9.Rasa yang sama

124 37 0
                                    

Biarkan takdir yang membawa kita kemana! Tugas kita hanya berperan sebagai tokoh di dalam sebuah drama yang mengikuti alur skenarionya
-author-
------------------------------------------------------------------



Pliss jangan lupa vote, karna vote dari kalian itu semangat buat author untuk terus nerusin cerita ini:)

Happy Reading

Dibalkon lah sekarang Arandra berada setelah seharian penuh berada di brangkar rumah sakit. Namun siapa sangka tidak ada seoarng pun yang mengetahui penyakitnya, kecuali orang terdekatnya saja, setiap orang yang  melihat Arandra tidak akan percaya bahwa dirinya memiliki penyakit yang bisa di bilang serius! Itu karna Arandra terlalu pintar dalam menyembunyikan rasa sakit nya di balik wajah datar nya itu.

Seketika Arandra pun mengigat ucapan adiknya siang tadi, yang membuat bibir yang tidak teralalu pucat itu tertarik ke atas untuk tersenyum walau hanya tipis

Flashback on

Saat ini dirinya sedang berbaring diatas brangkar rumah sakit setelah dilakukan nya pemeriksaan rutin, yang membuat rasa sakit di dadanya sedikit demi sedikit menghilang walau untuk sementara.

"Ceklek"

Bunyi knop pintu yang menandakan akan ada nya orang yang masuk, dan benar sekali Terlihat seorang gadis yang masih memakai seragam sekolah berlari ke arah Arandra dan langsung memeluknya erat.

"Huaa abang, sekarang bang Arandra baik baik aja kan, gak ada yang sakit lagi kan?" tanya Ayra bertubi tubi, ya ternyata gadis yang masih memeluk Arandra itu adalah Ayra.

"Abang udah gak papa ra, gak ada yang sakit lagi dan gak usah khawatir, abang baik baik aja"

"Kalau masih ada yang sakit bilang Ayra" ucap Ayra masih meneteskan air mata

"Iya, udah gak usah nangis gitu, abang kamu ini gak selemah itu" ucap Arandra menenagkan adik satu satunya itu.

Ayra hanya menganguk

Dina yang sedari tadi hanya duduk di sofa tersenyum, melihat interaksi antara kedua anak nya itu.

"Ra mama mau beli makan dulu, kamu jagain abang kamu sebentar ya!"

"Iya ma" ucap Ayra sambil mau duduk di kursi dekat Arandra

Arandra yang tadinya berbaring pun akhirnya ikut duduk seperti Ayra " siapa yang kepilih ra?" tanya Arandra

Ayra yang mengerti maksud dari pertanyaan Arandra pun menjawab dengan pelan" abang gak usah kecewa ya, soal nya yang kepilih ka_"

"Udah abang duga"potong Arandra

"Respon bang Arandra kok biasa aja, abang gak kecewa karna bukan abang yang kepilih?" tanya Ayra heran dengan respon abang nya yang biasa aja itu.

"Buat apa kecewa, malah abang senang dengarnya" ucap Arandra santai, buat apa juga toh kecewa, emang dari awal tujuan mereka sama.

Ayra tersenyum mendengar penuturan dari abang nya itu"iya juga buat apa kecewa kalau akhirnya abang juga yang jadi wakilnya"

Clara Untuk Arandra (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang