13,

63 4 0
                                    

Setelah selesai nonton film John Wick Chapter 3 tadi, keluarlah kita dari studio bioskopnya.

"Sha, nanti balik ke apartemen?" Tanya Shua tiba-tiba.

"Iya, Josh, kenapa?"

"Gue anterin ya, Sha?"

"Hmm boleh deh.." Gue mengiyakan tawarannya.

___

Kita berdua sudah berada di dalam mobilnya Shua, menuju ke apartemen gue, dengan ditemani lagu-lagu favorit gue.

"We finally fall apart and we break each other's hearts~
If we wanna live young, love, we better start today~"

"Suara lo bagus banget tau, Sha." Puji Joshua sambil tiba-tiba tangannya bergerak untuk mengelus puncak kepala gue.

"Makasih heheee.."

"Itu lagunya judulnya apa?" Tanya dia.

"Not Today-nya Imagine Dragons, sumpah harus lo masukin ke playlist sih ini."

"Hmm, boleh boleh, nanti ya pas sampe apartemen lo. Eh btw ada Amanda kan ya di sana? Gue gak mau aja nanti mantan suami lo main masuk aja nanti terus- aduh udah deh gue gak mau ngebayangin apa yang bakal terjadi."

___

Sesampainya gue di unit milik gue, -shared with Amanda sih sebenernya- Joshua masuk sebentar untuk menyapa sahabat gue itu.

Sekitar 1 jam lebih, mereka berdua diskusi tentang pekerjaan mereka di kitchen island, gue yang gak ngerti apa-apa cuma bisa nungguin di sofa sampe mata gue merem dengan sendirinya.

Sampai tiba-tiba gue terbangun karena suara ketukan di pintu unit gue ini.

Gue segera mencari jam dinding untuk tau jam berapa sekarang.

Jam 11 lewat 20 menit.

Loh emang ada ya orang bertamu jam segini?

"Siapa?" Tanya gue lewat kamera intercom -yang menghubungkan unit gue dengan yang ada di depan pintu-.

"Aku, Sha." Yang terdengar adalah suara Wonwoo dari depan pintu gue.

"Mau ngapain malem-malem gini kesini, Nu? Kita udah gak ada urusan lagi. Jangan mancing emosi aku lagi plis."

"Buka dulu, Sha, please." Dia memohon.

"Gak bisa, Nu, aku gak bisa ngeliat kamu lagi-"

Brak!

Muka Wonwoo ilang dari kamera.

"Nu?" Ya terpaksa gue buka lah pintu gue.

Dan gue menemukan badan Wonwoo tergeletak lemas di lantai depan pintu unit gue, dengan beberapa luka lebam di badannya, dan luka terbuka di kedua punggung tangannya.

Gue seret dia masuk dengan susah payah.

"Duh, kamu kenapa sih. Udah cerai masih aja nyusahin-" Mata gue terhenti saat gue melihat ada sebatang bunga matahari yang tangkainya sudah dipotong pendek, di saku jaketnya.

Perlahan gue obatin lukanya, ya sekedar dikasih obat merah doang sih gue bisanya, dan di beberapa titik lukanya gue plester.

Sampai gue sendiri ketiduran di sofa, tempat gue menyandarkan lehernya.

mistletoe | joshua hong ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang