Win duduk seorang diri di pinggir lapangan dengan bosan. matanya sudah bosan memandangi mike dan teman-temannya berebut bola untuk di tendang. anak laki-laki yang baru saja duduk di kelas 11 itu menompangkan rahangnya dengan tangan kanannya dan menghela napas panjang.
"tau gini 'kan tadi win mending ngobrol sama kak bright dulu." celotehnya kesal.
sebenarnya tadi ia sudah nekat mau kabur, tapi baru saja ia melangkah, teriakan mike sudah menginterupsinya. laki-laki yang terpaut jarak setahun itu benar-benar menyebalkan. ia asik bermain futsal, sedangkan dirinya yang mati kebosanan dipinggir lapangan.
"sendiri aja?"
win yang terkejut mendengar suara tepat dibelakang telinganya langsung menoleh ke belakang. dan lagi-lagi ia di buat terkejut saat mendapati wajahnya yang sangat dekat dengan wajah seseorang yang kini menatapnya intens.
"kak luke!"
laki-laki bernama luke itu masih saja diam memandangi wajah win dari dekat sebelum akhirnya tersenyum lalu mendudukan dirinya disamping win. "halo,"
"hehe.. hai kak!"
"lucu banget ketawanya, metawin." baru saja tangan luke hendak mengentuh kepala win, namun sebuah suara sudah menginterupsinya.
"woy! tangan, tangan!"
"pawangmu dateng," ujar luke berbisik kepada win, hingga menbuat laki-laki manis itu terkekeh.
sret!
"ngomong ape lo!"
luke sedikit meringis saat lengannya disabet dengan handuk kecil oleh mike yang baru saja datang.
"kepo lo, ya 'kan win?"
win tertawa mengiyakan lalu ia memeletkan lidahnya meledek mike.
mata mike melotot kearah win. "dih, nakal lo ya!"
"bosen banget, deh, disini mulu nyampe jamuran." keluh win sedikit menyindir mike.
yang disindir mendengus. "lo pikir mau kemana?"
"tau gini tadi win kan bisa ngobrol dulu sama kak bri."
"bri? bright?" tanya mike memastikan.
win membenarkan posisi duduknya. "iya kak brian."
"tadi lo ketemu dia ci? trus dia ngapain lo?"
"iya kak bri emang nongkrong disitu, makanya tadi gitar aja kak bri yang ngambilin." jelas win sembari menunjuk gitar milik joss
"kenapa dia yang ngambilin?" kini berganti luke yang bertanya.
"soalnya didalem anak-anak cowok lagi pada ngerokok. makanya kak bri nggak ngebolehin win buat masuk."
"yaudah bagus," mike mangut-mangut. "besok-besok kalo ada dia minta tolong sama yang lain aja ci."
kening win mengerut tidak suka. "ih, nggak mau."
"iya, nggak!"
"nggak."
"biarin aja kalo di apa-apain sama bright."
"mas bri nggak jahat,"
"sotoy dah lo."
win mendengus kesal. lalu ia diam saja. karena ia berpikir, berdebat masalah 'siapa yang boleh berada disekitar win' dengan mike tidak akan ada habisnya. laki-laki itu juga jelas akan menolak siapapun yang sekiranya dimatanya terlihat bar-bar, seperti bright contohnya.
mendengar kata-kata belaan dari win untuk bright membuat luke sedari tadi diam. dengan raut wajah yang tidak bisa di tebak.
mike yang tau win sedang merenggut pun mencoba mengalihkan pikiran laki-laki yang sebentar lagi baru menginjak 17 tahun itu. "yaudah, ayo, ke kantin,"

KAMU SEDANG MEMBACA
HEALING
FanfictionBright yang dingin, bermulut tajam dan disegani disekolah karena sifatnya yang kasar menyukai Win, seorang anak laki-laki yang disegani karena kepribadiannya yang lembut dan visualnya yang menggemaskan. Jika manusia biasanya memiliki malaikat dan se...