Sudah lebih dari dua puluh menit lama nya Zara tak kunjung membuka mata. Zico yang duduk di pinggir ranjang itu tidak lelah menatap istrinya seraya menggenggam erat tangan Zara. Dia bahkan tidak mengalihkan pandangan nya sedikitpun dari Zara yang pingsan.
Zico benar-benar di buat panik dan khawatir saat Vania tadi menghubungi nya dan mengatakan Zara pingsan di depan pintu apartemen. Dia meninggalkan semua urusan nya dan berlalu menuju apartemen, karna saat itu pikiran nya hanya tertuju pada Zara dan calon bayi nya. Dia sampai di apartemen, Zara sudah di periksa oleh dokter. Beruntung anak dalam kandungan Zara baik-baik saja, semenatra Zara hanya mengalami shock berat.
Krekk
Pintu kamar apartemen terbuka, memperlihatkan Marvel yang masuk dengan tergesa-gesa.
"Gimana Zara? Dia baik-baik aja kan?" Tanya Marvel sarat akan kekhawatiran.
"Dia hanya shock." Balas Zico tanpa mengalihkan pandangan dari Zara.
"Lo kemana aja hah? Zara pingsan kayak gini dan lo gak stay di apartemen!! Dimana tanggung jawab lo? Kalau emang lo gak bisa jaga Zara, ada baik nya dia tinggal sama ayah bunda!" Hardik Marvel, dengan mata menajam pada Zico.
Zico melirik tak kalah tajam ke arah Marvel, dia baru saja akan bersuara saat suara lenguhan seseorang terdengar. Dia alihkan pandangan nya pada mata Zara yang perlahan mulai terbuka.
"Zara! Sayang kamu baik-baik aja kan?" Zico bersuara khawatir.
Zara menatap langit-langit kamar itu, lalu dengan pelan melirik pada setiap sudut ruangan tersebut. Hingga mata nya bertemu dengan Zico di sana. Tubuh nya bergetar penuh ketakutan lalu dengan cepat beringsut mundur.
"Gak!! Pergi!!! Pergi!!" Zara berteriak histeris.
"Sayang tenang! Ini aku Zico!"
"Gak!! Pergi!! Jangan sakitin Zara!!" Zara terus beringsut mundur dan menepis setiap tangan yang hendak meraih nya. Air mata sudah memenuhi area wajah gadis itu.
Zico tidak hilang akal, dia terus berusaha mendekati Zara. "Zara! Ini aku! Ini aku sayang, Zico."
"Hey---lihat! Aku Zico sayang. Gak ada yang mau nyakitin kamu di sini." Zico menangkup wajah Zara, menatap dalam ke mata merah istrinya itu. "Jangan takut ya, ada aku di sini."
"Kak Zico---" Suara Zara terdengar bergetar.
Zico lantas membawa Zara ke dalam pelukan nya, menenangkan tubuh istrinya itu yang bergetar penuh ketakutan. Dia biarkan Zara menangis di dalam dada bidang nya, sesekali dia kecup puncak kepala Zara penuh kelembutan.
"Its okay, ada aku di sini. Maaf aku ninggalin kamu begitu lama." Bisik Zico dan semakin mengeratkan pelukan nya.
"Zara takut." Isak Zara dalam dekapan Zico.
"Jangan takut! Ada aku sayang. Semua akan baik-baik aja."
Marvel yang berdiri di sana hanya menatap Zara yang terisak di dalam dekapan Zico. Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Zara begitu terlihat ketakutan.
Marvel mendekat dan duduk di pinggir ranjang yang lain, lalu memegang pundak Zara. Gadis itu tampak meringis, membuat Marvel dan Zico sama-sama mengerutkan dahi bingung.
"Kenapa sayang?"
Zara meringis menahan sakit saat Marvel menurunkan bagian leher baju nya. Di sana lah Marvel melihat pundak Zara tampak memerah dan memar.
"Ya ampun, kamu tadi di pukul?" Tanya Marvel sarat akan keterkejutan.
"Jawab Za! Kamu tadi di pukul?" Kali ini Zico yang bertanya, meraih dagu Zara agar tak lagi menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ 2Z Series 3] OBSESSION LOVE 2 (Tersedia di Playstore/Playbook)
Jugendliteratur(TERSEDIA DI GOOGLE PLAYSTORE) (PART SUDAH TIDAK LENGKAP) Warning!!! 🔞CERITA BERISIKAN ADEGAN KEKERASAN, KATA-KATA KASAR!!! UNTUK BOCIL SILAHKAN MENYINGKIR!!! TERIMAKASIH ... .................................... 🚫Baca selagi ON GOING, karna saat...