Satu

13.4K 1.2K 313
                                    

"Kak Zico! Zara mau ikut!"

"Kak Zico!!"

Zico menulikan pendengaran nya, seraya sibuk memakai kemeja nya. Tidak memperdulikan rengekan istri tercinta nya itu yang sejak tadi terus mengintilinya.

"Kak Zico! Zara mau ikut!!! Kakak!!" Teriak Zara kesal dan menghentakkan kaki nya di atas ranjang.

Zico menoleh dan menatap datar pada Zara yang duduk di sana. Gadis itu memasang wajah kesal ke arah nya. "Aku bilang enggak tetap enggak sayang."

Zara berdecak, "kak ini kan hari pertama Zara kuliah di semester dua."

"Kamu lupa hm? Kamu itu lagi hamil muda! Harus banyak istirahat! Terlebih umur kamu masih 19 tahun, itu akan bahaya kalau kamu banyak aktivitas." Ujar Zico.

"Siapa suruh ngehamilin aku!" Ketus Zara.

Zico terkekeh, lalu mengecup puncak kepala Zara. "Kamu mengguncang iman sih. Maka nya gak tahan buat gak di hamilin."

Zara berdecak dan menepis tangan Zico di atas kepala nya. Membuat Zico menghela napas, lalu duduk di hadapan Zara. Dia tatap mata istri nya itu lekat, seraya mengulas senyum geli melihat raut kesal gadis itu yang sangat menggemaskan di mata nya.

"Kali ini aku gak bisa terayu sama ekspresi kamu. Karna ini demi kebaikan kamu hm. Aku gak mau kamu kenapa-kenapa." Kata Zico, seraya mengelus pipi Zara lembut.

"Gak usah lebay deh kak, waktu dulu semester satu Zara boleh kuliah. Kenapa sekarang di semester dua justru gak boleh?" Protes Zara.

"Sayang waktu semester satu kamu gak hamil. Sekarang beda cerita lagi. Kamu itu lagi hamil empat minggu, baru sebulan sayang. Aku gak mau kamu sama calon anak kita kenapa-kenapa. Jadi lebih baik kamu cuti dulu."

"Kak---" Zara kembali memasang wajah memelas nya.

Zico menggeleng tegas, "gak sayang. Istirahat di rumah!" Suara nya berubah datar. Dia bangkit meraih almameter nya, lalu mengecup setiap inci wajah Zara dan berakhir dengan melumat bibir gadis itu.

"I love you sayang." Bisik Zico, lalu beranjak keluar kamar.

Zara tidak tinggal diam, dia langsung saja berlari keluar kamar. "Kak Zico!! Zara ikut!!"

"Zara jangan lari!!" Bentak Zico, naik pitam melihat Zara yang berlari menuruni tangga.

Bentakan keras Zico membuat semua penghuni rumah tersentak. Termasuk Zeta yang tengah menyiapkan sarapan bersama dengan para pelayan, juga Malvin yang bersantai membaca koran. Bahkan Marvel yang berada di kamar ikut keluar.

Sudah satu minggu ini Zico dan Zara memang menginap di rumah kedua orang tua Zara. Karna semenjak keluarga Malvin mengetahui perihal kehamilan Zara. Zeta mendadak jadi ibu yang protective terhadap putri semata wayang nya itu.

"Aku bilang enggak ya enggak! Ngerti!!" Desis Zico sengit, dengan mata menajam pada Zara yang berdiri menunduk di sana.

"Ada apa Zico?" Tanya Zeta lembut, memecah ketegangan di tengah ruangan itu.

Zico menghembuskan napas nya kasar, lalu berbalik menuju sofa dan duduk di sana sembari mengontrol emosi di dada nya. Dia sudah berusaha menahan kesabaran sejak tadi. Kepala nya yang pusing dan sejak tadi subuh perut nya tidak berhenti mual, membuat mood nya sedikit drop.

Sementara Zara di sana sudah mulai menangis dan terisak. Membuat Zeta harus memeluk tubuh gadis itu yang sedikit bergetar ketakutan. Setahu Zeta ini pertama kali nya Zara di bentak lagi oleh Zico setelah sekian lama tidak.

"Kalau ada masalah bicarain baik-baik! Lo gak usah pakai segala ngebentak adik gue." Ujar Marvel dingin, sedingin tatapan nya pada Zico di sana.

"Zara kenapa sayang?" Zeta menangkup wajah Zara, lantas menghapus air mata putri nya itu.

[ 2Z Series 3] OBSESSION LOVE 2 (Tersedia di Playstore/Playbook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang