Kak Jeonghan bersama pacarnya Amanda, masuk ke ruangan gue dan meminta Wonwoo untuk keluar buat sementara.
"Tapi gue orang yang paling berhak buat sama dia sekarang ini, Han." Kata Wonwoo ke kak Jeonghan pas mereka nyuruh dia keluar.
"Hak apa yang lo punya? Lo cuma mantan suaminya Calysha, Nu. Yang berhak nemenin dia sekarang cuma keluarganya, tapi keluarganya sekarang lagi ada urusan di luar negeri, jadi cuma gue dan Amanda yang dia punya, sebagai keluarga sekarang." Bales kak Jeonghan sebelum benar-benar mengusir Wonwoo dari ruangan ini.
"Ck." Wonwoo mendecak kesal sebelum ia keluar.
"Sha, I'm really sorry for your lost." Ucap Amanda sambil memeluk gue. Dan lemahnya, gue nangis lagi disitu.
Ajaibnya, seorang perempuan selalu bisa merasakan pedihnya penderitaan perempuan lain. Jadi, Amanda ikutan nangis.
"Sha, sekarang lo istirahat dulu, gak usah ketemu siapa-siapa dulu selain gue dan Amanda. Kita bakal jagain lo disini, nemenin lo sampe lo pulih, okay?" Kata kak Jeonghan.
"Oh iya, Sha, dapet salam tadi dari Joshua.. Dia tau bukan saatnya dia muncul di hadapan lo sekarang, tapi dia bener-bener udah semalaman di depan kamar ini, ngedoain lo, sampai dia gak tidu-"
"Shh." Kak Jeonghan nyenggol Amanda sebelum dia sempat melanjutkan kalimatnya itu.
Sebenernya apa sih yang pernah gue lakuin, sampai sampai gue dipertemukan sama orang-orang berhati baik ini?
"Kak, gue mau ketemu sama Joshua, boleh? Dia masih diluar kan?" Tanya gue.
Kak Jeonghan sama Amanda malah liat-liatan.
"Iya, Sha, masih. Mau gue panggilin?" Tanya kak Han dan gue mengangguk sebelum akhirnya dia berlari kecil keluar, untuk memanggil Shua.
Lucujugakaloguepanggildia 'Shua'..
Gak lama, masuklah Shua ke dalam kamar ini.
Dari raut wajahnya, dia keliatan abis nangis. Mukanya kayak khawatir.
"Turut berduka cita, Sha.." Dia perlahan menarik gue kedalam pelukannya.
Kali ini, gue udah gak bisa nangis lagi.
"Makasih, Josh."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
