada sesuatu yang akan terjadi ketika chanyeol tak ada di Seoul kepada sehun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unrequited
Romance"Kau dan aku" "Kita tidak akan bisa bersama." "Ingatlah. Tak akan ada satu hal pun yang berubah ketika kau kembali nanti." "Aku Mencintaimu..."