"yee, masih aje, lo."
laki-laki itu menoleh sebentar sebelum menghela nafas pendek.
"gaya lo udah kayak pungguk merindukan matahari."
"bulan, anjing!"
"tau gue juga."
"bacot!"
"kok lo jadi ngajak ribut, sih, anjing?"
"eh lo pada bisa diem bentar ga? ngerusak view."
tawan dan jumpol yang tadinya asik beradu mulut kini menoleh menatap bright yang sedang memandangi seseorang dibawah sana.
"ngapain lo masih diem aja disini? kalo suka, ya, tembak."
tawan mangut-mangut setuju dengan ucapan jumpol. "bener, gentle!"
"banyak pawangnya." jawab bright asal, namun sebenarnya ia tidak sepenuhnya ngasal karena yang ia katakan memang benar adanya.
"terus apa? ga ada nyali lo?"
bright menatap laki-laki yang biasa di panggil off itu sekilas. "bukan gitu."
"gue takut aja." bright membenarkan posisi berdirinya. "takut kayak, di tolak?"
"kan sakit." lanjutnya dengan nada mengambang.
"idih, gaya lo sad boy mampus."
tawan dan jumpol berdiri dikedua samping bright. ikut memandang objek penglihatan sahabatnya itu.
"dimana-mana di tolak, ya, sakit. tapi dari pada lo gini mulu. tampang boleh sangar, giliran ngomongin doi langsung jadi kapas."
"tapi kalo gue liat-liat dia juga kayaknya lagi deket sama orang dah."
mendengar kata-kata tawan, bright dan off langsung menoleh.
"siapa?"
"anak kelas 12 IPA 3, si luke."
off mangut-mangut. "oh luke.. iya iya, tau, gue,"
sedangkan bright terdiam sejenak, sebelum bertanya. "kata siapa lo?"
"waktu itu gue liat mereka ngobrol bareng, sih,"
bright langsung mendengus keras-keras dan off yang reflek menendang pantat tawan.
"GOBLOK!" seru off kesal mendengar hipotesa tawan yang ngaco. "pantes new gamau sama lu."
"kalo cuma karena ngobrol bareng, dia tiap hari juga ngobrol hampir se sekolah ye, ngadi-ngadi lo!" lanjutnya kini yang sudah agak tenangan.
temannya ini memang suka menyebarkan hoax seperti di grup WhatsApp bapak-bapak.
"ya kan kali, 'kan coy?"
bright hanya diam dan kembali menatap objek penglihatannya sebelum akhirnya bel berbunyi.
Ding Ding Ding!
dan objek penglihatannya menghilang masuk ke dalam gedung
"udah masuk, yuk ke kelas."
bright menghela nafas nafas pelan dan mengiyakan ucapan off.
🌱
Tok tok!
"permisi?"
semua laki-laki yang berada diruangan itu menoleh ke sumber suara. disana, tepat diambang pintu terdapat seorang anak laki-laki dengan gerakan kaku khas orang malu tengah berdiri sambil mengedarkan matanya, seperti sedang mencari seseorang atau sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEALING
FanfictionBright yang dingin, bermulut tajam dan disegani disekolah karena sifatnya yang kasar menyukai Win, seorang anak laki-laki yang disegani karena kepribadiannya yang lembut dan visualnya yang menggemaskan. Jika manusia biasanya memiliki malaikat dan se...