Lima

8K 1K 157
                                    

"Kayak nya nanti bakalan hujan deh." Gumam Zara mendongak menatap langit yang tampak di tutupi awan hitam.

"Cerah gini. Mana mungkin hujan." Respon Zico cuek, dengan tangan menggenggam erat tangan Zara yang berjalan di samping nya.

"Cerah apa nya? Kak Zico gak lihat tuh mendung?"

Zico menatap langit, lalu mendekatkan wajah nya pada Zara. "Kan ada kamu di samping aku. Jadi hati aku selalu cerah."

Zara mengulum senyum nya, menatap Zico dengan wajah yang sudah memanas. Sementara cowok itu terkekeh dan mengacak rambut nya.

"Kak Zico kok sekarang suka ngegombal sih?" Gumam Zara, masih mempertahankan agar bibir nya tidak tersenyum.

"Bukan nya dari dulu?"

"Tapi sekarang makin manis."

Zico terkekeh mendengar bisikan gadisnya itu. Dia kecup tangan Zara yang berada dalam genggaman nya. Tidak peduli jika kini mereka tengah berada di tengah koridor kampus.

"Nanti habis pulang kuliah, kita ke rumah sakit ya. Cek kandungan." Zico mengelus perut Zara dari balik dress itu.

Zara mengangguk sembari tersenyum. "Zara udah gak sabar."

Zico tersenyum dan mengecup kening Zara. "Hati-hati selama gak ada aku di samping kamu. Ingat! Aku bisa tau kamu lagi ngapain aja, sama siapa aja. Jangan bikin aku marah!" Dia bingkai wajah Zara, dan di tatap nya lekat mata bulat gadis itu.

Zara mengangguk. "Iya Zara janji. Ya udah Zara ke kelas ya kak."

Zara baru saja akan beranjak pergi saat tangan nya di tahan oleh Zico. Dia menoleh dan menaikkan kedua alis nya. "Apa kak?"

Zico menggeleng sembari tersenyum. "Aku masih kangen sama kamu."

Zara seketika terkekeh mendengar hal tersebut. "Ya ampun kak, kita kan ketemu tiap hari."

"Tapi tadi malam gak ketemu kamu, gak bisa peluk kamu juga, sama gak bisa---" Zico menarik tangan Zara mendekat pada nya, lantas merengkuh pinggang gadis itu hingga tubuh nya dan Zara menempel.

Zara menahan napas, saat wajah Zico terus mendekat ke arah nya. Bahkan pangkal hidung nya dengan Zico sudah bertemu, "Kak---"

Suara Zara teredam saat bibir nya tiba-tiba saja di sambar oleh bibir Zico. Dia cukup kewalahan saat bibir nya di lumat habis oleh cowok itu, bahkan tanpa sadar kedua tangan nya meremas kemeja bagian depan milik Zico. Ciuman cowok itu seakan tidak memberikan nya waktu untuk bernapas sedikit pun, walaupun penuh kelembutan tapi tetap saja terkesan menuntut.

Zico melepaskan ciuman panjang nya di bibir Zara, dia satukan kening nya dengan gadis itu dan dia tatap Zara yang terkulai lemas di dada bidang nya, sementara kedua tangan nya merengkuh erat pinggang Zara. Untuk sesaat dia biarkan gadis itu mengatur napas, dan tangan nya sibuk memainkam rambut sebahu Zara.

"dan gak bisa cium kamu." Bisik Zico tepat di telinga Zara. "Kintan merusak semua nya."

Zara mendongak menatap kesal pada Zico, kedua tangan cowok itu masih melingkari pinggang nya. "Tapi gak gitu juga kak, ini tu kampus. Untung koridor nya udah sepi."

Zico tersenyum dan mencubit gemas pipi Zara. "Aku cinta kamu."

"Zara benci kak Zico."

Bukan nya marah Zico justru tersenyum dan mengacak rambut Zara. "Udah sana masuk! Dosen kamu otw tuh."

Zara memberengut dan kian menatap kesal pada Zico. Sudah mencuri ciuman dari nya, sekarang dia malah di usir. Sedangkan Zico, justru tak bisa melunturkan senyum nya melihat ekspresi Zara yang begitu menggemaskan.

[ 2Z Series 3] OBSESSION LOVE 2 (Tersedia di Playstore/Playbook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang