14. Topeng Kematian

281 60 34
                                    

Ketika kegelapan menguasai jiwa para pendosa.

Sebelumnya, Eby punya kejutan di chapter ini untuk kalian semua, gaaiisss ❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelumnya, Eby punya kejutan di chapter ini untuk kalian semua, gaaiisss ❤

HAPPY READING


Sehun nyaris berteriak saat mendapati seekor lebah sedang terbang tepat di atas wajahnya. Serangga penyengat itu berukuran cukup besar–seukuran ibu jari orang dewasa. Bukan! Bukan ukuran yang menjadi permasalahannya, melainkan bisa yang terdapat pada sengatnya. Bulu kuduk Sehun meremang seketika saat membayangkan betapa sakitnya jika terkena sengatan lebah tersebut.

Sehun hendak mengusir lebah itu dengan satu teriakan kuat, tetapi suaranya serasa tertahan. Sedangkan serangga bersayap itu terus terbang mengitari wajahnya, seolah menganggap kalau wajah Sehun adalah sebuah bunga yang menyimpan banyak madu.

"Huusshhh!! Hussshh!!"

Ia terbelalak. Bukannya terbang menjauhi wajah Sehun yang telah dibanjiri oleh keringat dingin, lebah itu malah melesat terbang mendekati hingga hinggap tepat di puncak hidung Sehun. Kontan napas Sehun terhenti sesaat kemudian kedua matanya melotot, seolah ingin mengeluarkan bola mata seukuran bola tenis.

"Yaakkkk!!!" pekik Sehun kesakitan, membuat lebah itu seketika pergi setelah memberikan hadiah kepada dirinya–sebuah sengatan yang teramat menyakitkan. Bahkan, Sehun bisa merasakan kalau hidungnya telah memerah dan bengkak, seperti hidung badut.

Meringis kesakitan sesaat kemudian mengembungkan kedua pipi, Sehun menatap nanar tatkala mendapati sikunya tergores tanaman berduri.
Sepertinya hari ini Sehun mendapatkan kesialan untuk kesekian kalinya. Ternyata tanaman berduri yang menggores sikunya berasal dari pepohonan yang mengelilingi tubuhnya saat ini.

Ia mengerjatkan kedua tungkai yang selonjoran sebelum terpekik histeris ketika melihat tanaman berduri tersebut merambat di antara kedua kakinya. Rasa sakit yang luar biasa berhasil membuat pemuda berparas dingin itu mengerang kesakitan. Tanaman berduri tersebut kini bergerak melilit tubuhnya, membuat duri-duri tersebut menembus hingga mengoyak kulit dan beberapa bagian pada pakaian Sehun.

Darah segar pun memancar keluar dari balik luka tusukkan duri. Sehun rasanya ingin mati. Kedua manik matanya bergerak gelisah mencari ketiga temannya yang telah bangun lebih awal darinya.

"T-tolong...," lirih Sehun saat melihat dua orang pemuda sedang duduk membelakangi dirinya tepat sepuluh meter di sana.

Taehyung dan Chanyeol sedang duduk pada sebuah batu besar yang berada di tepi sungai. Memandang Yoongi yang sedang berusaha menangkap ikan, Chanyeol menggerutu sebal ketika pemuda Min itu tidak kunjung juga mendapatkan tangkapannya, sementara para cacing yang berada di dalam perut Chanyeol sudah berdemo dan nyaris membakar lambungnya.

"Chanyeol-ah!" si pemilik nama pun menoleh kepada Taehyung yang sedang memandang permukaan air sungai yang berkilau indah saat bermandikan semburat mentari pagi. "Apa kau percaya kalau orang mati bisa kembali hidup?" tanya Taehyung setelah mengembuskan napas pelan, membuat asap tipis kentara keluar dari mulutnya.

THE BLACK MAGIC [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang