4/1
Maka dari itu, walau Win merasa kesepian dirumah, ia tidak pernah merengek kepada ayahnya untuk pulang dan menemaninya.
Win cenderung akan mengganti kata kata itu dengan,
'Daddy, jangan lupa makan siang.'
'Don't miss your dinner, Dad.'
'Daddy jangan terlalu capek, ya.'
Lagi pula, sebelumnya juga ia sudah pernah tinggal sendirian di New zealand selama beberapa tahun, jadi ia tidak terlahir manja bagaimana kelihatannya dan seperti bagaimana Joss dan Mike menjaganya. namun, karena terjadi sesuatu disana, akhirnya sang ayah memutuskan Win untuk kembali menetap di Indonesia.
Memikirkan hal itu, membuat mata yang biasanya memancarkan keceriaan itu kini meredup. Sorot matanya terlihat kosong.
Tak ingin berlarut dalam kesedihannya, Win menggelengkan kepalanya cepat dan segera menuruni tangga sembari bergumam kepada dirinya sendiri, "Daddy udah dinner belum, ya?"
guk! guk!
Mendengar suara lumayan kencang dari sampingnya secara tiba-tiba, membuat langkah kaki Win reflek mundur. Lalu matanya dengan cepat mengedar mencari sumber suara.
Ah, ternyata anak anjingnya.
Laki-laki ber-hoodie merah maroon itu mengusap dadanya pelan, berusaha menetralkan detak jantungnya. "Cantikku, daddy kageet.."
Win berjongkok untuk anak anjingnya yang sudah ia rawat selama hampir 6 tahun itu."Kok cantiknya daddy jam segini masih diluar?" mengerti di ajak bicara, anak anjing berjenis Chihuahua itu menjilat wajah Win dengan antusias, tak ilah membuat Win gemas melihatnya dan langsung memeluknya.
"Eeyy.. daddy kangen charlotte.."
"Cantiknya daddy kesepian, ya?"
guk!
Seperti mengerti apa yang dikatakan win, anjing berbulu putih itu menggonggong. Win mengulas senyum tipis. "maaf ya, Daddy jarang nemenin Charlotte main,"
guk!
"Daddy juga kesepian, sayang.." gumamnya setengah melamun.
Cklek!
"Win?"
Mndengar suara pintu yang terbuka dan seseorang memanggil namanya, Win langsung menengok.
Wajah murung itu tak lama kembali mengulas senyum yang perlahan melebar. "Ah, bener, masih ada mbak Kia," ujarnya entah kenapa ia merasa lega akan hal itu.
"Mbak kok belum tidur?" Kata win balik bertanya.
Wanita itu perlahan mendekati win. "Seharusnya mbak yang nanya gitu, mbak mah lagi nemenin Charllote yang masih belum mau tidur, berisik soalnya dari tadi,"
Win tertawa mendengarnya.
"Anak ganteng kenapa belum tidur?" tanya lembut wanita berusia hampir 40 tahunan itu sembari dielusnya lengan anak yang sudah ia asuh sejak bayi itu.
Selesai mbak Kia mengatakan itu, Win mendadak cemberut sendiri. "Mbak doang yang bilang win ganteng,"
Mbak Kia yang awalnya bingung, tak lama terkekeh saat sudah mengerti apa yang di maksud win. "Kok cuma mbak doang? 'kan Win emang ganteng," katanya setengah meledek namun sedikit ia sembunyikan.
Win mendengus. "Apaan! yang lainnya manggil Win bayi, manis, imut malah kadang cantik, ish!"
"nggak ngerti deh Win juga mbak sama mereka," katanya ngedumel sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEALING
FanfictionBright yang dingin, bermulut tajam dan disegani disekolah karena sifatnya yang kasar menyukai Win, seorang anak laki-laki yang disegani karena kepribadiannya yang lembut dan visualnya yang menggemaskan. Jika manusia biasanya memiliki malaikat dan se...