Mencari

359 59 6
                                    

Note : Sebagian ini adalah cerita yang belum sempat Rai tambahkan di chapter sebelumnya.

Bisa dikatakan, terlewat. Jadi akan Rai tambahkan di awal agar tidak ada "plot hole" nantinya.

Sebagian cerita ini adalah hari di mana Atsushi dan kalian masih normal di apartement. Belum ada hari di mana dirimu, menemukan kalau Atsushi pergi di malam bulan purnama.

♠♠♠♠♠

The Days Before

Atsushi's POV

Perlahan kubuka kedua mataku, aku bisa merasakan cahaya mulai menerpa wajahku. Sepertinya sudah saatnya untukku segera bangun. Kutolehkan kepalaku ke kanan, dan menemukan seorang wanita tertidur tak jauh dariku.

Wajahnya begitu polos saat ia tidur. Tapi ketika ia bangun, ia adalah wanita yang kuat dan luar biasa. Aku sangat mengagumi dirinya.

Srrkk

Sebaiknya aku membuat sarapan  untuknya. Hampir dua bulan terakhir, ia yang selalu membuatkan sarapan untukku. Aku harus mencoba untuk membuatkan sesuatu untuknya juga.

Kurapikan futonku dan berjalan ke dapur. Sebenarnya dapur dan ruang tengah tempat kami tidur, hanya terpisah sebuah pintu. Tapi kuharap itu tak membangunkannya.

"Tapi apa yang akan kubuat?" setelah berpikir cukup lama, aku mendapatkan sebuah ide.

Ku ambil kotak telur yang ada di kulkas, lalu mulai membuat omelate. Pertama hancurkan telurnya dulu, lalu kocok perlahan.

Ctek

Panaskan api sedang dan berikan sedikit minyak. Sejauh ini cukup baik. Aku tak pandai memasak, tapi kuharap [YN]-san menyukainya.

★Next★

"......"

"Kenapa bentuknya berantakkan seperti ini?"

Haaa..
Kutatap sepiring omelate yang baru saja kubuat. Bentuknya lebih buruk dari yang kubayangkan. Aku memang tidak bisa melakukan sesuatu dengan benar.

"Atsushi-kun?"
Refleks aku berbalik dan menemukan [YN]-san berdiri melihat ke arahku. Arah matanya mulai menuju ke telurku. Maksudku, omelate yang kubuat tadi.

"Ah.. Kau membuat omelate?"

"U-uh.. Kupikir akan mudah membuatnya. Ternyata aku justru menghancurkannya. Padahal kita harus menghemat bahan makanan,"

"Hm.. Memang tidak berbentuk omelate. Tapi tidak ada salahnya untuk dicoba. Kita belum tahu rasanya, bukan?"

"Aku.. Belum mencobanya," jawabku.

"Maa.. Kita juga tak bisa menyianyiakan sesuatu. Bawalah kemari," [YN]-san menyiapkan meja makan. Sebenarnya aku tak bisa menjamin rasanya. Tapi karena [YN]-san meminta untuk mencobanya, terpaksa aku bawa ke meja makan.

"Ittadakimasu," [YN]-san mulai memasukkan satu sendok omelate ke mulutnya. Sesaat ia terdiam setelah memakannya.

"A-apa tidak enak? Apa terlalu asin?! S-seharusnya tidak di makan! Aku akan membuangnya," kuambil dua piring omelate itu untuk dibuang, tapi [YN]-san menarik lenganku.

It can't be!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang