11. Kepikiran

1.7K 187 7
                                    

Silahkan bagi yg mau vote dan komen hehe🖤

***

Mata elang berwarna cokelat itu menatap datar ke arah jendela sejak 30 menit yang lalu, dengan tangan kanan yang sibuk memutar-mutar pensil serta mulut dan tatapannya yang terkunci rapat.

"Coy, abis ini pelajaran apa?"

"Seni budaya, kenapa? mau kabur lo ya?"

"Jelek amat anjing, gua dimata lu."

"Ya iyalah, abisnya tiap hari gue gak pernah liat lo dikelas sih,"

Bright yang masih pada posisinya menarik sudut bibir sebelah kanannya, tertawa kecil mendengar percakapan Off dengan salah satu teman sekelasnya.

Ditengah damainya jam pelajaran kosong ini tiba-tiba suara teriakan seorang siswa memekakkan di kelas.

"GUYS!"

"Ape?" sahut malas teman sekelas lainnya.

"Kita seni budaya campur sama kelas 11 IPA 4 ya?"

Sret!

Tawan yang tadinya sedang tertidur langsung terbangun saat mendengar ucapan Thanat barusan, buru-buru ia menengok ke belakang, begitu pula dengan Off yang reflek menoleh ke samping, menatap Bright.

"Kata siapa lo?" tanya Tawan cepat sambil membenarkan posisi duduknya.

Thanat mendekati ketiganya. Lalu mengambil posisi duduk di meja tempat Tawan tidur.

"Tadi kata Bu Pan," Jawab cowok itu enteng.

"Tumben banget dah kita dicampur gitu kelasnya?" Kata Off sesekali menengok kearah sahabatnya yang belum bereaksi apapun.

Padahal ia kira setelah mendengar kata IPA 4, Bright akan langsung menoleh heboh karena itu adalah kelas Metawin, kelas dimana orang yang ia sukai berada. Namun alih-alih heboh, Bright malah masih terdiam menatap luar jendela. Tapi walaupun laki-laki dingin itu tidak bereaksi apapun, mereka yakin didalam hati Bright pasti langsung bereaksi.

Tak lama mereka mengobrol, bunyi bel tanda pelajaran berikutnya pun berbunyi tanda pelajaran seni budaya sebentar lagi akan di mulai.

"Padahal seharusnya mereka sekarang pelajaran bahasa."

Bright hanya diam menatap jalan didepannya dengan lurus, tidak menjawab ucapan Tawan.

Semenjak mereka mengobrol tentang kelas campuran, Bright sama sekali belum membuka suaranya. Walaupun Bright memang pendiam, tapi diamnya sekarang membuat kedua sahabatnya sedikit bertanya-tanya kenapa dan ada apa.

Saat ketiganya sudah sampai di kelas 11 IPA 4, ternyata dikelas itu sudah di tambah tempat duduk untuk kelas 11 IPA 1 hingga kini berjumlah 40 siswa dikelas itu.

Sebenarnya Bright tidak berniat untuk mengedarkan pandangannya saat ia baru saja menginjakkan kakinya di kelas itu, namun sosok ceria itu langsung tertangkap oleh obsidian tajamnya begitu saja tanpa seizinnya.

"Mas Brian!" Seru objek penglihatannya dengan senyum andalannya hingga reflek langsung membuat ekspresi dingin Bright meluntur dan senyum simpul pun langsung tercetak dengan jelas.

"Gila! Metawin emang luar biasa ye, temen lo dari tadi natep orang udah kayak mau ngebunuh, giliran di panggil 'Mas Brian' langsung lebar tu senyum,"
Sontak, Off langsung terbahak mendengar kata-kata sarkas Tawan, apalagi pas bagian 'Mas Brian' mulut cowok itu sedikit melengkung ke bawah seakan meniru kata-kata Win tadi.

Sret!

Off yang sedang terbahak dan Tawan yang tadinya sibuk melemparkan kata sarkas kepadanya langsung terdiam saat tatapan membunuh Bright kembali dilayangkan kearah mereka. "Ampun Om."

HEALINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang