Silahkan bagi yang mau vote dan komen🖤
***
Sepasang mata itu terus saja menatap sosok yang duduk baris ketiga diurutan terakhir sejak 10 menit yang lalu dalam diam. Entahlah kenapa matanya tidak bisa berhenti menatap sosok itu.
Pikirannya terus melayang dengan berbagai macam prrtanyaan memenuhi kepalanya dengan sesekali ia menghela nafas lesu hingga membuat guratan tanya anak disebelahnya."Are you Okay, Win?" Tanya anak laki-laki dengan tubuh lebih pendek yang diketahui bernama Gun itu.
Win yang titik fokusnya benar-benar hanya tertuju kepada Bright mengangguk pelan tanpa mengindahkan pandangannya yang kalau ia sadar pasti lama kelamaan akan merasa pegal pada lehernya.
Tak ingin bertanya lebih lanjut, Gun hanya mangut-mangut dan kembali memperhatikan ke arah depan.
"Jane sakit ya?" Disela-sela kegiatannya, tiba-tiba suara Bu Tama terdengar lumayan keras hingga membuat Win reflek memutar kepalanya ke arah depan kelas.
"Ya udah gini aja ya," Wanita itu mengedarkan matanya menatap dua anak adam itu bergantian dengan senyum yang terulas. "Bright sama Win dan Jan sama Jane. Nanti ibu kasih waktu lebih buat mereka nyampe mereka sembuh."
Bright yang tadinya asik menatap luar jendela, mendengar Bu Tama menyebut namanya membuatnya sontak menatap wanita yang berdiri didepan kelas dengan tatapan datar namun penuh makna. Tak terkecuali dengan Win yang tanpa babibu langsung menoleh ke arah Bright yang ternyata juga sedang menatapnya dengan senyum tipis di ekspresi dinginnya, membuat Win juga ikut melebarkan senyum cerianya.
Dari tempat duduknya, perlahan Bright bergumam lirih.
Seriously?
***
"Hidup gak adil banget!" Seru Tawan menggebu-gebu.
"Gak adil gimana sih, Nyet?!" Sahut Off yang sudah bosan mendengar Tawan yang terus saja mengatakan hidup tidak adil hanya karena Bright dan Win yang berada disatu kelompok.
"Ya gila aja, anjing. Ketika Bright mencoba buat jauhin Win eh malah disatuin. Lah gue yang nyoba ngejar-ngejar Hin dari jaman Rasul gak pernah digubris???!"
Sembari menghisap rokoknya, Bright tertawa pelan. "Sotoy lo! siapa deh yang mau jauhin Win?"
Tawan memutar kedua bola matanya, malas. "Pura-pura bego! padahal udah nyampe bikin anak orang galau."
Bright hanya tertawa kecil dan geleng-geleng pelan sebagai responnya.
"Eh ngomong-ngomong tugas seni lo gimana?" Lanjutnya beralih kepada Off.
Tiba-tiba Off mendengus kesal. "Gimana apanye? berisik banget anjir si Gun! baru liat gue anak se-berisik dia."
Beright mengangkat keningnya. "Berisik gimana?"
"Gak pernah biarin gue diem bentar. Gue lagi mau tidur dengan santainya nelpon cuma buat bilang udah beli ini belum udah beli itu belum? Bacot dah!"
"Bagi rokok," Tawan menoel lengan Bright. "Ya idep berarti namanye. Kalo doi gak gitu mana jalan tugas lo?!" Katanya setelah diberi bungkus rokok oleh Bright.
Off mengernyitkan keningnya, jengkel. "Lagian masih lama ini ngumpulinnya."
"Eh, apa gue bilang aja ya ke Bu Tama buat ganti kelompok? gue sama Jan atau Jane gitu,"
Tawan menggeleng cepat. "Ribet lo! pake misahin Upin Ipin segala."
Bright sontak terbahak mendengarnya. "Perumpamaan lain kek anjing!"
KAMU SEDANG MEMBACA
HEALING
FanfictionBright yang dingin, bermulut tajam dan disegani disekolah karena sifatnya yang kasar menyukai Win, seorang anak laki-laki yang disegani karena kepribadiannya yang lembut dan visualnya yang menggemaskan. Jika manusia biasanya memiliki malaikat dan se...