BAB 10 - TERNYATA?

14 3 0
                                    

Malam ini angin lembut menyapa wajah Ica dan Aulia yang sedang duduk di balkon. Aulia meminta agar kakaknya membantu menyelesaikan tugas rumah karena sebentar lagi libur sekolah akan berakhir dan Aulia akan kembali bersekolah setelah setengah bulan libur kenaikan kelas.

"Gak ada yang bantuin kakak buka toko pagi-pagi lagi dong Au" kata Ica membuka percakapan.

"Hehehe, yaa gimana dong, padahal Aulia juga pengen liburnya lebih lama" jawab Aulia.

"Ih, dikasih libur malah ketagihan, dasar" ucap Ica menggerutu.

"Hehehe" Aulia tertawa.

"Nah yang ini kalimatnya belum pas Au, benerin dulu" kata Ica sambil menunjuk layar laptop yang dipangku Aulia.

"Eh iya ya ka" jawab Aulia kemudian langsung meralat ketikannya.

Sementara di bawah, tepatnya diruang keluarga, bunda bersama bu Laila sedang menonton televisi.

Tiba-tiba datang mobil berwarna abu-abu yang beriringan dengan mobil abinya Azam.

"Kak, itu Kak Farah" Aulia menunjuk mobil abu-abu yang datang.

Mereka berdua melihat kedatangan Kak Farah dari balkon.

"Eh iya, kita turun yuk. Tugasnya lanjut besok, nanti kakak bantu lagi" ucap Ica.

"Oke kak," jawab Aulia.
"Tapi kenapa mobilnya bareng sama mobil kak Azam ya kak?" tanya Aulia penasaran.

Ica mengangkat bahu tanda tidak tau,
"Mungkin kebetulan aja kali" jawab Ica.

Mereka segera menuruni satu persatu anak tangga.

"Aduh cucukuuu" ucap bunda dengan semangat sambil menyambut seorang bayi berumur satu tahunan yang masih semangat semangatnya belajar berjalan.

Namanya Nazqiya, putri pertama kak Farah dengan bang Azwar. Dengan gembira gadis mungil itu memeluk sang nenek.

"Aduh lucunyaaa anak siapa inii" ucap bu Laila gemas.
Azam beserta Abi terlihat berbincang sebentar dengan bang Azwar, lalu kemudian berjalan menuju teras rumah.

"Ayoo masuk yuuk" ucap bunda lagi.

"Umi kapan datang?" tanya kak Farah pada bu Laila.

"Kemaren Far, pagi-pagi Umi datang" jawab bu Laila.

"Biasa teknik supaya gak kena macet" sahut Abinya Azam yang masuk berbarengan dengan bang Azwar dan diikuti oleh Azam dibelakang.

Aulia bergegas ke dapur untuk membuatkan air minum. Si lucu Nazqiya ternyata mengikuti bibi kecilnya ke dapur, Ica pun mengiringi langkah peri kecil tersebut agar tidak mengganggu Aulia yang sedang menyiapkan air minum.

Tingkah Nazqiya membuat semua orang gemas melihatnya.

Sekarang di ruang tamu semua orang duduk dan mengobrol ringan. Aulia datang membawakan air minum dan menaruhnya disamping snack yang sudah tertata di atas meja.

Kemudian Ica datang dan menggendong Nazqiya yang kelelahan karena super aktif. Dia menguap dengan jari lembut Ica yang menutup mulut kecil Nazqiya.

"Naaah, udah ngantuk tuh bun" ucap bang Azwar kepada kak Farah.

"Bawa kekamar dulu sana Far, kasian tuh" bunda juga angkat bicara.

"Iya, kasian kecapekan" sambung bu Laila.

Setelah permisi untuk menidurkan Nazqiya kak Farah segera menggendong anaknya ke kamar.

Sedangkan sebentar lagi akan berkumandang adzan isya. Ica bergegas mengambil air wudhu kemudian masuk ke kamar. Dari lantai atas Ica melihat Azam sudah mengganti pakaian nya dengan baju koko berwarna biru muda serta peci putih ala grup habsyi Syubbanul Muslim yang sempat viral pada masanya dikalangan anak remaja.

TUNGGU YA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang