Happy reading!
Sebelum baca sebaiknya anda Vote terlebih dahulu. Hehe
~~~~~~~~~~
Satu minggu berlalu. Marcus dan Vina sudah tidak lagi saling memberi kabar. Yang biasanya Marcus akan menelpon Vina di malam hari sebelum tidur dan juga Vina menelpon Marcus di pagi hari untuk membangunkannya.
Kini sudah tidak ada lagi. Tidak ada lagi yang membuat Rahma dan Martinus iri akan kemesraan Marcus dan Vina.
Semua itu seakan hilang begitu saja, seperti tidak pernah terjadi sebelumnya. Itu membuat keduanya sama-sama tersakiti baik Vina maupun Marcus.
Di kamar gadis berambut panjang. Gadis itu sedang duduk di kursi balkon kamar sambil membaca novel favoritnya yang di temani secangkir teh manis hangat. Cuaca yang indah dan sejuk membuat Vina terasa nyaman untuk sekedar membaca novel.
Toktoktok
Terdengar ketukan pintu kamar gadis itu. Ia bangkit melangkahkan kakinya menuju pintu kamar. Membuka pintu dan melihat siapa yang mengetuk pintu itu.
Ternyata seorang wanita paruh baya yang cantik persis seperti dirinya yang sedang tersenyum kepadanya. Ya, itu Reta-bunda Vina.
"Eh Bunda, kenapa Bun?" Ujar Vina ketika mengetahui siapa yg mengetuk pintu kamarnya.
"Bunda.. boleh masuk?" Tanyanya.
"Boleh kok Bun, yuk masuk."
Mereka masuk kedalam kamar Vina dan menuju balkon tempat dimana Vina sedang membaca novel. Mereka duduk di kursi yang ada di balkon.
"Bunda dulu juga pernah berantem sama Ayah." ujar Reta.
"Persis seperti kamu cuma bedanya, Ayah kamu itu dulu berboncengan sama perempuan lain." lanjutnya.
Vina yang tadinya sedang fokus membaca novel seketika terdiam dan melihat ke arah Reta-Bundanya.
"Itu rasanya sakit kak. Bunda juga tau sesakit apa kamu saat melihat Marcus meluk orang lain di depan kamu. Itu sama seperti Saat bunda melihat ayah memboncengkan perempuan lain di depan bunda." ujar Reta.
"Tapi bunda berusaha positif untuk itu. Mungkin aja ayah ga ada cara lain untuk menolak. Sedangkan itu saat malam hari ayah memboncengkannya." lanjutnya
"Terus bunda?" sahut Vina yang mulai tertarik dengan cerita dari bundanya.
"Bunda, bersama teman bunda. itu keadaannya saat bunda dan teman bunda habis main dari tempat magang. Ya, singkat cerita bunda ga sengaja lihat ayah berboncengan dengan perempuan itu."
"Kok ayah tega bunda." sahut Vina.
"Ayah bukan tega sayang, jika kamu tau alasannya apa kamu pasti ngerti kok sayang,. begitu juga bunda, pada saat itu." ujar Reta.
"Jadi kamu harus bertemu sama Marcus. kalian bicarakan baik-baik kasih kesempatan untuk Marcus menjelaskan semuanya sebelum terlambat. Kamu harus selesaikan agar ga ada salah paham lagi di antara kalian." Ujar Reta terdengar seperti perintah.
"Kamu udah saling kasih kabar?" Lanjutnya.
Vina hanya menggelengkan kepalanya lemah lalu menunduk sebagai jawaban. Reta tersenyum dan mengelus kepala Vina dengan lembut.
"Sebaiknya kamu kasih kabar dia. Bunda yakin Marcus sedang nunggu kabar kamu di sana. Ga baik marahan lama-lama."
"Tapi bunda..."
"Ga ada tapi-tapian. Kamu harus kabari dia. Ok sayang?" Perintah Reta.
"Ya sudah bunda keluar dulu ya, bunda mau ke rumah tante Jihan." Setelah mengecup kepala Vina. Reta meninggalkan Vina yang masih terdiam di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARVIN
RomanceIni bukan cerita badboy atau cowok dingin apalagi si ketos, bukan juga anak gengster. Ini hanya cerita seorang gadis yang mencintai seorang penyanyi laki-laki kembar asal Norwegia. Pengen tau ceritanya seperti apa? Yuk buruan baca! Eits! Sebelum bac...