2. Hati yang kuat

216 37 13
                                        

Jangan lupa votenya ya:)

Sesampainya dirumah Arbilla dikejutkan dengan kedatangan kedua orang tuanya juga kakaknya yang telah pulang liburan. Mereka tampaknya sangat bahagia terlihat dari wajahnya yang menampilkan senyuman hangat tetapi justru membuat Arbilla merasa iri karena dari dulu ia tidak pernah bisa mendapat sebuah senyuman dari kedua orang tuanya, hanya kakaknya lah penyemangat yang selalu ada untuknya.

Sibuk dengan pikirannya Arbilla menyapa hangat ayah dan ibunya.

"Hai ayah, ayah udah pulang? Gimana liburannya?" Tanya Arbilla dengan senyum manisnya

"Kenapa? Kamu tidak suka saya pulang, ini kan rumah saya jadi terserah saya mau pulang atau tidak" Ujar Devan datar

"Bu...bukan gitu maksud billa yah" Ujar Arbilla takut

"Terus maksud kamu apa?" Tanya Devan menatapnya tajam

"Udah mas kita baru pulang gak usah dengerin billa dia cuma mancing emosi orang doang" Ujar Cahaya sambil menatap Arbilla

Tanpa mengucap apapun ayahnya langsung pergi ke kamar bersama ibunya.
Sakit. Satu kata yang menggambarkan perasaan Arbilla saat ini tetapi ia tetap harus kuat walaupun sekarang matanya sudah memerah dan berkaca-kaca.

Di ambang pintu Talita melihat semuanya, bagaimana reaksi dan tanggapan ayah ibunya sudah Talita duga apalagi melihat wajah sedih adiknya yang tidak pernah mendapat balasan baik dari kedua orang tuanya.

Tidak ingin berlama-lama Talita langsung berlari dan memeluk adiknya, Arbilla yang mendapat pelukan secara tiba-tiba terkejut tetapi ia senang dan membalas pelukan sang kakak.

"Gimana kabar kamu de?" Tanya Talita

"Baik kak, kakak gimana sama liburannya seru gak?" Ujar Arbilla dengan senyum manisnya

"Syukurlah, seru kok liburannya tapi lebih seru lagi kalo kamu ikut" Ujar Talita

Arbilla langsung menunduk dan menghela napas pelan, sebenarnya Arbilla sangat ingin ikut tetapi orang tuanya tidak mau mengajaknya dan malah menyuruh Arbilla untuk menjaga rumah.

Sadar dengan perkataannya Talita pun merasa bersalah karena telah membuat wajah adiknya murung dan sedih.

"Emm...bukan gitu maksud kakak bil maaf ya" Ujar Talita yang juga merasakan wajah sedih adiknya

"Gapapa kok kak, billa ngerti" Ujar Arbilla sedikit menampilkan senyumnya

"Oh iya kakak bawa oleh-oleh buat kamu" Ujar talita

Mendengar kata oleh-oleh membuat Arbilla mengganti raut wajahnya dengan senyuman manis. "Oleh-oleh apa kak? Tanya Arbilla antusias

"Nih sebagai permintaan maaf kakak juga atas omongan kakak yang tadi" Ujar Talita sambil menyodorkan 3 paper bagian besar untuk Arbilla

"Banyak banget kak, ini semua buat billa?" Tanya Arbilla

"Iya dong itu buat adik kesayangan kakak" Ujar Talita dengan senyumnya

"Makasih ya kak Arbilla suka" Ujar Arbilla

"Iya sama-sama" Ujar Talita sambil mengacak puncak kepala adiknya

Setelah itu Arbilla langsung pamit pergi ke kamar ingin melihat oleh-oleh apa yang diberikan Talita untuknya.

Setelah Arbilla pergi ke kamarnya Talita langsung meneteskan air matanya dan menghela napas panjang

"Maafin kakak bil" Ucap Talita dalam hati

•••
Pagi harinya seperti biasa Arbilla bangun subuh setelah itu langsung turun ke bawah dan mulai memasak sarapan untuk kedua orang tuanya juga kakaknya.

ARBILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang