Empat

8.9K 1.1K 216
                                    

"Kamu emang udah dari kecil nya lucu, maka nya gede nya tetap lucu kayak gini." Zico mengecup gemas puncak kepala Zara.

"Oya?"

"Iya, kamu tu gak cocok jadi adik nya Marvel. Orang Marvel jelek kayak gini."

Zara seketika tertawa mendengar ucapan Zico. Sementara pandangan nya terus tertuju pada album foto berukuran kecil yang sejak tadi menjadi pusat pembicaraan nya bersama Zico.

Kini kedua nya memang tengah berada di kamar, dengan Zico duduk bersandar di kepala ranjang sementara Zara duduk di kedua sela kaki Zico yang terbuka, bersandar di dada bidang cowok itu. Kedua tangan Zico memeluk Zara dari belakang, dengan memegang album foto masa kecil Zara.

"Bilang aja kak Zico gak mau di saingi ketampanan nya." Cibir Zara, membuat Zico terkekeh.

"Besok kita pulang ke apartemen ya, udah terlalu lama di tinggal sayang."

Zara mengangguk, tangan nya sibuk membolak balik album foto tersebut. Membiarkan Zico, mencium helaian rambut nya bahkan sesekali mencuri kecupan di pipi dan bibir nya.

"I love you."

Zara menoleh ketika mendengar bisikan itu, mata nya langsung saja bertemu begitu dekat dengan Zico. Dia mengulas senyum geli, lalu kembali mengalihkan pandangan dari cowok itu.

"Jawab dong, masa aku di cuekin sih."

"Zara harus jawab apa? Kan kak Zico udah tau jawaban nya." Gumam Zara.

"Gak aku belum tau." Zico mengeretkan pelukan nya.

"Udah ah kak Zico mah gitu. Oya kak, kan umur Zara baru 19 tahun. Kira-kira Zara bisa gak ya melahirkan." Zara kembali menatap Zico yang menjatuhkan dagu di pundak nya.

Zico menatap lekat mata Zara. "Kamu takut?"

Zara menggeleng pelan, lalu menghela napas. "Zara cuma khawatir kak."

Zico tersenyum lalu membingkai wajah Zara. Dia belai rambut gadis itu lembut, lantas di tatap nya lekat mata Zara. "Pasti bisa. Aku gak akan biarin kamu kenapa-kenapa. Karna apa? Selagi aku masih ada di samping kamu, gak akan terjadi sesuatu sama kamu."

Zara meraih tangan besar Zico, lalu menyatukan kelingking nya dengan kelingking Zico. "Kak Zico janji ya, apa pun yang terjadi. Kak Zico gak akan nyakitin Zara, gak akan duain Zara."

Zico terdiam sejenak, lalu tersenyum. "Kamu kenapa bilang kayak gitu?"

"Zara cuma takut kak. Kalau suatu saat nanti kakak bosan sama Zara. Zara gak mau kalau kakak nyari pelampiasan ke luar sana. Kalau emang suatu saat nanti, kakak udah gak mau lagi sama Zara. Bilang baik-baik ya kak. Jangan---"

"Udah ah kamu ngomong nya makin ngelantur tau gak." Zico membawa Zara ke dalam pelukan nya. "Dengar ya sayang! Apa pun yang terjadi, kamu akan tetap jadi ratu di hati aku. Gak ada yang lain. Cuma kamu."

"Perjuangan mendapatkan kamu itu berat sayang. Semua orang menentang perasaan aku saat itu. Dan aku gak mungkin merusak segala perjuangan itu." Zico menunduk, mengecup pipi Zara.

"Aku mencintai kamu lebih dari aku mencintai diri aku sendiri. Kalau kamu pergi, aku akan ikut bersama kamu. Karna aku benar-benar tidak bisa hidup tanpa kamu."

Zara mendongak menatap Zico, dia tersenyum dan mencubit hidung Zico. "Lebay."

Zico menyatukan dahi nya dengan dahi Zara, menatap semakin dalam ke mata gadis itu. Dia baru saja akan menyerang bibir mungil itu saat pintu kamar terbuka dengan sepihak.

"Bagus! Gue kelaperan nunggu lo di bawah. Tau nya lo lagi ngemodusin adik gue di sini! Turun! Makan malam!" Ketus Marvel, menatap jengkel ke arah Zico.

[ 2Z Series 3] OBSESSION LOVE 2 (Tersedia di Playstore/Playbook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang