MARVIN - 7

16 2 0
                                    

Happy reading!

Sebelum baca sebaiknya anda Vote terlebih dahulu hehe.

~~~~~~~~~~

1 minggu berlalu tetapi tetap tidak ada tanda-tanda Marcus untuk siuman.  Sudah satu minggu ini ia bulak balik ke rumah sakit untuk memastikan Marcus tidak kenapa-napa bahkan ia juga sempat tidak tidur hanya untuk menjaga Marcus.

Marcus sudah di pindahkan ke ruang rawat inap 1 hari setelah pemeriksaan. Disinilah Vina di ruang rawat inap Marcus.

"Marcus kamu tau ga? Temen satu kelas aku udah nikah lho kamu kapan nikahin aku? Kalo kamu tidur terus?" Ucap Vina bercerita.

"Apa ini balasan aku yang udah abaikan kamu selama satu minggu? Iya deh, aku minta maaf sayang. Aku udah ga marah sama kamu."

"Dan asal kamu tau, kalau aja di waktu itu aku turutin apa kata bunda dan kamu pasti ga akan kaya gini. Marcus bangun dong! aku janji deh aku ga bakal marah lagi." Ujar Vina seraya memperlihat jari telunjuk dan tengah walau ia tau Marcus tidak bisa melihat itu.

Vina kembali terisak. Sakit di dadanya masih membekas melihat orang yang ia cintai terbaring lemah. Ia tak tahu harus melakukan apa? Yang dia bisa lakukan adalah berdoa. Berdoa kepada Tuhan agar sembuhkan Marcus. Vina menangis pilu.

"Marcus aku mohon! kamu bangun sayang. Aku janji aku ga akan marah sama kamu aku ga akan cuekin kamu lagi!" Ujarnya di sela-sela isak tangisnya.

Di genggamnya tangan Marcus. Ia menundukkan kepalanya ke sisi brankar. Ia masih menangis. Ia tak sanggup kalau membayangkan Marcus seperti ini terus.

Tanpa ia sadari sebuah tangan yang mengelus rambutnya dengan lembut.
Hal itu refleks membuat Vina terbangun melihat Marcus yang sekarang sedang menatap Vina.

Ia tak percaya apa yang ia lihat.
"Vi.. na.." ucap Marcus lemah.

"Ma.. Marcus??" Ujar Vina

"Hey b. ka- kamu udah bangun? Aku panggil dokter dulu ya." sambungnya terbata-bata. Ketika Vina hendak berdiri sebuah tangan menggenggam lengan Vina agar tidak keluar.

Hal itu membuat Vina mengurungkan niatnya dan berbalik menghadap Marcus.

"Ja.. jangan pergi." Pintanya "disini aja." lanjutnya.

"i-iya, iya. aku di sini aku ga akan kemana-mana." sahut Vina.

Setelah itu tidak ada lagi percakapan diantara mereka yang ada hanya keheningan yang membuat suasana itu menjadi semakin canggung.

Duh kok gue gugup gini sih, jantung gue kenapa ini? batin Vina.

🌼🌼🌼

Dua hari setelah Marcus siuman dari tidur panjangnya hari ini adalah hari terakhir Marcus di rawat. Seperti biasa ada Vina yang selalu merawat dan menjaganya selama beberapa minggu ini.

Vina dengan telatennya menyuapi Marcus semangkuk bubur. "Kamu tuh harus makan yang banyak." ucap Vina.

"Udah seminggu kamu ga makan. Emang ga lapar gitu? Tidur mulu akunya di cuekin aja." lanjutnya.

Marcus yang sedang makan itu tiba-tiba berhenti mengunyah. Vina yang melihat itu pun menghentikan aktivitasnya.

"Kenapa?" Tanyanya lembut.

"Aku nyusahin kamu ya selama aku koma?" Tanya Marcus.

"Kamu ga nyusahin kok b. Justru aku ikhlas nemenin kamu selama kamu di rawat." Jujur Vina.

MARVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang