Warning! Typo bertebaran
Kadang ada hal-hal yang perlu kita terima tanpa perlu kita pahami.
Dan rasanya memang benar-benar sakit.HAPPY READING
🌼🌼🌼
Setelah perdebatan dengan Devan dan Cahaya, akhirnya Arbilla memutuskan untuk mengurung diri dikamarnya dan enggan untuk keluar kamar.
Ia memikirkan maksud dari perkataan ayahnya tadi yang mengatakan bahwa ia tidak akan hidup sampai saat ini jika bukan karna ayahnya.
Arbilla sudah menyimpulkan yang tidak-tidak dan itu membuat kepalanya terasa sangat pusing, ditambah dengan luka bekas tamparan ayahnya tadi yang membuatnya semakin lemas.
Saat ingin memejamkan matanya, Arbilla mendengar suara ketukan pintu kamarnya dan ia juga mendengar suara Talita yang memanggil namanya dari luar sana.
Karena tidak ingin membuat kakaknya khawatir saat nanti melihat luka memar dipipi juga sudut bibirnya, akhirnya Arbilla berpura-pura untuk tidak mendengar dan kembali memejamkan matanya.
Talita yang sudah geram lantas langsung membuka kamar Arbilla dengan kunci cadangannya, kemudian langsung masuk dan menemukan Arbilla yang tengah tertidur.
"Bil," panggil Talita hati-hati karna takut mengganggu
Arbilla yang memang belum tidur, langsung membuka matanya dan merubah posisinya menjadi duduk bersandar.
"Kenapa kak?" tanyanya
"Kamu yang kenapa, dari tadi gak keluar kamar bikin kakak khawatir aja," ujar Talita sedikit kesal dengan sikap adiknya
"Maaf kak, billa cuma capek aja seharian ini makanya billa mau istirahat," ujar Arbilla berbohong
Lalu Talita yang melihat memar dipipi juga sudut bibir adiknya dan ia langsung menyentuhnya sehingga membuat Arbilla meringis sakit.
"Ini kenapa?"
"Gapapa kak,"
"Jangan bohong bil, siapa yang nampar kamu?" tanya Talita cepat
"Gak ada kak, ini cuma jatuh aja tadi," ujar Arbilla masih tetap tidak ingin jujur
"Kakak bukan orang bodoh bil, kakak tau mana luka bekas jatuh dan mana yang bekas ditampar," ujar Talita datar
Arbilla tetap bungkam dan menundukkan wajahnya karna tidak ingin menangis lagi dihadapan Talita.
"Oke kalo kamu masih tetap gak mau jawab, biar kakak nanya juna mungkin dia tau penyebabnya," ujar Talita lalu ingin bangkit tetapi ditahan oleh Arbilla
"Jangan kak," ujar Arbilla sambil menggeleng pelan
"Kalo gitu kasih tau siapa yang nampar kamu," ucapnya cepat
Arbilla menghela nafas panjang sambil menyeka air matanya yang sudah jatuh.
"Ayah. Tapi kakak jangan marahin ayah ini semua salah billa karna billa udah berbohong sama ayah dan ibu" ucap Arbilla lirih
"Berbohong?"
"Billa bohong sama ayah soal hubungan billa sama juna," ujar Arbilla lagi
Talita menghela nafas panjang dan mulai mengerti mengapa ayahnya melarang hubungan adiknya dengan Arjuna pasti karna kejadian saat itu.
"Trus juna tau soal ini?" tanya Talita
Arbilla hanya mengangguk kecil, kemudian Talita langsung mengambil kotak obat kecil dilaci meja adiknya, lalu mulai mengobati luka memar dipipi dan sudut bibir adiknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARBILLA
Novela JuvenilDILARANG MENJIPLAK [SEBAGIAN CERITA KISAH NYATA] •••• Ini cerita tentang seorang gadis remaja bernama Arbilla Zefanya. Gadis cantik dan pintar yang banyak disukai oleh temannya, ia yang selalu menyimpan segala air mata dan kesedihannya dengan senyum...