MARVIN - 4

24 4 8
                                    

Jangan lupa vote dan komennya.

Happy reading!

~~~~~~~

Vina yang melihat Rahma sedang menutupi mukanya dengan bantal lantas ia menghampiri Rahma.

"Ma? Kamu kenapa?" Rahma yang terkejut mendengar suara Vina seketika mengencangkan pegangan bantalnya.

"Huaa, kak. Martinus ngeselin!" Adu Rahma.

"Martinus?! Kenapa?" Tanya Vina bingung.

"Ishh masa dia pagi-pagi udah-" Ucap Rahma menggantung.

"Kenapa, Ma? Udah apa?" Tanyanya penasaran.

"Umm.. it- itu.. nggak kok, Kak hehe. Ga jadi." Ujarnya cengengesan.

Vina menyipitkan matanya curiga ia pun berusaha untuk mendesak Rahma agar berkata jujur. "Kenapa? Jujur nggak?"

"Gapapa, Kak. Aku ga gapapa." Teriaknya yang masih menutup muka dengan bantal.

"Oh, aku tau. kamu pasti abis di cimmph-" Belum menyelesaikan kalimatnya dengan cepat Rahma membekap mulut Vina.

"Ssttt, Kak. udah ya aku malu!" Rahma memohon dan menempelkan jari telunjuknya di mulutnya. Vina yang masih di bekap oleh Rahma hanya menganggukkan kepalanya saja.

Tak lama Marcus datang dan terkejut melihat Vina yang di bekap oleh Rahma. "Rahma! Lo ngapain? Lo gila ya mau bunuh istri gue?" Teriak Marcus dan berusaha melepaskan bekapan Rahma.

"Ehh.. Ng-nggak kok, Mac." Ujar Rahma melepaskan tangannya dari mulut Vina.

"Lo kenapa sih, Ma? Kok lo tega?!"

"Marcus, udah yaa. Rahma ga bermaksud kok. Lagian aku yang mulai." Vina berusaha menengahi kala melihat Marcus yang terpancing emosinya.

"Nggak, b. Rahma udah bekap kamu! Kamu gapapa kan ga ada yang luka?" Tanya Marcus mamastikan lalu mengusap lembut pipi Vina.

Oke fix Marcus lebay.

"B, aku gapapa! aku yang mulai duluan aku isengin Rahma jadi aku kena imbasnya hehe."

"Iya tuh Mac. Kavina duluan isengin gue! Masa dia bilang gue abis di cium Martinus. Eh-" Rahma membekap mulutnya sendiri.

'ish bego mulut sialan!' gerutu Rahma pelan.

"Ah, Ng- nggak bukan gitu. Umm.. itu.. anu umm..." lanjutnya

"Ohhh.. jadi ada yang habis di cium sama si bangke. Pantesan itu bocah senyum-senyum sendiri di kamar mandi ternyata ini alasannya?" Ujar Marcus mengangguk-anggukkan kepalanya penuh arti.

"Ehh.. Nggak kok Mac. Ah, tau ah." Ujar Rahma gelagapan lalu pergi meninggalkan mereka berdua.

"Eh, Ma. kamu mau kemana?"

"Udah, b. biarin aja."

"Ckck Rahma Rahma. ada-ada aja."

"Kenapa? kamu mau juga di cium?" Tanya Marcus dengan senyum smirk-nya.

"Ish enak aja. Nggak!"

"Ayolah, b" Marcus memonyong-monyongkan bibirnya ke arah Vina. Membuat Vina bergedik geli melihatnya.

"Itu mah kamu yang mau!"

"Hehe." Tawanya lalu mendekatkan wajahnya ke arah Vina.

"Eh, Mac. kamu mau ngapain?"

"Mau cium kamu. Ga boleh emangnya?"

"Nggak wlee" Vina berdiri dan berlari menghindari Marcus.

"Eh mau kemana kamu? Awas ya kalo ketangkep ga di kasih ampun."

MARVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang