Part 2 | A Thousand Candles

874 84 25
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pin Leo Belgicus tersemat di dada kiri setiap staff yang bekerja di istana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pin Leo Belgicus tersemat di dada kiri setiap staff yang bekerja di istana. Gambar singa kuning dengan lidah dan kuku merah berlatar hitam yang menjadi lambang negara Kingdom of Belgium itu juga menempel pada seragam Melchior--juru bicara istana resmi--yang saat ini tengah mengetuk pintu ruang kerja pangeran.

Edward tidak terkejut. Lima menit yang lalu ia sudah diberitahu tentang kedatangannya dan mempersilahkan pria itu masuk.

"Your Highness." Layar ponsel di bawah telapak tangan Edward terbalik menghadap meja ketika Melchior tiba di hadapannya dan berdiri memberi hormat.

"Kenapa kau belum pulang?" tanya Edward, mengusap kening dengan helaan napas berat.

"Saya kemari untuk menyampaikan hal yang sangat penting agar anda dapat bersiap-siap mulai sekarang."

"Harus malam ini?"

Melchior mengangguk, memperbaiki sikap dengan mengunci pergelangan tangannya di depan tubuh lalu memusatkan perhatian pada wajah Edward. Bukan menatap ke dalam mata birunya, melainkan ujung dagunya saat bicara.

"Keputusan His Majesty turun tahta telah ditetapkan satu bulan lagi," terang Melchior. "Sebaiknya anda segera melangsungkan pernikahan dalam waktu dekat ini. Sebelum penobatan, karena Ratu membutuhkan Puteri Mahkota sebagai penerus."

"Aturan dari mana pesta dansa ada di acara perayaan? Siapa yang menetapkan?"

"Itu..." suara Melchior tergantung heran selama beberapa detik. "Kenapa anda tiba-tiba menanyakan itu?"

"Apa boleh kuhapus? Dia baru saja menolak lamaranku karena tidak bisa berdansa lagi," keluh Edward muram. "Jangan salah paham. Dia bukan kejam, hanya sedikit terguncang. Menurutmu berapa lama aku harus memberinya waktu?"

"Yang saya tahu, anda tidak pernah tahan menunggu." Melchior mengerutkan alis, "sedangkan penyembuhan nona Rapunzel tidak tentu dan memerlukan waktu lama."

Edward menggeleng. "Tidak. Kau salah Melchior, semua orang tahu kami tumbuh bersama sejak umur 5 tahun. Maksudku, hampir dua puluh tahun berhubungan jika dihitung. Aku tidak keberatan menunggu sampai dia kembali normal seperti dulu."

RAPUNZEL (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang