Sudah satu tahun dua bulan aku berada di dunia ini. Dan sudah dua bulan berlalu sejak Dazai membawaku kembali ke sini. Ia tak pernah mengizinkanku keluar kamar atau melalukan apapun. Ia selalu kembali dengan pakaian yang manis dan mendadaniku layaknya sebuah boneka. Aku sudah menduga hal ini akan terjadi. Dazai menjadikanku sebagai boneka mainannya sampai ia bosan dan membuangku.
Ia selalu saja mengulur hari pernikahannya dengan Akane. Kurasa karena ia masih belum ingin membuangku. Entah aku harus merasa senang atau tidak. Tapi mungkin setidaknya aku bisa terus bersama Dazai. Aku tak perlu lagi merasa lelah dengan bekerja dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Aku hanya perlu meminta dan Dazai akan memberikannya.
Tapi jika kulihat, Dazai tak pernah mengabulkan permintaan Akane padanya. Kudengar dari beberapa bawahannya yang berjaga di depan pintu, Dazai akan pergi dengan Akane. Tetapi, Dazai tiba-tiba saja muncul dan mengatakan itu hal konyol untuk dilakukan. Aku jadi merasa kasihan padanya. Tapi.. Bukankah hal ini justru membuatku terlihat sebagai seorang pelakor??
Namun, satu hal yang sebenarnya mengganggu pikiranku. Dazai selalu melakukan hal itu. Apa itu tak akan berdampak buruk nantinya? Maksudku, aku tahu itu tak akan terlihat untuknya. Tapi aku? Bagaimana kalau aku--
"Ada apa? Kenapa kau melihatku seperti itu?" tanya Dazai saat kami sedang berbaring di tempat tidur. Banyak sekali hal yang memenuhi pikiranku sampai membuatku takut.
"Kau menginginkan sesuatu?" tanyanya lagi.
"T-tidak. Bukan itu," jawabku. Haa.. Jantungku masih saja berdebar sangat kencang saat berada di dekatnya.
"Katakan,"
"Hm.. Kau tahu kita sering melakukan.. Itu dan--"
"Apa? S*x hm?" KENAPA IA HARUS MEMPERJELAS PERKATAANKU?!
"Uhuh.. Dan.. Kau selalu mengeluarkannya... Di-- Kau tahu pembicaraan ini mengarah ke mana, bukan?" benar-benar memalukan!! Aku tak bisa mengatakannya lebih jelas lagi!!
"Aku tahu. Apa ada masalah dengan itu?"
Apa dia masih tidak mengerti apa yang kumaksudkan?!
"Kau tahu itu berisiko, benar bukan? Aku bisa saja--"
"Hamil. Aku tahu itu," ia memotong kalimatku. Tapi untunglah ia mengerti. "Kau mau aku berhenti melakukannya?"
"S-soal itu--" KENAPA IA SELALU MENJEBAKKU DALAM KEADAAJ SEPERTI INI?! Seharusnya dia tahu aku tak mungkin bisa menjawabnya.
Kututup wajahku dengan kedua tangan, menyesali perkataan yang sudah kukatakan padanya. Kenapa aku harus mengangkat topik ini dengannya? Seharusnya aku tahu dia akan menjebakku dengan pertanyaan seperti ini. Tapi jika boleh jujur, aku tak ingin kami berhenti...
T-tapi aku--
Haa.. Aku merasakan sesuatu terbakar di atas kepalaku--Grep
Huh?!
Dazai menarik tanganku, menyingkirkannya dari hadapanku. Aku bisa melihat wajah tampannya tersenyum kepadaku. Dengan tatapan matanya yang begitu tajam. Aku rasa jantungku akan melompat keluar dari gedung ini.
"D-Dazai!!!"
"Bukankah kukatakan sebelumnya. Panggil aku dengan namaku,"
"O-Osamu,"
"Sekarang katakan. Apa kau ingin aku berhenti melakukan hal itu padamu, hm? Apa kau tak akan merindukannya nanti?"
Aku mengigit bibir bawahku. Aki benar-benar tak bisa mengatakannya. Aku terlalu malu untuk mengatakan yang sejujurnya. Maksudku, aku seorang wanita yang bahkan tidak pernah berkencan dengan siapapun. Aku tak pernah jatuh cinta atau berpikir hal hal seperti ini. Selain.. Selain bersama Dazai. Tapi aku tak benar-benar menyangka saat ini aku ada dalam dekapan tangannya!! Sebelumnya ia justru yang berada dalam pelukkanku dalam bentuk dakimakura. Tapi sekarang--
KAMU SEDANG MEMBACA
It can't be!!
FanfictionDirimu yang seorang otaku girl, penggemar Anime Bungo Stray Dogs yang sangat mencintai Dazai Osamu. Tiba-tiba saja jatuh dan terjebak di dunia itu sendiri! Kau yang sudah mengikuti anime itu, merasa semua akan baik baik saja. Karena mengerti setiap...