Yuhhuuuu sesuai janji Aira bawain update lagi sore
Awas ketagihan ya wkwk pede banget...
Jangan lupa vote dan komentarnya
Rapunzel berdecak, masih menatap pintu yang baru saja dilewati Heinrich kemudian mencibir. "Dia sok jual mahal." Sembari mengusap bibir, Rapunzel meminta Robin berbagi makanan yang dibawanya agar bisa dia santap di atas kasur karena ia sedang malas menggunakan kursi roda.
"Menurutmu aku salah?" tanya Rapunzel tiba-tiba, mencari dukungan jika bukan hanya dirinya yang menganggap Heinrich bersikap jual mahal.
"Tidak.... kau benar," timpal Robin seraya meneguk kaleng kopinya sebentar.
"Berapa lama kau mengenalnya?"
"Mungkin, sudah tujuh tahun." Robin menghitung. "Jangan tersinggung. Heinrich memang tidak mencari wanita cantik."
"Kalau bukan, lalu apa yang dia cari?" protes Rapunzel menantang. "Katakan... Aku saja bisa membuat seorang Pangeran bertekuk lutut. Harusnya dia tidak menghindariku seperti tadi. Pria mana yang berani menolakku––Rapunzel Francesca Janssens!" emosinya memuncak. Sial! Dia benar-benar tidak terima.
"Kau perempuan pertama yang berurusan dengannya. Jadi wajar... Selama ini, Heinrich tidak punya waktu untuk itu," kata Robin.
"Pertama?" Rapunzel ragu.
"Bukankah dia pria yang membosankan?" Robin terkekeh. Dalam hati Rapunzel mengiyakan. "Tapi tenang saja.. Pelan-pelan dia akan terbiasa. Karena sepertinya, Heinrich juga tertarik padamu."
Kali ini alis pirang Rapunzel berkerut. Masih tidak yakin, apalagi sikap Heinrich beberapa saat lalu tampak menunjukkan hal yang sebaliknya. Rapunzel tidak melihat perhatian Heinrich seperti yang dia temukan saat lelaki itu menyelamatkannya dari api.
Tingkah laku Heinrich pagi ini terlihat jauh berbeda. Tegas, kaku, bukan lembut seperti yang terakhir Rapunzel ingat sebelum mereka terjun ke danau. Ia tidak mengenalinya dan itu membuat Rapunzel merasa bertemu orang lain. Apa Heinrich memang memiliki masalah dengan kepribadiannya yang kadang berubah-ubah?
KAMU SEDANG MEMBACA
RAPUNZEL (SUDAH TERBIT)
Short Story(Tersedia di Karya Karsa @namuma) Malam itu, Heinrich memimpin tim pemadam kebakaran menuju tengah hutan. Ke sebuah menara tinggi terpencil, jauh dari desa. Di atas sana, Heinrich melihat untaian rambut pirang panjang seorang gadis membelakangi jend...