chapter 8

4.7K 148 45
                                    

Bram mulai melajukan mobilnya menuju rumahnya, berharap semoga istrinya sudah sampai di rumah. Sesampainya di rumah ia langsung mencari keberadaan kia, mulai dari ruang tv, ruang keluarga, dapur, halaman belakang, namun nihil! Kia tidak ada

Satu-satunya tempat yang belum ia periksa adalah kamarnya dan...

Ceklek

Ia melihat punggung kecil milik istrinya yang tidur di ranjang dengan arah membelakanginya. Di ciumnya kening sang istri lalu ia berjongkok tepat diperut buncit istrinya.

"Maafkan papa boy" gumam Bram di depan perut kia.

"Engghhh" lenguh kia yang merasa tidurnya terganggu

"Kak" panggil kia dengan suara serak khas orang bangun tidur

"Maaf" ucap bram singkat lalu berdiri dan pergi keluar kamar tanpa menoleh lagi kehadapan istrinya

Kia hanya tersenyum pedih melihat hal itu, ia sudah terlalu biasa diperlakukan seperti ini

"Gapapa" ucap kia lemas, lalu memutuskan untuk duduk bersandar di ranjang dengan di bantu oleh Bram

"Kakak udah makan ?" Tanya kia yang di jawab gelengan kepala oleh bram

"Yaudah aku masakin sebentar ya?" saat hendak berdiri lengan kia ditahan oleh Bram, spontan ia pun menoleh ke arah suaminya itu

"Tidak perlu, saya hanya ingin istirahat " ucap bram sembari menarik kia agar berbaring di ranjang bersamanya

Sungguh demi apapun, jantung kia kini tengah berdebar-debar hebat terlebih ketika bram menyerukan kepalanya di ceruk leher kia dengan lengan bram yang diletakkan di perut kia sembari memberikan elusan ringan

"Saya minta maaf" ucap bram tepat diceruk leher kia dan hanya direspon senyuman oleh kia. Jujur ia tak apa bila bram berlaku seenaknya pada dirinya, tapi ia hanya kecewa ketika Bram melakukan hal buruk kepada anaknya, sungguh hati ibu mana yang rela anaknya disakiti oleh orang lain terlebih oleh ayah kandungnya sendiri

"Kak, kia mau ke kamar mandi sebentar" ucap kia yang sebenarnya hanyalah alibi semata agar Bram melepaskan pelukannya

Sudah lebih dari 20 menit di dalam kamar mandi namun kia belum keluar juga, akhirnya Bram memutuskan untuk mengetuk pintu kamar mandinya, ia khawatir terjadi hal yang tidak di inginkan

Tok tok tok

"Kia!"
"Kia!" Ucap bram sembari terus mengetuk pintu kamar mandi

Tak lama setelah itu, kia keluar dari dalam kamar mandi setelah menghilangkan rasa gugupnya

"Kakak kenapa ?"tanya kia yang melihat raut khawatir yang sangat kentara di wajah tampan suaminya

"Eh, tidak. Saya hanya ingin ke kamar mandi" ucap bram lalu melengos saja masuk ke dalam kamar mandi yang barusan di pakai oleh kia

Laki-laki dengan segala sifat gengsinya yang tinggi, huuufft. Kia sungguh lelah dengan keadaan ini! Jika saja bukan karena ada anaknya yang sekarang masih berada di dalam kandungannya, maka jujur saja kia lebih memilih untuk hidup sendiri dan tidak terikat dengan suaminya ini

Ceklek

Pintu kamar mandi terbuka dan menampakkan wajah tampan suaminya yang sekarang tengah berdiri tepat di depannya dengan hanya menggunakan handuk yang melilit tubuh bagian bawahnya

Perlahan Bram mendekati istrinya yang terlihat sangat serius dengan buku yang di bacanya. Ia sengaja menarik buku yang sedang dipegang oleh istrinya, agar atensi istrinya mengarah padanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Baby KeanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang